Thursday, December 30, 2004

Di ujung Senja 2004




Sebentar lagi, tanggalan masehi 2004 akan habis, berganti 2005. Yang udah pasti, kita manusia bertambah umur. Makin dekat kubur. Heh :-P

Hummm, kalo inget ritual tahun-tahun baru yang lalu, jujur aku sendiri lebih seneng menghabiskan waktu di rumah (soalnya Jakarta udah pasti macet), selalu aku lewati dengan segala kemeriahannya. Masa-masa ‘tahun baruan’ dengan hura-hura bukan ga pernah aku jalani. Udah lagi! Jaman kuliah dahulu kala bareng temen-temen buka kamar di hotel berbintang. Malam tahun baru kita lewati dengan ngobrol, ketawa-ketawa, trus pas tengah malam keluar hotel tiup trompet, udah gitu begadang sampe pagi.
Atau tahun baruan dilewatkan dengan nginep sama temen se-gank (taelah……kuna banget yak istilahnyah!) di rumah salah satu temen kita. Trus masih dengan menu yang sama, ketawa-ketiwi dan begadang! Jarang dilewati dengan tafakur (sekali-kalinya pernah juga sih, jaman kuliah dulu lewatin malam tahun baru ikutan pesantren kilat, itu juga sekali-kalinya).
Trus juga keliling Jakarta, liat kemeriahan tahun baruan. Kayaknya bisa dipastikan seluruh penduduk Jakarta, larut dalam kegembiraan tradisi ini. Petasan dan kembang api dibakar, memerahkan langit Jakarta. Panggung-panggung keria-an didirikan hingga ke pelosok kota ini. Pokoknya tahun baru means perayaan besar.

Kayaknya ga adil ya kalo tahun ini perayaan besar seperti itu tetap juga dilangsungkan, sementara saudara-saudara kita di ujung Utara negeri ini sedang dirundung duka. Mereka bukan hanya butuh sumbangan kita…..trus….selesai. Bukan..…bukan itu aja. Betapa masih banyak mayat-mayat yang bergelimpangan di sana dan belum dikuburkan. Betapa banyak tubuh-tubuh telanjang yang membutuhkan pakaian untuk mengusir dingin. Betapa banyak perut-perut lapar yang harus diberikan makanan. Betapa banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan dekapan kita sebagai penghibur duka mereka.
Adakah terpikirkan oleh kita, arief kah kita dengan tetap menjalankan ritual itu?

Salut buat Unilever Indonesia yang membatalkan acara menyambut pergantian tahun di Kafe Taman Semanggi. Salut buat BSM yang juga membatalkan acara Milad-nya di penghujung tahun ini, dan mengirimkan seluruh kaos Milad ke Aceh. Salut buat semua yang masih peduli sama saudara-saudara kita di NAD sana.

Sebentar lagi tahun baru, kalau masih diberi umur panjang, InsyaAllah kita bertemu lagi tahun depan. Kantor libur, komputer mati, artinya beranda rumah cyber kami juga akan sepi. Untuk sejenak.
Tidak ada yang istimewa yang akan kami berdua lakukan, mungkin hanya merenung dan bersyukur, betapa begitu luas karunia Illahi pada kami berdua. Atau malahan hanya kita lewati begitu saja, tidur bouw! :-P
Apapun yang kami berdua pilih untuk malam tahun baru nanti, ketika kalender 2004 diturunkan, kami berharap agar kami selalu bisa bersyukur atas semua yang Dia berikan untuk kami, baik dalam lapang….maupun sempit kami.

Selamat Tahun Baru……selamat punya kalender baru & agenda baru….selamat berlibur….titip-titip beranda kami yaaaaa…….

"Wahai anak cucu Adam,
engkau hanyalah kumpulan dari hari-hari yang terhitung.
Bila berlalu satu hari berarti hilanglah sebagian darimu.
Jika hilang sebagian darimu maka bertambah dekatlah saat kematianmu.
Kalau engkau sudah mengetahui hal itu Maka segeralah berbuat!
(Beramal, bersiap dan berbekallah)."


( Hasan al-Bashri )



Sekilas info :
Saat ini PMI pusat sedang membutuhkan banyak relawan yang akan dikirim ke
Aceh dan sekitarnya
Persyaratan:
1. Memiliki Kartu Identitas
2. Sehat fisik dan Mental
3. Mendapatkan ijin dari Orang tua/ Keluarga
Segera kirim bio data ke : sdmpusat@pmi.or.id


(pengen euy…….apadaya ga boleh sama suami :-P)


Wednesday, December 29, 2004

Kuburan Masal itu Bernama A C E H




Hari pertama masuk kantor, meja udah ‘full’ sama kerjaan yang aku tinggalin almost 1 minggu, Alhamdulillah karena perencanaan yang baik ga terlalu bikin aku jadi heboh (tapi tetep….status di YM ..”Baru masuk, jangan ganggu duluw!”).

Aceh, sebuah propinsi di Utara Indonesia sedang jadi berita. Hampir seluruh wilayahnya luluh lantak oleh gelombang Tsunami, tak terkecuali penghuninya. Karena cuti kemarin, aku jadi punya kesempatan ‘melototin’ si ‘kotak ajaib’ seharian (sampe mamah bilang, “ga capek Ta, liatin acara itu trus”) Breaking News di Metro TV tentang ‘Indonesia Menangis’. Masya Allah! Negeri yang begitu indah itu hancur! Rata dengan tanah, ribuan mayat bergelimpangan. Anak-anak kehilangan orang tua-nya, orang tua kehilangan anak-anaknya. Aceh lumpuh……
Mamah sih udah ga kuat liat tayangan keadaan bumi Serambi Mekah itu pasca gempa. Sedih……katanya.
Mas Indra sendiri kehilangan 8 orang teman-temannya yang tugas di Banda Aceh. Tapi Alhamdulillah, teman-temannya yang bertugas di Pulau Simeuleu, selamat semua. Mereka kontak ke Jakarta kemarin, mengabarkan kondisi mereka. Katanya mereka selamat setelah menyingkir ke perbukitan dan tinggal disebuah rumah disana. Alhamdulillah!

Aceh....terlalu lama mereka menderita. DOM, Darurat Militer, Darurat Sipil, penguasa yang dholim....entah dengan apalagi mereka akan dicoba. Sementara rakyatnya, saudara-saudara kita itu, betapa mereka berikan harta mereka untuk kemerdekaan bangsa ini, betapa mereka merelakan buminya dijarah saudaranya sendiri.
Waktunya kita membalas kasih sayang kita pada mereka!!!

Subhanallah…..rasa persaudaraan itu masih ada, aku dengar posko-posko didirikan, tadi pagi pun bantuan-bantuan sudah banyak yang disalurkan. Aku dengar berita dari pengurus PKS, Aceh butuh relawan hingga 10.000 orang, untuk evakuasi dan penanganan pasca gempa. Di Halim sendiri dari tadi pagi Hercules AURI sudah berangkat ke Aceh. Beberapa perusahaan penerbangan menyediakan flight gratis, untuk mengangkut bantuan ke sana. Hummmmm…….kalo ga bisa bantu banyak, dengan segala keterbatasan kita, kiranya kita bisa berdoa pada Yang Kuasa,

Robbana…….apapun yang telah terjadi di sana, janganlah Engkau musnahkan mereka.
Ampuni segala kesalahan kami, aku yakin kami semua punya andil yang membuatMu murka. Kami memang hambaMu yang telah mendholimi diri kami sendiri. Berbuat maksiat dan kerusakan di muka bumiMu ini. Tak adakah pintu ampunanMu untuk kami?

Robbana…….kami yakin…dibalik segala anugerah dan cobaan yang Engkau berikan, Engkau berikan hikmah, agar kami berpikir. Jangan Engkau tutupi hati kami Ya Allah……sehingga kami semakin jauh dari Mu. Jadikan kami hamba Mu yang selalu bersyukur dalam lapang dan sempit kami.
Ya Allah……saudara-saudara kami yang berada di Aceh sana sudah terlalu sering di dera coba, sayangi mereka, wahai Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Ampuni segala kesalahan mereka, terimalah mereka yang tewas disana sebagai syuhada. Beri mereka kesabaran dan keteguhan hati dalam menerima cobaan dari Mu. Gantilah mereka yang telah tiada dengan generasi yang lebih baik lagi dari kami semua.
Lunakkan hati-hati keras para ‘angkara’ agar ada rasa kasih dan sayang di antara kami.
Kami sadar, kami hanyalah setitik debu yang tiada berarti dihadapanMu. Sayangilah kami, janganlah Engkau tinggalkan kami. Beri kami petunjuk Mu….selalu…..
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa.


"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS 7:96)

Notes
sedikit info buat yang mo memberikan bantuan, bisa dititipkan pada:

Posko Bantuan Angkut Sosial
Mabes TNI Lanud Halim Perdanakusuma
021 - 8019035


InsyaAllah akan dibawa dengan Hercules milik TNI AU

Friday, December 24, 2004

Selamat Jalan Kawanku.........

Namanya Rizki Akbar Biran. Dia temanku ketika di SD dulu (udah lama ya Riz, waktu berlalu). Pagi ini aku tersentak akan berita kepergiannya di televisi. Helikopter Puma yang kendarainya menabrak pegunungan Dieng di Wonosobo.

Mungkin tak banyak kenangan tentang dia, karena dia pindah ke sekolahku (SD Angkasa I Halim) ketika dia kelas 5 (atau kelas 6 ya Riz?). Anaknya cenderung pendiam (terus akhirnya jadi rame karena sering digodain temen-temen) tapi sebetulnya dia periang. Wajahnya lugu dan setiap yang mengenalnya pasti akan punya kesan, RAMAH. Ya...dia memang ramah. Lumayan cerdas dan supel bergaul. Yang paling aku inget, kalo dia sholat di masjid deket rumah, pasti pake sarung. Lucu buat anak seumuran dia waktu itu. Langka.

Lepas SMP kami berpisah (kalo ga salah, dia trus sekolah di sebuah SMP dibilangan Cawang), tapi kabar tentang dia masih kudengar hingga kami semua lulus SMA, katanya dia diterima di AKABRI Udara, trus katanya juga dia jadi Penerbang. Duh Alhamdullillah! Semua temen-temenku sukses.

Sampai tadi pagi, kudengar kepergianmu diusiamu yang begitu muda. Selamat jalan ya Riz……Dengan cara apapun dan bagaimanapun, kita semua akan menuju tempat yang sama. Hanya menunggu waktu. Doa kami semua untukmu, semoga engkau di tempatkan di sisiNya, dan semoga yang Maha Rahman dan Rahim mengampuni semua dosa dan kesalahanmu.

Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un, Selamat jalan Kawanku…Selamat Jalan…….

Kamilah yang menentukan kematian di antara kamu, dan tiadalah kami dihalangi (QS 56:60)

Thursday, December 16, 2004

B-4 Cuti (hanya ingin berbagi)




Hihihi…nyuri waktu nih……lagi pengen nulis, soalnya dalam 1 minggu ke depan aku bakalan cuti (hehehe, nyari salju, kidding deng!!!), lagi pengen istirahat ajah. Feel Fed Up ajah sama kerjaan.
Dan karena pengen pulang ke Jatiwarna, kangen sama tempat tidur jaman masih gadis dulu (deuuuu…kesannya koq tua pisan ya?!).

Dari kemaren udah nyicil kerjaan, soalnya rencana masuk tanggal 27 December gituh, dah deket sama tanggal laporan, jadi kudu prepare yang mateng, soalnya pas tanggal itu, selain diuber laporan akhir bulan sekalian juga diuber laporan akhir tahun plus audited pulak! Nah, yang ini yang bikin bete, soalnya kalo ga sama, bisa ga libur tenang tahun baru nanti (males banget khan ke kantor saat teman-teman lain enak berlibur).

Sedikit tip sebelum liburan panjang (ini yang aku pake waktu mo cuti nikah awal tahun lalu, dan Alhamdulillah No Complaint jheh!):

1. Cari orang or temen yang pas buat kita delegasiin kerjaan kita, titip-titip sama tetangga sebelah biar di follow up.
2. Siapin map or document keeper, kalo-kalo ada file-file or document yang ga perlu di follow up (tapi perlu di filing) sementara disimpan disitu, daripada ngerepotin tetangga sebelah.
3. Bikin listing kerjaan yang harus di follow up sama tetangga, dan jangan lupakan jasa tetangga, sepulangmu dari berlibur (bawain oleh-oleh keq!).
4. Spent your last day b-4 cuti buat kelarin smua kerjaan (jadi ga ada yang pending), kasian tetangga juga khan kalo dibebani kerjaan terlalu banyak.
5. Bikin peta dokumen di space work kita, mana tau ada orang yang butuh sama dokumen itu, ga perlu telpon kita khan….(bete donk, kalo kita lagi diluar kota trus ditelpon soal kerjaan)
6. Kirim imel baik ke semua pihak yang ada hubungan kerja dengan kita, tell them I’ll be on leave buddy!!!!! Hehehe, maksudnya……kabari siapa person in charge yang bisa mereka cari, while we’re out.
7. Sebelum pulang, periksa kunci laci, barang-barang yang ada di laci yang harus kita bawa pulang kalo kita cuti. Males khan…kalo diperjalanan tiba-tiba inget kayak buku tabungan ada di laci kantor. Trus kalo udah dalam perjalanan pulang, ga usah mikirin lagi kerjaan. Pikirin aja…..libur euyyyyyyyy, asekkkkkkk.

Okay sobat, itu aja yang bisa aku bagi, mungkin banyak yang punya kiat persiapan sebelum cuti, yang lebih oke dari aku, dan juga tips ini mungkin cuma berlaku buat profesi tertentu. Cuma, kalo buat aku, ya itu aja yang aku kerjain, dan karena ingin berbagi ajah ;)
Senin sampai Jumat, I’ll be on leave, doakan saya baik-baik saja. Smoga bisa berbagi crita di pekan depan.


Tuesday, December 14, 2004

Indonesian Muslim Blogger





Alhamdulillah sejak bergabung dengan blogfam Mei 2004 lalu, aku jadi nambah sodara. Cyber sodara, aku sebut.
Dari yang tadinya iseng, sekarang aku jadi hobby nge-blog. Kalo seminggu ga nyetor tulisan, kayaknya ada yang ilang (ga peduli tulisannya jelek ;p).

Awal pertama dikenalin sama dunia blog, atas jasa T.W. Yang ngedandanin blog ku juga dia.Trus kalo ada yang error, kayak kemaren sotbox aku tiba-tiba ngaco, ya dia juga yang pertama kali aku teriakin buat minta tolong.

Trus lama-lama temen-temenku mulai banyak, sampai kemarin waktu blogwalking di blog-nya salah satu sahabat, aku liat ada komunitas bloggernya muslim. Trus diajakin joint sama salah satu sahabat. Aku tertarik. Segala hal yang dapat memberiku ilmu selalu membuatku dahaga dan ingin menjadi bagiannya.

Tadi pagi aku submit untuk joint komunitas itu. Prosesnya ga lama, pagi tadi aku udah di sapa moderatornya, trus langsung didaftari. Mba Hanum namanya. Lewat YM, aku dibantunya untuk menambahkan banner Indonesian Muslim Blogger. Alhamdulillah, now I’m part of them. Smoga keberadaanku bersama IMB membawa manfaat buat kami smua.

Amien……


Monday, December 13, 2004

Kenapa Sophie?




Ya…kenapa Sophie, kemarin liat advertorial spot-nya salah satu televisi swasta. Gileeeeeee mennnnn……mosok dia mo bikin “Exclusive menjelang hari bahagia Sophia Latjuba”. Engga sirik sih. Cantik….ya…memang dia cantik. Terkenal…udah pasti! apalagi dengan tingkah lakunya yang SENSASIONAL!!!
Cuma yang sekarang menari-nari dalam pikiran aku, kenapa hari-hari menjelang pernikahannya harus menjadi tayangan yang eksklusif, diliput sampai seminggu lamanya?

Terus terang aku mengagumi profesi wartawan, mereka selalu punya semangat berjuang dalam mendapatkan berita. Apapun akan diterjangnya demi mendapatkan berita. Ga peduli meskipun harus menyabung nyawa (cieeee, iya donk! Wartawan untuk di daerah konflik toh?!). Tapi koq masih ada yaaaa wartawan yang mencari berita demi hal-hal picisan kayak gini. Sorry yaaa kalo yang baca ada yang wartawan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada profesi itu, apa masih cocok ya, acara macam meliput seseorang selebritis terkenal dijadikan siaran langsung ataupun berseri di media televisi?
Kenapa engga menayangkan acara-acara yang lebih bernilai mendidik? Apalagi pada jam yang lebih banyak anak-anak kita yang akan menonton televisi (sore toh?!).
Aku masih lebih salut pada televisi yang menayangkan acara dunia binatang, atau acara petualangan menyelusuri indahnya negeri kita ini.
Aku koq merindukan tayangan yang bisa menggugah nurani bangsa ini daripada sekedar menghibur, setelah itu selesai, tanpa kesan.
Bukankah masih banyak tokoh-tokoh besar lainnya yang bisa diangkat kisahnya?
Kenapa bukan orang-orang seperti Panglima Besar Sudirman, Hamka, YB Mangunwijaya, Ibu Sud, ataupun orang-orang besar lainnya dibidangnya, yang masih bisa diangkat kisah dan perjuangannya. Apa sih yang mo kita ajarkan dan tinggalkan kepada anak-anak kita kelak? Rindu euy, pada tayangan yang punya nilai lebih, daripada sekedar mengurusi kehidupan orang lain yang (menurut aku yaaaaa) ada ga sih nilai yang bisa kita jadikan panutan.

Kalo hanya mencari hiburan, kenapa ga nonton film aja sekalian yaaaa (atau sekalian nonton ‘Dora The Explorer deh, biar tambah pinter! Hehehe, ga nyambung khan?!).’

Atau sedemikian parahkah bangsa kita, sampai-sampai mengorbankan nurani demi materi?

***

Notes: ditulis ketika sedih melihat televisi Indonesia yang semakin ga keruan.


Friday, December 10, 2004

Life is Beautifull




Tadi pagi di metromini ketemu sama orang yang kemaren udah nyerobot bangku aku. Trus aku liatin dia, ga berkedip. Orang itu jadi salah tingkah dan ga berani berdiri dekat aku.

***

Ceritanya berawal dari kemarin pagi. Tumben……perasaan minggu ini jalanan harusnya masih sepi, soalnya anak-anak sekolahan khan lagi pekan ujian, ternyata kemarin itu jalanan Dursa padat banget. Hampir semua metromini yang lewat penuh. Berhubung jam di tangan sudah menunjukkan pukul 7 kurang, akhirnya kita berdua nekad naik metromini yang penuh itu. Berdiri. Mana perut lagi sakit lagi ;p.
Aku sengaja berdiri dekat anak SMP, karena aku piker lewat macet-macetnya proyeknya Pemda, pasti mereka turun.

Waktu anak SMP itu bersiap mo turun dan aku bersiap mo duduk. Ga diduga, dari depan dekat pintu, ada seorang lelaki, kurus, hitam, dan berumur sekitar 30an akhir sampai 40an awal, mendesak masuk dan langsung duduk di tempat yang aku mo duduk.
Aku cuma bisa bengong. Kesal. Mas Indra ngedumel “nyerobot aja sih, ga tau apa orang udah nunggu dari tadi buat duduk.” Anak SMA yang duduk disebelah lelaki itu ikut tersenyum kecut, memperhatikan kelakuan lelaki itu.
Aku memang ga mengumpat. Tapi sepanjang perjalanan mataku ga lepas dari dia. Lelaki itu jadi salting sendiri. Mungkin jauh di hati dia, merasa ga enak juga udah menyerobot bangku. Sampai akhirnya aku duduk juga disebelahnya, tapi tetep…masih kesal sama kelakuannya.

Di depan RS Mitra, lelaki itu turun, dari seragamnya, mungkin dia pegawai “domestic affairs” (bagian dalam-nya yang ngurusin bersih-bersih tuuuuu) rumah sakit tersebut. Tiba-tiba, rasa iba-ku datang, kenapa aku harus bersumpah serapah padanya? Hanya karena dia menyerobot, trus umpatan ‘sejuta topan badai’ haruskah ku tumpahkan padanya?
Perasaan itu yang berulang lagi tadi pagi, ketika dia kembali naik metromini yang sama. Engga ngerti apa memang karena metromininya penuh, atau karena ga disengaja, kali ini giliran aku yang duduk, dan dia terus berdiri sampai tujuannya. Ga ada satupun penumpang yang turun dan memberikan bangku padanya. Dia berdiri di dekatku, jadi aku bisa melihatnya dengan jelas.
Ya…..saat itu hanya rasa iba yang ada. Ingat kata-kata Pak Deddie, ketika aku mengadu padanya, waktu dulu ada orang yang berkata ketus pada ku.

“Ta…….ga perlu kamu sumpahi itu orang, mungkin HIDUP-nya lebih menderita dari kamu, mungkin kamu akan lebih ringan kalo kamu berkata Ya Allah, maafkan dia, dia ga pernah tau kalo perkataan/perbuatan dia menyakiti aku.”

Iya…ya, buat apa aku mengutuk dia, buat apa mataku yang tajam harus menghunjam perasaannya. Bukankah lebih indah jadi orang yang dirindukan orang lain, ketimbang jadi orang yang ditakuti orang lain. Lagipula……Allah sendiri Maha Pemaaf, mengapa aku tidak?

Hummmmmm…….
“Ya Allah, maafkan dia…..dia tidak tahu dan tidak akan pernah tahu bahwa perlakuannya kemarin menyakitkan aku.”


Wednesday, December 08, 2004

KeCopEtan




Tadi pagi sebelum jam 8 pagi, tumben-tumbenan mas Indra dah telpon aku di kantor. Biasanya baru jam 8 or jam 8 lewat di telpon aku, just to say “met kerja ya honey”.

+ “Assalamualaikum”salamnya disana.
- “Waalaikum Salam, lho….Abi koq dah nyampe kantor sih?”ujarku heran “ngga macet yang?” soalnya waktu baru menunjukkan pukul 07.40-an.
+ “Engga, Alhamdulillah jalanan lancar,” sejenak dia terdiam “Yang, hapeku kecopetan”ujarnya datar, aku menghela nafas sejenak.
+ ”Tadi bis yang aku tumpangi penuh banget, trus aku ngga sadar, ternyata resleting kantong tas depan udah kebuka.”samar-samar aku dengar pembelaannya, tapi pikiran aku ngga tertuju pada tuturnya.
Duh….lagian seneng banget sih mas pake backpack, tas model ghitu khan riskan ato karna inspired by ‘Dora The Explorer’ kali! ;p (bathinku dalam hati).
Jadi ingat kejadian hampir sebulan yang lalu, waktu itu mas Indra kecopetan dompetnya. Tidak banyak uang yang hilang, hanya akhirnya kita harus disibukkan dengan pengurusan surat-surat penting yang ikut raib bersamaan dengan hilangnya dompet itu.

Mau marah? Ya engga lah! (biarpun hape itu hadiah ulang tahunnya dari aku), aku cuma menghibur diri sambil introspeksi “kurang amal kali kita bi” kataku ketika itu sambil menghiburnya. Cuma koq kejadian seperti ini terjadi di saat kita sedang disibukkan sama urusan rumah (Alhamdulillah, kami sedang dalam proses membeli rumah). Mengurus surat-surat yang hilang itu otomatis memaksa kita untuk ijin dari kantor, padahal buat urusan rumah aja, kita sudah kebanyakan ijin. Belum lagi dana tambahan yang harus keluar diluar perencanaan kita, padahal kita berdua juga sedang butuh dana dalam urusan rumah ini (duh…ni copet koq ga pengertian banget si sama kita).
Udah gitu, nomor-nomor yang ada di hape yang penting buat kita dalam mengurus urusan rumah, ikut hilang bersama dengan hape dan kartunya (Alhamdulillah nomor mas Indra ga usah ganti, jadi smoga orang-orang yang punya urusan sama kita masih bisa menghubungi dia di lain waktu).

Ya udah lah….mo gimana lagi, emang belon rezeki kita mungkin, tapi aku percaya, nanti pasti bakal ada gantinya. Lagian hanya barang semata, dari pada bikin orang yang aku sayang tambah feelin’ guilty, mending aku bilang “ya udah, besok kita beli lagi aja yaaaaaa.”


Monday, December 06, 2004

PETiR




Ada yang suka nonton Penghuni Terakhir ga? Trus ada yang nonton penghuni terakhir ekstradisi tanggal 27 Nov yang lalu? Mungkin dikit ya, soalnya ada yang lebih menarik di channel TV lain, forrest gump!

Kita berdua sempet nonton episode ekstradisi PETIR tanggal 27 Nov, dan sedikit gregetan. Ada salah satu anggota PETIR (stands for PEnghuni TerakhIR) yang minggu sebelumnya jadi Boss pada saat ekstradisi tanggal 27 Nov harus duduk di kursi calon terekstradisi. Minggu sebelumnya si Bapak ini (kebetulan kita berdua ngejagoin dia, soalnya kayaknya orangnya bae banget, hehehe, keliatannya lho……) jadi penyelamat orang yang jadi Boss di ekstradisi tanggal 27 Nov. Engga tau mungkin ini yang namanya “roda ga selalu di atas” nasib si Bapak tergantung pada orang yang sudah diselamatkannya. Sebagai info juga, si Bapak ini, katanya sih, belum pernah duduk di kursi ekstradisi sebelumnya (soalnya aku jarang nonton juga, jadi rada-rada ga ngikutin) dan katanya juga, dia ini jagoannya ibu-ibu (karena bae itu kali ya? Kliatan koq dari tampangnya, sekali lagi keliatannya lho…..), trus juga selalu dapet dukungan yang banyak (tapi kita berdua ga pernah ikutan ngirim sms, sayang pulsa euy, hihihi).
Nah…ketika saat si Boss diberi kesempatan menyelamatkan seorang yang seharusnya terekstradisi, ga diduga, yang dipilih dia bukan si Bapak yang telah menyelamatkannya, dari kursi ekstradisi melainkan seorang yang berkepala plontos yang selama ini justru telah mengecewakannya. Alasannya Tuhan juga memberi kesempatan umatNya buat bertobat (hehehe, naïf amat yak). Dan si Bapak pun kedudukannya semakin terancam.

Udah gitu saat ekstradisi tiba, hal yang diluar dugaan terjadi lagi, aku pikir si Bapak yang akan diselamatkan, karena dia dianggap sebagai penasihat oleh anggota yang lain dan kayaknya dia penengah kalo di antara mereka terjadi konflik. Diluar dugaan si Pemegang Kunci (yang punya tugas mengekstradisi) justru mengekstradisi si Bapak yang baik itu dan menyelamatkan seorang yang berbadan tambun yang sebetulnya orang ini selalu pesimis untuk menjadi pemenang (beda sama si Bapak yang punya keyakinan dan selalu optimis) dan dia pun sudah pernah diekstradisi sebelumnya namun mendapat kesempatan masuk lagi menjadi anggota PETIR.

Jadi ngambil pelajaran ni dari setori para PETIR itu. PERTAMA, jangan pernah berharap kebaikan kita akan dibalas orang yang kita tolong, karena terkadang mereka malah lupa sama kita. Mencoba berlapang dada aja lah….Hey…God does not sleep, does He?!
Dan jangan terus berharap pertolongan kita itu akan dibalas dengan pertolongan juga, karena ujung-ujungnya (lebih) sering menyakitkan (walaupun kita harus selalu ber-khusnudzon). Ya kayak si Bapak itu deh…..hampir dari semua anggota PETIR sudah diselamatkannya, tapi, justru dia disaat-saat hampir mendekati saat kemenangannya, justru terdepak oleh teman-teman yang pernah menolongnya itu.
Yang KEDUA kalo kita sudah melihat keberhasilan di depan mata, bukan terus kita boleh tidak hati-hati, terkadang, karena kelalaian kita, kesempatan itu akan pergi (soalnya pembelaan diri si Bapak tidak se-gigih anggota calon terekstradisi lainnya, mungkin karena dia yakin akan menang, seperti tuturnya di satu tabloid wanita hari ini). So…sebelum tujuan tercapai, keep on fighting men, jgn lengah! Dan jangan terlalu yakin-lah kalo kemenangan sudah di depan mata, takutnya malahan kita jadi lupa dan ga awas ghitu.
KETIGA, jangan lupa bahwa Allah-lah yang punya keputusan terakhir (setelah kita berusaha donk!) dan Allah pula yang tau yang terbaik buat kita (hehehe, mungkin lebih baik si Bapak yang baik itu terekstradisi daripada ngumpul sama yang bukan muhrimnya, lho…karena kan ada si INDRI! Mungkin lho……….).
KEEMPAT, it’s just a game, jangan jadi serius ah! (hehehe)

Note: sebenernya…aku nulis ini karena kena imbasnya ibu-ibu yang ikutan suebel, gara-gara Pak Asep TEREKSTRADISI (hehehe). Btw, yang terekstradisi semalem sapa yak? Ga nonton euy, lebih menarik nonton PHILADELPHIA.


Friday, December 03, 2004

It's Sports Day (Have a Nice Weekend Yaaaaaa)




Di Jumat pagi ini, hampir semua penghuni kantor sibuk. Pasalnya hari ini adalah kali pertama pencanangan hari olah raga di lingkungan kantor tempatku bekerja. Beberapa teman yang jadi koordinator olahraga tertentu masih keliatan hilir mudik nyari pengikut.
Hehehe, biasa……di kantor ini emang kalo ada hal-hal yang baru suka heboh, tapi biasanya cuma buat beberapa kali aja. Tapi buat yang ini mudah-mudahan sih ga untuk sementara aja.
Bagus sih idenya (ngadain hari olah raga), sekalian bikin rekreasi buat karyawan (yang gratis tentunya! jadi kantor ga usah keluar dana besar) sambil menyehatkan karyawan (cieeeeee).

Beberapa hal menarik aku tangkap dari sobat-sobatku di kantor seputar persiapan menghadapi hari olah raga ini, misalnya Pak Salim, temen seruangan yang jadi koordinator Sepak Bola. Dari kemaren, si Bapak yang udah terbukti sukses menggelar acara jalan-jalan sambil tanding bola sama perkumpulan tarkam ini, sibuk mendaftar para peminat olah raga ini. Trus beliau nge-lobby boss buat dapet tambahan dana buat beli kaos dan sepatu. Ga heran sejak kemarin sampe hari ini dia sibuk mengukur sepatu calon pemain. Tau ga, kayaknya peminat untuk olah raga ini lumayan mbludak, soalnya dapet kaos plus sepatu bola greti!

Trus Mas Asep (masih temen seruangan juga), dia koordinator Tenis Meja. Meski ga seheboh Sepak Bola, dia tetep masih dapet anggota yang lumayan banyak. Terutama karyawan dari bagian teknik.

Ada lagi Mba Sylvie yang sibuk dengan promo Senam Aerobiknya. Buat olah raga jenis ini, peminat terbesar adalah kaum ibu.
Khusus buat gank ibu hamil (Encim dan Anie) katanya mereka ikutan bridge (ga ngerti sapa koordinatornya, jangan-jangan emang cuma mereka berdua aja lagi anggotanya ;p).

Trus aku sendiri ikut apa? Ssssstttt, berhubung olah raga yang disebutin di atas kurang menarik buat aku dan kebenerannya juga males buat jogging sore-sore gini, akhirnya mending aku ikutan tepak-tepok bulunya angsa di hangar or di runway alias maen badminton……hehehehe………berhubung belum ada lapangan bulutangkisnya, jadi masih numpang sama pesawat. Dengan fasilitas yang sesederhana mungkin (wong ga pake Net jheh!).
Lagian yang penting khan ikutan berolah raganya, terserah mo serius or engga. Biar ghitu tetep aja aku bawa CARBONEX-nya mas Indra (biar dibilang pro niiii), plus bawa raket 30rb-an yang aku beli di SOGO JONGKOK (lumayan, bakal modal nyari sparing partner).

Udah yaaaa, bentar lagi (jam 16.00 waktu halim) acara sports day-nya dimulai, dan kita karyawan smua, kudu ngumpul di lapangan. Smoga crita-ku bisa buat ide weekend sobat smua besok (olah raga deh…biar sehat).

So, aku mengucapkan have a nice weekend buat smuaaaaa sahabat mentari……..


Monday, November 29, 2004

Kita Harus Bersyukur (a Spirit of Monday)




Nikmat dalam hidup manusia kata orang bagaikan meminum air laut, makin diteguk, rasa dahaga itu makin menusuk. Kira-kira begitu kalo kita melihat kesuksesan ato keberhasilan orang. Kayak tadi, waktu sobatku yang selalu gerah denger temennya dapet ‘durian runtuh’ hehehe dia sibuk kepusingan sendiri, “Koq bukan gue siii” katanya “kayaknya gue juga kerja yang sama kerasnya dengan dia.” Waktu itu dengan sok tua-nya aku nasehatin dia, “tenang pren……tiap-tiap orang punya bagiannya masing-masing, suatu saat juga dirimu bakal dapet giliran…tenang aja……” ga sadar suatu saat pun aku bisa uring-uringan seperti dia.

Sobat, aku juga sering merasakan hal yang sama, denger my lunch-mate (temen jalan nyari makan siang maksudnya gituh) ngabarin tentang kehamilannya, rasa yang selama ini udah (alhamdulillah) bisa diredam, tiba-tiba membuncah!
“Duh….giliranku kapan ya Tuhan…..mosok dia lagi, khan dia udah ada dua….;(”

Manusiawi koq punya perasaan seperti itu. Tapi rasa seperti itu terkadang membutakan kita sama NIKMAT yang telah Tuhan berikan buat kita. Kalo udah gitu, ujung-ujungnya jadi kufur nikmat (Naudzubillah!). Kalo boleh jujur, sebetulnya banyak lho yang bisa bikin orang lain pun iri melihat apa yang kita punya dan betapa beruntungnya kita di mata mereka. Cuma kita tidak pernah menyadari itu, lagian jarang khan ada orang yang mo jujur bilang tentang hal itu ke kita (sobat, jangan merasa jadi orang paling tidak beruntung di dunia deh!).

Trus gimana ya buat meredam rasa itu, buat aku sih……berusaha buat ga selalu ngeliat ke ‘atas’ or ke ‘bawah’, balance aja gitu lho! Keseringan liat ke ‘atas’ bisa bikin kita tersandung, terlalu sering liat ke ‘bawah’ bikin kita jadi benjol (gara-gara kejedot).
Hehehe, maksudnya coba kita bercermin sama temen (ya…jangan yang jauh-jauh deh dari kita, yang kita kenal baik ajah), yang nasibnya sama, bahkan masih lebih beruntung kita dari dia. InsyaAllah, kita akan melihat ‘how lucky we’re!’ betapa Allah tuh sayang sama kita. Dan bukan berarti mereka yang sedang mendapatkan karunia free from problem lho!

Trus juga…jangan merasa Allah tuh ga adil sama kita, trus kita protes (woiii, berbuat yang aneh-aneh dan merugikan diri kita juga tanda protes kita lho sama Tuhan! So STOP doing things ANEH-ANEH!!! Yang rugi kita tau, kaum perempuan). Apa yang Allah berikan sama kita bukan tanpa maksud, berdoa-lah terus supaya kita tetap bisa mengambil I’tibar dari semua yang diberikan Nya dan selalu bersyukur dalam lapang dan sempit kita. Tenaaaang sobat…..giliran kita, pasti datang.

Okeh?!

Notes:
Buat seorang sahabat “make sure that he will come to you by God hands, don’t be hurry, and don’t ever search by loosing yourself”


Monday, November 22, 2004

Titip Rindu Buat Embah

Kalo sebagian besar Muslimin di Dunia merayakan Idul Fitri dengan suka cita, Idul Fitri (or Lebaran, commonly we say) kemarin Kamis 18 November 2004, kami kehilangan perempuan yang kami “sekeluarga besar” sayangi, Embah. Of course kami bahagia di Lebaran kemarin, karena masih diberi kesempatan dari Allah buat kumpul sama kami sekeluarga, termasuk sama Embah buat yang terakhir kalinya.

Aku mungkin engga akan crita tentang saat-saat terakhirnya Embah or How Nice & Generous She Is (karena InsyaAllah, beliau emang orang yang baik, setidaknya itu yang banyak dibilang orang), tapi izinkan saya bercerita tentang sepenggal kenangan aku sama dia (karena emang ga banyak, tapi dalemmmmmm banget!). Semua kenangan itu bagaikan rangkaian film yang diputar buat aku, saat aku berdiri memandangi jasadnya dari atas void di depan kamarku.

Mungkin aku yang paling beruntung dari cucu beliau yang lain, karena aku yang paling lama dekat dengan beliau (iya lah! wong cucu pertama!).
Liat foto dibawah ini, mengingatkan aku ketika waktu itu mamah lagi sekolah di Bogor, aku dititipin sama Embah di Pasar Minggu (tapi emang sejak kami kecil, mamah biasa menitipkan kita bertiga di rumah Embah, sambil nunggu mamah pulang ngantor di Pancoran yang lumayan deket sama rumah Embah di bilangan Pasar Minggu). Foto si cengeng yang ga mau ditinggal ibunya pergi sekolah. Inget banget….waktu itu Embah merengkuhku seusai shalatnya…..(liat deh mata aku yang masih berkaca-kaca habis merengek ditinggal mamah), selepas itu Embah mengajakku ke Ragunan (berdua aja, naek oplet!). Aku dipakaikannya sepatu, baju warna merah putih, dan ga lupa topi! Duh Embah……aku ga akan pernah lupa saat itu.




Saat aku dibangku sekolah dasar, mungkin aku yang paling rajin nginep di rumah Embah (saban wiken), inget kalo Embah masak nasi pake kukusan, trus beliau tumplekin di baskom kecil sambil dikipasin (biar dingin katanya), puncak nasinya pasti diberikannya buat aku….ditaburinya garam, trus aku makan sambil nangkring di atas meja dapur yang dari batu itu, disamping beliau yang terus mengaduk nasi…wuihhhhh nikmatnya. Yak ampun Embah…sampe saat ini aku masih sering crita hal ini lho sama Oma (mamanya mas Indra) tentang kenanganku bersama beliau.
Setiap Ramadlon, bisa dipastikan aku akan menginap di rumah Embah, kadang-kadang sampai Lebaran sambil melewatkan liburan disana (seperti yang pernah aku critain di awal Ramadlon kemaren tuh….).

Beranjak remaja, aku masih rajin di rumah Embah, bedanya saat itu ga pake dianter Papah dan Mamah lagi, karena dah bisa naik public transport sendiri. Apalagi ketika Aki pergi, Bi Nining & Nini Ukay menikah, aku tetap rajin nemenin Embah di rumahnya. Aku juga sempet tinggal beberapa lama di rumah Embah waktu aku kuliah di UI. Inget banget, bagaimana Embah selalu menunggui aku buat makan malam sepulang aku latian marching band.
Hampir semua temen-temen yang dekat dengan aku kenal dengan Embah, soalnya saban ada temenku, Embah tuh rajin menyapa, jadi ketika aku kabari mereka tentang kepergian Embah, mereka ikut merasa kehilangan.

Embah juga rajin memberi….adik-adik asuhku, tukang becak deket rumah, tukang sampah yang lewat depan rumah sering kecipratan rizki-nya Embah, beliau yang mengajari aku untuk soal berbagi ini. “Ga jadi miskin, kalo kita mo BERAMAL!” gitu selalu katanya.

Banyak hal dalam hidup ini yang diajarkannya kepadaku, seperti mengaji (dulu saban Maghrib, tivi harus selalu mati, ngaji! Gitu selalu katanya kepada kita)….sampai hal-hal buat ‘orang dewasa’ (maksudnya seperti resep masakan favoritnya gituh).
Embah selalu ingin memberiku sesuatu (katanya dia suka kasian liat aku…ah Embah, ada-ada ajah) seperti ketika aku lulus S1 dulu, ingin sekali dia belikan aku kalung ato gelang sebagai hadiah buat aku (sedih kali dia liat cucunya kayak lelaki, hehehe).
Akhirnya dia berikan juga aku sebentuk cincin yang guede buanget, hehehe, aku sampe malu make-nya, tapi ternyata cincin itu juga yang memperlancar penyelesaian tesis-ku (waktu itu aku kehabisan dana, trus aku jual deh!). Sedih kalo inget cincin yang dijual itu, tapi kata Embah….”Gpp Ta…..itu buat Tita….terserah sama Tita mo dibuat apa, Embah ikhlas!”
Satu nasehat yang diberikannya kepadaku dan semua anak dan cucu perempuannya.
“Perempuan itu harus CANTIK, harus SEHAT, dan harus KUAT”. Soalnya khan nanti ngurusin Suami & Anak. Kalo perempuan itu lemah, gimana mo ngurus keluarga...ghitu kata beliau.

Bibir beliau selalu basah dengan kalimat Tauhid dan mengaji lepas Maghrib terus dilakoninya walaupun katarak merampas penglihatannya (Subhanallah…dia hapal beberapa ayat suci yang panjang-panjang, jadi dia ga akan beranjak dari sajadahnya, hingga Sholat Isya-nya tertunai). Sampai akhir hayatnya dia seolah tidak ingin berhenti mengaji dan minta di-ngaji-in kalo dia sudah engga ada kelak (kata Embah, dia cuma ngaji kampung, jadi kalo ada orang yang ga setuju sama tahlilan, biar aja, yang pasti dia tetep pengen dingaji-in…ah Embah…..).
Hal itu pula yang membuatku ingin seperti dia, BISA NGAJI sampai ajal menjemput! Jadi……bila Allah mencabut satu persatu nikmatnya dari aku (seperti penglihatan misalnya), aku masih bisa membaca kalam Nya (InsyaAllah).

Trus Embah juga mengajari aku buat menyambung tali silaturahmi (waktu Embah masih sehat, aku sempat menemaninya silaturahim ke rumah kakak dan adiknya, saat iu beliau semua masih hidup), mungkin itu pula yang membuat beliau diberi umur panjang oleh Allah. Gara-gara rajin nemenin Embah silaturahim ke rumah sodara, aku lumayan dikenal sama sodara-sodara jauh Embah, dan kayaknya aku satu-satunya keturunan Embah (dan Haji Mardjoeki), yang pernah liat rupa ibunya Embah yang sudah pergi sejak Embah berumur 6 tahun, soalnya yang se-angkatan mamah pun ga ada yang pernah liat.

Hummmm….rasanya baru kemarin beliau minta dimasakkan air panas buatnya mandi, baru kemarin rasanya beliau minta dibuatkan teh, baru kemarin rasanya aku disuruhnya beli nugget, gula pasir dan detergen, baru kemarin rasanya diajarinya aku mengaji, baru kemarin rasanya dia bercerita tentang masa lalunya, baru kemarin rasanya aku memintanya jangan buru-buru pergi sebelum anakku bisa mengaji (kalo yang ini Embah suka tertawa, katanya “ya ampun, sekarang aja Tita belum nikah” – saat itu aku memang belum menikah)”, baru kemarin rasanya dia ikut berbahagia melihatku memakai baju pengantin betawi seperti yang diinginkannya, baru kemarin rasanya aku melihat senyum mengembang disela kelelahannya saat aku dan mas Indra mengajaknya jalan-jalan ke rumah Oma (kayaknya beliau bahagia banget waktu itu karena akhirnya ada juga yang mengajak dia jalan-jalan keluar dari rumah dan membebaskan dari rasa bosan yang mengurungnya karena ga bisa kemana-mana selain diam di rumah), baru kemarin…baru kemarin…..baru kemarin…..ah…sejuta penyesalan membuncah…kenapa hingga akhir hayatnya aku tidak sempat menggenapkan diri ini untuk melayaninya. Masih terlalu banyak inginnya, tapi diri ini terlalu banyak lalai memenuhi pintanya.

oooOooo

Yaa Ghofur…Yaa Afuuw….Yaa Tawwab……
Ampuni segala dosa dan kekhilafannya. Maafkan semua kesalahannya. Bukakan pintu Tobat untuknya. Beliau hanyalah seorang hamba…yang tiada lepas dari segalah dosa dan cela.


Yaa Rahman…Yaa…Rahim….
Sayangi dia. Lapangkan & terangi kuburnya. Lindungi dari siksa kubur. Jadikan kuburnya sebagai taman Firdaus Mu. Tempatkan beliau di sisiMu dalam tidur panjangnya. Dan pertemukan serta kumpulkan kami semua di hari akhir kelak bersama orang-orang yang beriman.
Jadikan kepergiannya menambah taqwa kami pada Mu dan membuat kami sadar…betapa Kuasanya Engkau Wahai Robb alam semesta dan betapa tiada berdayanya kami sebagai umatMu.





Wednesday, November 10, 2004

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1425H




Lewat ungkapan qalbu dan ketulusan nurani
Bersama kita mengikis kekhilafan.

Sebulan lamanya telah kita jalani
Shaum Ramadhan bulan ujian kaum beriman
Semoga yang Maha Rahman dan Rahim
menerima amal ibadah kita serta mengembalikan kita ke dalam fitrahNya

"Taqabbalallahu minna wa minkum,Shiyamana Wa Shiyamakum"
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1425H"
“Minal Aidin wal Faidzin”

Di hari yang penuh berkah ini
Terulur salam dan ungkapan kata nan tulus
Mohon maaf atas segala salah dan khilaf

Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita
kesempatan untuk menjadi cahaya bagi umat.
Diangkat derajatnya, diberikan nur bagi qalbunya
Dimuliakan kehidupannya, dan diselamatkan dari tipu daya dunia
Amiin.. Yaa Mujibassaailiin...


Wassalam,

Indra&Tita


Tuesday, November 09, 2004

To Love Is To Obey




Bener ya kata orang-orang, ternyata dengan menikah..persoalan itu bukannya berkurang (tapi ga juga bertambah lho…ntar pada takut nikah lagi…;p), tapi malahan berganti. Ya iyalah…yang tadinya cuma masalah pribadi..sekarang jadi masalah berdua. Contohnya aja soal “kemana sih pertama kali berkunjung pasca Sholat Ied”. Benernya masalah sepele…tapi kalo dua kepala yang harus jadi satu itu mo keukeuh sama prinsipnya masing-masing…yang ada malahan jadi berantem.

Maunya aku…klaar Ied (ato sekitar jam 9-an) langsung ke rumah ortu-ku (ga jauh siiii). Tapi mas Indra ni keukeuh, karena mamanya tinggal seorang diri (sama pemboki siii), dia maunya kita stay sampe kira-kira jam 12-an (or ba’da dzhuhur). Padahal aku tuh ngerasa…khan kita udah saban hari tinggal di DurSa, please donk…kasih waktu aku buat ketemu ortu aku lebih awal dan lebih lama, di moment yang mungkin ga akan terulang lagi taon depan.

Kalo mau ngikutin kehendak aku pribadi…mungkin aku bakal maksa mas Indra trus. Jadi inget crita di jaman Rasul…ada seorang istri yang hingga ortu-nya meninggal, dia ga sempat ketemu, hanya karena dia menaati suaminya untuk engga meninggalkan rumahnya. Masih ada ga ya perempuan kayak gini jaman sekarang. Kalo ngelirik ke kanan-kiri aku…kayaknya langka yaaaa (hehehe, soalnya aku yang salah gaul, most of mereka, modern banget dan aku-nya kuno banget). Kadang-kadang malahan ada yang ijinnya dari jalan “Mas aku pulang telat yaaaa” ato “Mas aku pergi dulu yaaaa” (namanya juga jaman modern). Hummmm…kata guru ngaji…perempuan itu paling gampang masuk surganya, tinggal menaati suami, trus pintu surga dibuka darimana aja buat dia melangkah masuk. Walaupun apa yang harus ditaati terkadang bertentangan dengan nurani.
Kalo udah gitu….akhirnya aku cuma mengiyakan (ga dikasih kompromi yang sama-sama lagi sama dia…huh dasar lelaki, hehehe, sabar Ta…..). Tarik napas dalam-dalam sambil pejamkan mata…trus buka mata dan tersenyum sama dunia. Ini mungkin yang namanya pelajaran dari tahun pertama pernikahan. Semua pasti pernah ngalamin, tapi mungkin dalam bentuk yang berbeda.
Smoga…taatnya aku sama suami bisa mengalirkan pahala buat ayah-bunda ku yang sudah mengajari aku tentang akhlak dan budi.
(psssstttt…tapi sambil ngebayangin…bakal bercucuran air mata niiii ntar lebaran ;p)


Monday, November 08, 2004

Di UjUng Ramadlon Ini......





Di ujung Ramadlon ini hamba Mu merintih…..
Ampuni hamba yang selalu alpa
Ampuni hamba yang masih selalu rindu pada dunia
Ampuni hamba yang masih kufur atas segala karunia

Ramadlon adalah hadiah
Dari Sang Kekasih
Sebagai tanda kasih sayang Nya

Ramadlon kemarin kita masih bersama
Ramadlon kali ini mereka telah pergi menghadap Khalik-Nya
Ramadlon esok….mungkin giliran Hamba……

Kemenangan hanya sebuah karunia
Berkumpul disana bersama adalah sebuah pinta
Terimalah persembahan Hamba
Yang kami haturkan dengan segenap daya

Robb..….terima kasih kami untuk Ramadlon yang indah ini yang Engkau izin kami untuk mengecapnya berdua, smoga Engkau kukuhkan cinta kami dalam naungan Cinta Abadi- Mu dan kumpulkan kami di Firdaus-Mu kelak. Smoga Engkau Ridho…Amien.


Friday, November 05, 2004

Istirahat Sejenak




Wahhhhh…sedih yaaaa bentar lagi Ramadlon udah abissss. Kayaknya ibadahnya blon full trus niii (hehehe kebanyakan urusan dunianya, payah ah!).

Jadi senyum-senyum sendiri…baca tulisan di bawah (Buat-mu Lelaki-ku). Benernya tulisan itu (kalo boleh dianggap puisi) buat adik aku yang Alhamdulillah baru dapet kerja, setelah lulus dari kuliahnya kemaren Juli. Kenapa aku bikinin puisi buat dia, karena aku sayang dia! (eh…sama wida juga sayang koq!).
Dia tuh adiknya aku yang paling rapuh (kalo ga boleh dibilang ringkih), dr kecil paling sering masuk rumah sakit (sampe bosen kita smua ;p), paling sering mimisan (capek dikit…bocor deh). Tapi dia paling bela sama kakak-kakaknya. Trus berasa lebih tua dari umurnya kalo dia ngasih nasihat ke kakak-kakaknya. Paling sederhana dalam hidup, tapi paling gaya. Paling relijius dari kita bertiga, dia pernah ga mo punya mobil, gara-gara dulu saban kita pergi, jadi ninggalin sholat, karena kelamaan di perjalanan.

Ga nyangka aja dia sudah kerja sekarang (mungkin karena jarang aku ketemu dia sejak tinggal di DurSa), udah dewasa (dalam arti sebenarnya), perasaan baru kemaren aku nungguin dia didepan kelasnya, dengerin aduan dari temen-temen dia yang dibuat nangis sama dia. Ikutan anter dan jemput sekolah dan les.

Hehehe, smoga menjawab beberapa pertanyaan sobat tentang tulisan tersebut (jadi bukan buat ‘lelaki’ yang manaaaaa gitu, ato karena adikku mo nikah).

Trus kalo aku lagi jarang nulis, karena aku sama mas Indra lagi disibukkan sama suatu urusan (obsesi berdua ni, critanya). Bukan anak lho (yang ini mah masih istiqomah ikhtiar dan doa, minta doanya juga dari yang lain), tapi ini tentang cita-cita kita dari awal menikah dulu.
InsyaAlloh dalam waktu deket udah ada kabarnya (doain semua lancar dan selalu diberi kemudahan). Ga berani crita dulu, soalnya blon pasti, takut kecewa ajah.
Pokoknya kalo udah hasil, InsyaAlloh kita bakal crita plus gambar-gambarnya.

Minta doanya ya sobat……………

PS: thx buat Abhiray dan Ibu Hani yang udah mampir dan ngasih atensi sama kita…teriring salam dari kami berdua buat Abhiray dan keluarga serta Ibu Hani dan keluarga di Lombok.


Friday, October 29, 2004

Shoutbox




Duh…senengnya…..akhirnya my bloggie kembali normal lg, dah pake shout box….thx buat T.W my best cousin for your help (Gusti Alloh sing bales nduk……;) ).

Buat yg shoutboxnyamasih bermasalah dan pake jasanya wdcreezz, coba aja klik www.myshoutbox.com.
Blog aku sendiri yg bantuin ‘menata ulang’ …ya …T.W (again!). Buat aku worth banget ada shoutbox, kalo ada yg mampir dan ngasih komen, jadi berasa ga sendiri di dunia per-bloggie-an, trus jadi nambah temen. Udah gitu…dengan adanya shoutbox…nambah keren bloggie kita (ehm…ehm….). Eh…shoutbox yang baru ini, ada smileynya lho…jd nambah keren tampilan aja (memuji diri sendiri belum dilarang khan?)

Trus mo crita nih….inget cerita aku tempo hari tentang metromini full karaoke? Eh…tadi pagi aku naik lagi lho….;) lagunya ganti, lbh anak muda, ada Fathur, ada SO7, ada Jikustik, eh tapi tetep ajah, abis gituh ganti Nafa Urbach (@#&*?).

Ternyata setelah aku perhatiin, metromini yang full karaoke itu bangkunya emfuuuuk (comparing sama sesama metromini, keras bo!!!), kursinya pake sarung yang bahannya beda dr yb biasanya (kalo yg biasanya khan oscar), pokoknya sejenis jok kursi di ruang tamu, tapi buat kelas yang paling sederhana (tetep aja jadi ga biasa buat metromini).
Waktu aku ngeliat supirnya……ternyata rambutnya blondie bo!!! Plus kacamata item bertengger di kepalanya. Duhhhh full gaya, pantes aja metromininya full karaoke, wong supirnya nyentrik gituh. Sayang ga bisa ngambil gambar dia, abis ga punya digicam or hap ber-kamera siii ;p
Jadi punya keinginan…pengen deh…suatu saat ngewawancara si supir nyentrik, trus tanya, apa si maksudnya meng-equiped metromininya dengan vcd karaoke (kata mas Indra: “Dasar kurang kerjaan!!!!”, hehehehe).


Thursday, October 28, 2004

Buat-mu Lelaki-ku




Nu…..kemarin aku melihatmu
Entah kenapa, hari itu kamu kelihatan berbeda dari biasanya
Kamu tau apa yang membuat kamu beda…
Sekarang kamu lebih dewasa!

Nu….inget siapa yang kerap menunggui kamu di depan sekolah
Ikut mengawasimu belajar melangkah
Mengeja kata demi kata hingga belajar mengenal Sang Pencipta
Itu aku Nu…..
Bersama doa Bunda akhirnya kau gapai cita

Nu…ingat kah kamu juga siapa yang selalu membelaku
Melindungiku aku, walau ku tahu, seharusnya aku yang menjagamu
Memberiku nasehat layaknya seorang guru
Itu kamu Nu……..

Kamu memang beda Nu….
Berbeda dari orang seusiamu
Belum kapalmu kau kayuh
Beribu rencana sudah terekam di benakmu
Membalas kebaikan yang pernah mengulurkan tangan padamu
Adalah prioritas buatmu
Itu yang membedakan antara kamu dengan aku……

Nu….kemarin tanpa terasa air mata bahagia ini mengalir untukmu
Bahagia dan haru…..
Ketika kau sampaikan berita itu
Kulihat raut begitu bahagia tergambar diwajahmu

Nu…..satu episode hidupmu telah kau lewati
Telah kau pilih perahu untuk mengarungi lautan hidup ini
Syukurku pada Dia Yang Kuasa
Smoga kau selalu memegang teguh tali-Nya
Dalam melintasi usia……hingga akhir masa….

Tegakkan kepalamu Nu…..
Hadapi dunia ini dengan penuh asa
Namun jangan lupa tuk selalu berdoa
Nun disana, sang belahan jiwa sedang menunggu-mu
Siapkan isi kapalmu….Nu
Dengan restu Ayah-Bunda……Jemputlah dia
dan gapailah impianmu bersamanya…..
Satu episode hidup…masih harus kau lakoni Nu…..
Semoga…….

(selamat yaaaa, jgn jadi sombong, tetaplah menapak di bumi, dan selalu bersyukur atas kasih sayang Nya)

Thursday, October 21, 2004

Dari Diskusi Semalam




Engga terasa ya…Ramadhon kali ini sudah sampai hari ke-7, sebentar lagi 10 hari Ramadhon pertama berlalu sudah.

Tadi malam, kelar Tarawih berdua sama mas Indra, ada satu wacana yang sampai hari ini masih membuat kami berpikir dan pengen tau jawaban dari ulama (atau orang2 yang ilmunya lebih banyak dari kita).
Kita semua umat Islam meyakini bahwa Al-Quran itu diturunkan Allah sepanjang umur dunia dan umat manusia, jadi sejak kehidupan ini ada di dunia dan hingga kehidupan nanti berakhir, pastinya Al-Quran akan tetap relevan dengan kehidupan berjalan (even di masa yang futuristic banget!).

Kita berdua tertarik dengan keberadaannya manusia purba (cave man) dihubungkan dengan penciptaan manusia pertama Nabi Adam A.S dan firman Allah QS.2:30 (kira-kira isinya begini),

ketika Allah mengabarkan kepada malaikat tentang akan dijadikan-Nya
khalifah di muka bumi, malaikat mengatakan, "Mengapa Engkau hendak
menciptakan (khalifah) di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah?"

Pertanyaan yang menyeruak di benak kami berdua, kalo emang Adam A.S manusia pertama, trus siapa doank yang dipertanyakan malaikat? Kayaknya jarang (kami sendiri sih belum pernah ketemu) Ulama yang membahas masalah ini. Menurut kami, sudah pasti Adam A.S adalah manusia pertama ciptaan Allah SWT (iya donk….mana mungkin Qurán bo’ong). Trus yang dilihat sama malaikat itu….yaaaaa para manusia purba itu! Dari fosil yang ditemukan arkeolog, struktur tulang mereka hampir sama dengan manusia, makanya mereka termasuk HOMO ERECTUS atau PHITECANTROPUS ERECTUS (karena sudah berjalan tegak). Tapiiiiiii mereka bukanlah HOMO SAPIENS atau bahasa latinnya golongan manusia seperti kita ini. Ingat penelitian Darwin yang bilang nenek moyang kita ini kera. Buat kita……..firman Allah SWT dalam QS2:30 sekaligus menyatakan bahwa teori Darwin tersebut TERBANTAHKAN.
Kenapa? Nabi Adam A.S ketika diciptakan Allah SWT sudah bisa berpikir dengan baik, dia sudah bisa berbicara dan beriman kepada Allah SWT, beda sama golongan kera tersebut, entah itu manusia Cro-Magnon or Manusia Lembah Neander (yang katanya moyangnya orang Eropa), or Sinanthropus seperti Homo Wajakensis or Homo Soloensis (hayooooo yang orang Jawa…mau engga disama-in sama manusia purba, kalo eku sih, ENGGAAAAAAA). Sedangkan manusia purba itu sifatnya lebih seperti binatang (brutal, destruktif, dan impulsive sexuality…hehehe artiin sendiri), mana mungkin seorang Nabi Adam A.S yang dididik langsung oleh Allah SWT punya sifat seperti binatang (khan kata sejarahwan, manusia purba gaya hidupnya lebih kebinatangan, karena emang mereka hidup bersama-sama binatang). Namun begitu…dalam perjalanan zaman, kita engga pungkiri banyak manusia sekarang yang punya sifat seperti manusia purba. Tapi tetap aja mereka termasuk spesies HOMO SAPIENS yang spesiesnya manusia modern. Lagi pula, Darwin sendiri khan menemukan adanya “The Missing Link” jadi seolah ada rantai yang terputus dari evolusi manusia purba ke manusia moderen.
Kita berdua sih berpendapat, bahwa manusia purba itu bukan termasuk manusia moderen.

Trus mengenai apa yang diliat malaikat, kalo kita berdua pikir, yang diliat malaikat itu ya si manusia purba itu. Karena sifat mereka yang brutal, destruktif dan impulsive sexuality, makanya malaikat prihatin, nanti manusia ciptaan Allah SWT itu cuma bisa merusak saja di bumi dan berperang aja kerjanya. Padahal, manusia yang akan diciptakan Allah itu (Nabi Adam A.S), diciptakan Allah dengan akal budi, jadi (seharusnya) mereka tidak akan merusak di muka bumi ini.
Kita sebagai umat Islam hendaknya tidak menafikkan data-data keberadaan manusia yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu (jauh sebelum Nabi Adam A.S, beliau sendiri khan diciptakan Allah ribuan tahun lalu), namun tidak juga terjebak pada cara berpikiran ilmuwan barat yang materialistis.

Jadi dalam pikiran kami…apa yang dilihat oleh malaikat itu adalah manusia purba, sedang Nabi Adam A.S adalah ciptaan Allah paling sempurna (baca: manusia atau Al Insan), dan dialah manusia pertama! Manusia purba bukan termasuk golongan manusia (?). Jadi…kalo ada manusia yang brutal….destruktif dan impulsive sexuality artinya dia yang keturunan manusia purba….bukan Adam A.S, hehehe becanda! Ya pokoknya ga bisa disamain sama HOMO SAPIENS deh.

Kita berdua masih pengen bawa wacana ini ke orang yang emang ahli (ya ahli agama tapi yang ga tertutup buat diskusi yang kayak beginian), masih pengen diskusi, sapa tau pendapat kami salah. Hummmmmm…………… (sambil megangin kepala yang ga gatel) masih penasaran niiiii…….
Sekali lagi kami cuma 2 anak manusia yang dhoif, yang pengetahuannya terbatas. Kebenaran hanya ada pada Allah semata……


Tuesday, October 19, 2004

Ketika Abi Meneteskan Air MatA.....




Masih pada puasa??? Alhamdulillah kalo pada masih, aku doain smoga sehat dan puasanya tetep lancar sampe akhir Ramadhon nanti.
Pengen crita tentang suami aku, tadi pagi ba’da Shubuh, aku ngeliat di sudut matanya ada cairan bening mengalir, trus waktu aku tanya, mendadak dia jadi sesenggukan ghitu, aku engga pernah liat mas Indra nangis dari sejak kami menikah, pun ketika hari pernikahan kami. Apa pasal? Dia bilang, “Aku teringat bapak dan ibu tua yang ada di acara tivi Minggu kemaren yang”, aku jadi tersenyum kecut mendengar penjelasan dia.

Tau engga kami nonton acara apa Minggu kemarin? Kira-kira menjelang maghrib (ato abis Maghrib ya?!) di SCTV ada acara reality show judulnya TOLOOONG. Format acaranya menampilkan si pembawa acara (host) minta tolong pada orang di pinggir jalan, trus kalo orang itu mau menolong, si penolong itu (yang kebanyakan kaum dhuafa) akan diberi imbalan uang (tanpa diberi tau sebelumnya, jadi kira-kira mengukur keikhlasan yang memberi bantuan).

Contohnya waktu sang host pura-pura jadi mahasiswa yang belum dikirimi uang dari ortunya di daerah. Dia minta tolong sama tukang cukur di pinggir jalan untuk mencukur rambutnya, dengan alasan dia mau ketemu dosennya dan dosennya tersebut engga suka liat mahasiswa yang rambutnya gondrong (baca: engga rapi). Tapi dengan jujur si host acara tersebut di awal sudah bilang, kalo dia engga punya uang, “belum dikirimi ortu” katanya. Beberapa tukang cukur menolak, alasannya “engga mau dihutangi!”, ada satu orang tukang cukur yang dengan ikhlas akhirnya mau menyukur rambut sang host.
Kata bapak tua itu waktu ditanya alasannya mau menolong “Lho…dalam hidup ini khan kita harus tolong-menolong”….duh…betapa naïf-nya dia, sementara banyak orang menolong (mungkin termasuk saya) dengan pamrih. Sedang si bapak tua itu, yang saat itu pun dia sedang sepi langganan, dengan ikhlas mau menolong seorang mahasiswa yang lagi cekak (inget nugie ;p). Karena keihklasannya itu sang host memberi dia sejumlah uang (entah 100 ribu atau lebih, lupa ;p).

Cerita bergulir terus sampai ketika sang host meminta pertolongan pada pasangan pemulung (atau gelandangan) tua. Dia meminta sedikit air dari sang Ibu, katanya untuk berbuka. Tau engga, ini yang membuat mas Indra terharu sampai cairan bening di sudut matanya menetes (sementara buat aku mah, sedikit trenyuh…tapi ya ga sampe air mata netes gituh), si Ibu tidak hanya memberi air (dalam botol Aqua bekas) tapi juga dia beri si host (yang menyamar jadi orang yang sedang berpuasa) sedikit penganan. Padahal tau engga, kayaknya buat mereka makan aja rasanya sulit. Dulunya mereka tinggal di bantaran sungai, tapi karena pinggir sungai itu longsor, dan menghanyutkan rumah mereka, mereka sekarang tinggal di pinggir jalan (entah di daerah mana itu), dalam sebuah tenda (soalnya engga bisa dibilang rumah) yang hanya beratapkan terpal dan berdinding kain bekas spanduk. Tau engga apa alasan mereka menolong, mereka bilang, mereka pernah pada posisi seperti si host yang menyamar, saat mereka butuh makan, tapi engga ada yang bisa dimakan, sementara uang pun mereka engga punya. Yak ampun rasa EMPATI seperti itu koq bisa dipunyai oleh orang yang sepatutnya mereka harus lebih dikasihani!

Aku jadi merasa tersindir, selama ini kalo ada orang minta tolong rasanya aku masih mikir 2-3 kali untuk langsung menolong, belum lagi pikiran “yeeeee, gw aje masih banyak utang….loe mo ngutang sama gw lagi!” atau “lagh…wong gw aja butuh duit, loe lagi mo minjem sama gw!”
Astaghfirullah! Biarpun engga aku ucap langsung ke orang yang berkepentingan (baca: nge-bathin aja), rasanya koq aku masih bakhil ya?! kalo ada yang datang pada aku minta pertolongan, dan aku ga mo nolong mereka karena aku emang lagi ga bisa nolong.
Trus kalo aku berhitung..dan hitung…dan hitung…dan hitung…MasyaAllah!!! Aku koq kotor banget siiii, penuh dengan debu. Smoga Ramadhon ini Allah mengijinkan aku agar masih bisa membersihkan debu itu (walaupun hanya setitik). “Karena noda datang tiap hari dan tidak cukup satu-dua ibadah buat membersihkannya” (itu juga kalo diterima!).
Hummmm…tiba-tiba aku merinding, inget diri sendiri.
Kalo mas Indra ga inget acara itu lagi trus jadi terharu, kali aku ga merenung kayak gini ya.

Thanx Abi …..buat pelajarannya di Shubuh ini. I love U!!!


Friday, October 15, 2004

Kalo AnAK NaKaL

Haaaaaaaaa…puasa hari pertama alhamdulillah dilewati dengan sukses! Eh…tapi sempet nyaris telat bangun deng, gara2 waktu alarm HaPe yang aku setel jam 3.00 bunyi, sama mas Indra di matiin, tanpa dosa. Walhasil kita baru bangun setengah jam kemudian (sambil misuh-misuh).

Sahur pake apa hari ini……hehehe yang praktis-praktis aja lah, oseng-oseng tempe cabe merah-ijo. Lumayan…..membangkitkan selera, plus kuahnya sayur sop buatannya Sumi (yang isinya campuran sayuran sop plus bahan baru….JAGUNG PUTREN!!! Ampun dah!)



Pagi ini trima imel dari fitri, temennya mas Indra, hahaha, itu imel, gilingan banget, judulnya KALO ANAK NAKAL. Mosok anaknya di taro di dalem kantong kresek. Kebangetan deh ibunya! Wah…kalo aku punya anak nanti…ga galak-galak kali ya, abis…dapetnya aja susah banget, mosok mo galak-galak, eh…tapi kalo anaknya jadi lenje gimana? Yang penting…proporsional aja kali ya…kalo dia baik….ya di-appreciate, kalo dia badung…ya dikasih tau, ga dimasukin ke kantong plastik deh (sambil cross my fingers).
Ato mungkin dia, si empunya gambar mo nunjukin bagaimana ke pasar dengan praktis, jika anak trus merengek-rengek minta gendong.

Ah, ada-ada ajah yang ngirim foto beginian (sambil mikir…ibunya koq tega yaaaaaaa).


Thursday, October 14, 2004

Kalo Yang Ini Pengen Percaya




Tadi malem liat wawancaranya Mooryati Soedibyo sama Sandrina Malakiano di Metro TV. Seneng deh dengernya, katanya para pimpinan MPR menolak fasilitas mobil mewah merek Volvo dan tidur di Presidential Suite (belum tau soal fasilitas yang lainnya).

Mau berusaha husnudzon ajah (ga mo ada pertanyaan skeptis ah!), dan smoga diikutin sama yang laen. Dan smoga istiqomah sampe akhir menjabat.

Duh Gusti….tolong jaga niat mereka………


Wednesday, October 13, 2004

Sekarang Aku Harus Percaya!




Aku makin ga percaya dengan hukum dan dunia peradilan di Indonesia. Mosok penjahat kelas kakap yang divonis 15 tahun penjara, bisa sewa pesawat trus nyekar ke makam ibunya….ck…ck…ck…... Koq bisa yaaaaaaa

Tadinya aku ga pernah percaya sama gossip orang-orang tentang keberadaan dia yang dengan mudahnya keluar masuk penjara tempatnya “bermukim” saat ini, aku pikir itu cuma kerjaan orang-orang sirik dan senang bikin sensasi aja, apalagi dia di penjara di suatu pulau yang kata orang buat keluar dari situ aja susah banget, harus nyebrang laut. Ternyata it’s true!!! Gila yah…rapih banget (they said it's confidential flight). Padahal dia berangkat dari bandara yang letaknya dekat dengan instalasi militer (lho?!). Something across in my mind, He still have POWER and PITI!!!

Makin skeptis aja aku……….

sementara di ujung sana
seorang tua renta
menderita karena fitnah angkara
tiada berdaya melawan kehendak sang Penguasa
mungkin…..keadilan benar-benar telah tiada
pergi bersama sang kala
Sighhhhhhh……


Monday, October 11, 2004

Countdown to RaMadlon




Seneng ga sih dah mo Ramadhan lagi……. Buat aku Ramadhan tuh bulan kontemplasi, di bulan ini aku berani minta waktu sama boss aku buat lebih lama di mushala or make waktu luang aku buat tadarusan. Ramadhan juga means ngumpul sama keluarga atau kerennya Bulan Konsolidasi. Bisa ngumpul bareng di meja makan, both sahur dan ifthor, liat perilaku anggota keluarga yang lain di meja makan, cuma……Ramadhan kali ini aku dah ga semeja lagi sama papah & mamah. Pastinya akan berbeda dengan Ramadhan yang sudah aku lalui kemarin-kemarin ini.

Kalo dulu, Ramadhan means liburan di rumah Embah, soalnya jaman aku kecil khan saban puasa, saban liburan sekolah, jadi seringan puasa di rumah Embah, bareng sepupu yang laen. Buka puasa pake srikaya, es timun suri sama es blewah.
Pengennya juga Ramadhan kali ini aku mo ngebiasain tradisi kayak dulu itu, ngumpul bareng sekeluarga, papah, mamah, wida sekeluarga, aku sekeluarga, trus sama nugie. Aku sama wida bawa lauk yang beda-beda, jadi mamah tinggal nyiapin minum sama nasi. Wuihhhhhh nikmat kali ya…trus teraweh bareng deh, mas Indra or papah yang jadi Imam. Mudah-mudahan di izinkanNya ya?!
Kalo dulu teraweh di rumah Embah bareng ibu-ibu tetangga Embah. Imamnya perempuan, guru ngajinya Embah, namanya Mak Imot, dulu sih udah tua banget, tapi Subhanallah, sampe akhir hidupnya dipake buat ngajar ngaji orang-orang. Meninggalnya katanya kesenggol motor, kata Embah sih syahid, soalnya waktu mo berangkat ngajar ngaji sih, aku masih kecil banget waktu itu, jadi ga gitu inget.

Udah gedean dikit, Ramadhan means tambahan tugas buat nyatet nama ustadz sama materi yang disampein waktu taraweh plus laporan kegiatan Ramadhan. Trus ngantri deh…minta tanda tangan Imam sama Khotib-nyah. Itu masa-masa SD, kalo masa SMP sama SMA-nya, Ramadhan means pesantren kilat, heuheuheu, masa-masa ngeceng sama ikhwan salafy (ampun dah si Tita!). Jadi Ramadhan dimanfaatin ikut kegiatan di masjid deket rumah, lumayan-lah jadi waktu bukanya ga terasa.

Trus…..udah nyiapin apa buat Ramadhan kali ini?
Diri…itu mah kudu! Udah kirim2 sms sama imel ke beberapa sahabat buat minta maaf dan mengucapkan selamat Ramadhan. Acara silaturahim yang aku datengin belakangan (termasuk undangan hajatan) alhamdulillah bisa jadi ajang minta2 maaf dan selamat puasa (InsyaAllah ya?!), kayaknya mah ngga ada yang kelewat (InsyaAllah).

Fisik? Mmmm……lumayan lah, belakangan jadi rajin jalan kaki, biar lebih segeran, trus latian ga ngiler liat orang makan enak dipinggir jalan (hehehe, kayak anak kecil aja ya?!).
Ramadhan taon ini adalah Ramadhan pertama aku lewatin sama mas Indra (InsyaAllah), kalo dulu ada sahur-call dan tahajud call, sekarang ga perlu lagi, tinggal nyolek ato nyikut (yang ini kalo udah kebangetan susah banget dibanguninnya).

Ilmu? Ayo…..kita buka-buka lagi risalah puasa (kumpulannya InsyaAlloh masih ada di file kompi di kantor), sambil diskusi sama temen, saling ngingetin yang mungkin ada yang kelupaan.
Yang paling susah kali nyiapin hati ya?! Ini nih yang dari dulu paling susah dikendaliin. Yang kerjaannya bete lah, ga sabaran lah, misuh2 lah….pokoknya susah banget. Pengennya sih balik ke Ramadhan 2 tahun lalu (sedikit lebih sabar, walaupun ujungnya malahan dapet cobaan yang berat buanget). Bener lho…Ramadhan 2 taon yang paling baik menurut aku, smoga taon ini minimal ada peningkatan dikit lah comparing 2 taon lalu.
Pengennya mah sama mas Indra kita back to Masjid, sebagai pusat pembelajaran, ya ikutan tausyiah, ya sholat berjamaah (soalnya sekarang ini yang suka sholat di masjid cuma mas Indra doank), trus kalo boleh ikutan I’tikaf (tapi kata mas Indra, perempuan mah sebaiknya ibadah di rumah ajah). Trus pengennya, kegiatan kayak Ramadhan gini masih lanjut hingga ba’da Ramadhan. Mudah2an ya?! Dikasih kesehatan dan kesempatan sama Allah.

Udah persiapan beli bahan makanan kering juga, kayak abon (thx Mba Sylvie buat promo-nya di waktu yang tepat, It’s worth mam!), sambal goreng teri medan (ini spesial buatan mamah), peyek (yang ini mesen sama Pak Salim), abis takut kesiangan bangun dan belon sempet nyiapin makan sahur. Biarpun ada Sumi, aku juga tetep wajib turun tangan mikir…”sahur pake apa yaaaaa kita hari ini” biar cuma nyuruh, yang penting ada pendelegasian tugas, jadi dia kerjanya ga ngaco. Apalagi kalo ntar mas Indra mo I’tikaf…aku kudu liatin makanan apa aja yang dia siapin. Mungkin buat sahur aku bakal minta dibuatin sayuran berkuah (minimal timun rebus yang ditaburin garam, biar ga haus). Kalo buat buka mah InsyaAllah relatif lebih mudah dan ga mikir banyak (lagh pan ada tukang sate ama tukang rawon yang mangkal di depan gang).

Kemaren juga udah nyempetin waktu beliin ponakan-ponakan baju buat ke masjid. Si Gagah juga aku beliin, lucu lho…akhirnya nemu juga baju koko buat anak umur setaon di Al Fath Rawamangun, setelah keliling ITC Cempaka Mas. Aku juga janji sama Sasa & Ozan, kalo puasa mereka poll kali ini mo aku kasih hadiah lebaran ;)

Ramadhan di kantor juga mulai keliatan rame, kebetulan juga bantu-bantu ngurusin, pengennya mah minimal bisa kayak tahun lalu, ada ceramah, makanya kita semua lagi sibuk nyari ustadz dan nyari tambahan dana. Alhamdulillah dibantu temen-temen persiapan udah lumayan komplit. Trus tumben2an, taon ini dapet dana dari kantor (Alhamdulillah), ajdi kebeli deh tape buat ngerekam ceramah.

Aduh… kayaknya bahagiaaaaaa banget Ramadhan kali ini, smoga kebahagiaan ini semakin lengkap dengan waktu yang diberikan kepada aku dan mas Indra untuk menggapai Cinta-Nya bersama-sama. Pengen ghitu lho…..suasana mo Ramadhan semeriah suasana mo Tahun Baru-an. Bisa ga yaaaaaaaaa.

Allahumma baariklanaa fii Rajab wa Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan.
" Yaa Allah berkahi kami dibulan Rajab dan Sya'ban, dan pertemukan kami
dengan Ramadhan “


Saturday, October 09, 2004

Mohon Maaf & Selamat Menjalankan Ibadah Ramadhan





Ketika Senja Sya’ban telah tergelincir
Dan Pagi Ramadhan segera lahir
Tubuh ini tersungkur……..
Sujud penuh rasa syukur………


Yaa Robb Alam Semesta, Pada Mu kami berserah…………
Izinkan kami menikmati jamuanMu di Ramadhan yang penuh Berkah


Sahabat………
Seiring dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini
Izinkan kami memohon maaf atas segala kesalahan
Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan...

Semoga Allah senantiasa membimbing kita...dan menerima ibadah kita di bulan Ramadhan yang mulia ini...
Semoga Allah Yang Maha Pengasih berkenan untuk memperbaiki agama kita...dan memasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang mendapatkan ampunan-Nya..
Amien...amien....amien.... Yaa Robbal'Alamien....


Tita & Indra
Ramadhan 1425 H

Friday, October 08, 2004

Berani Tampil Beda




Kalo aku jadi jarang apdet, bukan karena lagi males pun ga mood, abis sibuk siiiii (hehehe, klise ya…..), bukan jadi Tim sukses Capres koq.
Tapi aku punya crita unik dan smoga manfaat buat semuanya. Beberapa hari yang lalu, waktu aku berangkat ngantor bareng mas Indra, aku sempat terperangah waktu aku menjejakkan kaki di tangga metromini 50. Tau engga kenapa……..kalo metromini full music…ah…itu mah biasa, metromini ini full KARAOKE. Hehehe yang nyanyi Pance Pondaag! Kebayang donk….”Aku masih….seperti yang dulu….”
Sisi baiknya apa sih? Yang pasti perjalanan dari Duren Sawit ke Kampung Melayu yang biasanya membosankan dan nyebelin karena macet jadi agak ga berasa, biarpun Pance nyanyi-nya kayak orang ke-cekik. Beberapa penumpang jadi keliatan nahan senyum, ntah punya memori kali sama lagunya.

Heuheu…aku jadi senyum sendiri. Metromini 50 terkenal armadanya paling banyak buat metromini yang ngelewatin DurSa. Tapi kondisi penuh cuman saban orang berangkat dan pulang kantor, selebihnya mereka harus berjuang diantara sesama metromini buat mendapatkan penumpang. Buat usaha-usaha seperti mereka yang menawarkan jasa, apa sih yang bias membuat mereka unggul satu sama lain. Bersih? Yah….kayak ga tau ajah kondisinya metromini di Jakarta, ROMBENG!!!! Pelayanan yang oke? Ini lagi…dikasih senyum aja udah syukur, kadang-kadang malahan mereka suka korupsi kembalian. Kalo kita bayar buat 2 orang, kembalinya sering kurang Rp 100,- Buat aku sih ga masalah, tapi mas Indra……”Dasar orang Indonesia, orang kecil aja udah berani korupsi, ghimana kalo jadi orang besar”, hehehe, dia mah suka sebel liat yang ga bener trus suka protes ajah, suka malu sendiri. Mungkin bener juga ide si supir metromini, selain dia sendiri dapet hiburan (lumayan khan, apalagi kalo lagi macet), mungkin itu yang bikin dia ‘beda’ sama yang lain. Intinya mah, kudu beda…….kalo ingin menang dalam persaingan. Inget bauran pemasaran deh, khan cuma 4 P, setelah kita tentuin STP-nya (yak! yang bukan orang pemasaran, buka buku aja yah). Product, Price, Place, & Promotion. Si supir metromini ga bisa ngerubah harga (ngurangin tarif ga mungkin donk…mo digebukin sesama profesi karena ngerusak tarif), mindahin trayek ke jalur gemuk……ya nda mungkin donk, ntar kudu berurusan sama DLLAJR lagi. Tapi kalo promosi, ini yang paling mungkin dioptimalisasikan. Karena dia pake system direct selling, lewat kenek-nya dia promo metromininya. Sistem ini paling umum dipake, sales force-nya kudu punya extra power buat tereak-tereak, jadi kalo mo ningkatin skill sales force-nya, kasih aja golia atau boom, atau hexos (hehehe, biar tambah nyaring). Kalo mo lebih oke lagi, kenek-nya musti full senyum dan extra ramah (tapi apa mungkin ya…wong mereka gahar-gahar ;p)

Aku emang seneng mengamati segala hal di jalanan, berharap bisa mengambil I’tibar untuk memperkaya pengalaman hidup. Kemarin dulu aku bagi-bagi ilmu sama supir taksi. Armada yang dia punya sedan keluaran terbaru dari Toyota (hahaha, ngamuk kali tuh Astra, sedan mewah cuma dijadiin armada taksi). Dia cuma seorang supir, belum berhak memiliki ‘bawaannya’, aku ajak dia berdiskusi, kenapa pemilik perusahaan tempatnya bekerja rela meng-investasikan modalnya dengan membeli mobil baru keluaran Toyota. Karena apa? Konsumen sekarang kritis, mereka lebih memilih naik taksi dengan sedan tahun 2000-an ketimbang naik sedan tahun 90an (apalagi 80an). Makanya, perusahaan taksi yang armadanya tua, mending tutup or merger aja deh. Trus aku bilang ke si Bapak….”yang penting mah sekarang ini berani tampil beda, kalo Bapak mau…mobil Bapak di kasih full music or full berita” (tergantung konsumennya lah!). Hehehe si Pak Supir cuma senyum ajah meng-amini. Mas Indra yang bete, liat istrinya suka sok tau dan SKSD, trus dia nyolek-nyolek, “Malu….”katanya. Katanya lagi, “bawel!” heuheuheu…nyesel ya ?!

Kemaren dulu lagi ada seorang ibu yang punya warung makan di daerah Pondok Gede, aku suruh masang papan iklan yang gede, biar setiap orang pulang kantor, mampir buat beli dagangannya. Masakan dia lumayan enak, cuma tempatnya sepi. Ya udah, waktu aku kesana bareng temen-temen, sekalian aja aku kasih masukan. Ternyata usul kita tuh ga serta merta ya, di terima mereka. Eh…beberapa bulan kemudian dia bikin papan reklame seperti yang aku ajarin. Suatu hari aku iseng trus mampir makan, aku tanya perkembangannya after dikasih papan reklame. Alhamdulillah, dia bilang, warung makan dia jadi didatangi orang, karena orang jadi tau kalo dia jualan makanan. Hehehe, lucunya tiap-tiap ngelewatin warung si Ibu, temen-temen jadi ngeledekin aku “Eh, itu tuh…warung binaannya si Tita!” Di lain waktu aku kasih saran lagi ke dia buat menamai warungnya dengan menu andalannya (kayak Bakmi Japos, Bakmi GM, Soto Pak Sadi, Ayam Bakar Wong Solo), soalnya dia punya warung masih umum banget, udah gitu dia masuk di pasar Chinese food, tau sendiri donk, resto jenis ini banyak banget, jadi kalo kita ga punya specialities, ya…bakalan kelibas. Sekali lagi soal tampil beda! Tapi ide yang ini ga dia ikutin, aku juga sekarang udah jarang liat warung dia, sejak pindahan ke DurSa.

Jadi kalo mo menang dipersaingan saat ini….ya berani tampil beda lah!


Monday, September 27, 2004

LEGAAAAAAAAAA


Lega


Kayak apa rasanya kalo kita akhirnya bisa menyelesaikan tugas yang diamanatkan buat kita. Buat aku jawabannya Cuma 1….KAYAK BISUL YG PECAH!!!

Minggu kemarin ini aku ambil cuti seminggu pasca PEMILU. Ini juga sebagian atas saran Pak Deddie yang kasian ngeliat aku semakin stress dan ga genah kelakuannya. Kata dia daripada usaha berobatku malahan jadi sia2, “……mending cuti aja lah Ta….”
Buat aku sih kesempatan cuti ini buat ngelarin tanggung jawab aku sebagai koordinator kegiatan akreditasi di kampus tempat aku ngajar.

Kelar PEMILU hari Senin, kebetulan dengar kabar dari Bandung, katanya embah sakit keras. Karena mamah sama nugie langsung cabut ke Bandung dan papah sendirian di rumah, mas Indra ngajak aku nginep nemenin papah di jatiwarna. Mungkin berkahnya nemenin orang tua, aku malahan jadi lebih dekat ke kampus. Saat itu aku belum sadar kalo kegiatan ini bakal menyita waktu aku banget.
Persiapan akreditasi sebetulnya sudah sejak Juli kemarin. Dimulai dengan pengisian borang akreditasi, portofolio institusi, dan evaluasi diri. Kegiatan visitasi sendiri, sebetulnya adalah rangkaian akhir dari kegiatan akreditasi. Dimana Tim Assessor dari BAN meng-cross check isian borang dengan kondisi sebenarnya. Karena aku KaProg-nya, jadi aku yang bertanggung jawab sama acara itu. Kebayang ga sih, kalo aku tuh masih ijo sama dunia perkampus-an, dan aku yang nanti berhadapan langsung sama tim Assessor. Cuma dengan modal Bismillah dan dukungan dari temen2 semua, aku percaya diri aja menghadapinya.

Dari mulai Jumat aku udah mulai kerja, mimpin rapat, nagihin SAP dari dosen, trus persiapan buat acara visitasi sendiri. Alhamdulillah punya tim yang solid banget, dan saling bantu, bahkan sekretaris aku sigap banget ngasih info per telpon. Dia ngerti kalo aku hidup di 2 dunia. Jadi aku tinggal ngecek aja persiapan akhir.
Yang bikin panik waktu urusan perpus belon beres. Alhamdulillah punya temen yg bias ngasih referensi orang yang tepat buat ngurus beginian. Duh…Alhamdulillah banget dapet yg ngebantu orang jebolan UI, malahan dia ga hanya nyusunin perpustakaan secara konvensional, tapi dia kasih program komputer yang nantinya komputer kita bisa nge-link ke internet (itu khan mimpinya aku ya…), trus katalognya juga udah pake komputer (ngga kalah deh sama IPB).

Acara panik kedua waktu nagih SAP dari dosen2. Emang ya….yg males itu bukan cuma mahasiswa, dosen juga suka males kalo dikasih tugas ekstra, susahhhhhhhh banget nagih SAP sama mereka, yg alasan sibuk lah, alasan ngajar di tempat lain lah. Alhamdulillah si Milda, sekretaris aku mau bantuin aku nyalinin SAP para dosen itu, jadi mereka tinggal tanda tangan aja pas hari H. Senin malem itu, kalo ga diusir pulang, mungkin aku pulangnya bisa lewat jam 10.00-an malem. Berhubung dah teler dan besok paginya musti jemput salah satu assessor di bandara, akhirnya aku mo juga waktu ‘diusir’ pulang.

Pagi2 buta banget aku dah di Kp Rambutan, ikutan Damri yang ke Cengkareng. Benernya Pak Iwan ngajakin bareng, tapi aku piker mending naek Damri, aku bisa nerusin tidur. Kalo bareng Pak Iwan, kudu nemenin dia ngobrol. Orang yang kita jemput adalah bekas Purek Undip. Orangnya sederhana dan bersahaja, dari dia aku banyak dapet ilmu tentang soal akreditasi, bagaimana kita menghadapi assessor, apa saja yang harus disiapkan. Sore itu dia ke kampus, mempresentasikan hasil temuan dari isian borang kita untuk bahan visitasi besok. Ternyata………banyak banget bo yang masih harus aku siapin. Berhubung Pak Iwan sibuk entertain si Bapak assessor dari Undip itu (ngajakin ngadu tennis dia, hahaha), aku jadinya didampingi Pak Zakir (yang ketua Yayasan) nyiapin revisi borang. Ampun deh, sama beliau aku harus menjawab pertanyaan assessor nanti based on peraturan. Tau donk, aku khan ijo banget sama urusan peraturan, apalagi yang berhubungan dengan peraturan pendidikan di Indonesia. Malahan si babe ngasih aku buku undang2 pendidikan yang baru. Jadilah, aku sama Milda & Tri (SekPro Akuntansi), tekun revisi borang dibantu advis dari babe. Jam 22.30 aku minta pulang duluan, karena ngantuk bratttt (lagian hari itu khan aku keluar dari rumah pagi2 buta banget) dan juga karena masih ada Pe eR ngafalin peraturan, lagian ga tega ngeliatin mas Indra yang terngantuk-ngantuk nungguin aku. Milda sama Tri, nyambung lembur sampe jam 23.00 (biarin deh, mereka khan bujangan).

Kamis paginya tanggal 23 September 2004 lebih nyantai, karena aku janji jemput assessor sekitar jam 09.00-an. Janjian sama Milda & Tri di kampus jam 08.00, aku ajak mereka sekalian breakfast di KC, tempat assessor nginep. O iya, sebenernya aku dapet jatah satu kamar di KC, berhubung semalemnya pulangnya udah malem dan ga bawa baju pula, jadi jatah itu mubazir aja ga ada yg make. Padahal temen2 ngasih hadiah buat kita, katanya “buat penganten baru…” (dasar!!!).
Jam 09.00 kita cabut dari KC menuju kampus. Ternyata assessor yang satu lagi orangnya bae pisan. Kita semua udah sempat su’udzon, karena dia perempuan, pikir kita pasti jutek. Ternyata mah jauh panggang dari api. Dia direktur program Pasca Sarjana Atmajaya Jogja. Dosen terbang dibeberapa Perguruan Tinggi terkemuka di pulau Jawa. Usianya mah aku tebak late 50, tapi masih cantik. Dia cerita kalo dia rajin bikin penelitian yang grantnya ga nanggung2 bisa mencapai Euro 250.000-an. Dia meng-encourage kita bertiga untuk ga ragu2 bikin penelitian. Ibu yang lulusan UGM ini ternyata sudah mempunyai cucu. Ga nyangka lho, abis muda banget sih tampangnya. Ada Hikmah yang bisa aku ambil, makin pinter seseorang tuh bukannya mereka semakin arogan, malahan semakin down to earth (cieee…inget pelajaran di PPIA dulu).

Cerita waktu akreditasi lumayan seru. Biar udah ditentir sama Pak Zakir, tetep….aja…kedodoran. Udah gitu, kebiasaan aku yg over confident bikin ngeri Pak Zakir. Pasalnya waktu assessor tanya soal lab, aku jawab dengan Pede tanpa mikirin itu jawaban bener apa salah, pikir aku yg penting aku jawab, dengan yakin lagi. Kelakuan aku itu sempet bikin pak Zakir beberapa kali keluar ruangan, trus dia curhat sama Bu Iyan (KaPro Akuntansi). Hehehe, aku yg di interview, eh dia yang grogi.
Alhamdulillah apa yang dikuatirin temen2 semua ga kejadian. Kunjungan ke lokasi juga ga ada. Namun ghitu, revisi tetep ada. Denger2 dari temen2 sih, kita dapet nilai B. Alhamdulillah, makasih Ya Alloh buat segala kemudahan yang Engkau berikan, makasih buat semua yang udah ngebantu, makasih juga buat semua yang udah ngasih ilmu. Makasih juga buat semua mahasiswa aku yang ikutan repot bantuin sampe acara4 ini sukses dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Ini kerja bersama kita dan ini sukses bersama kita juga.

Terima kasih buat mas Indra yang udah ngertiin kerjaan aku, tanggung jawab aku. Yang udah ikutan ngasih morning call buat aku. Yang udah ikhlas nemenin aku lembur di kampus, sampe ngantuk2, padahal aku tau dia juga udah capek sama kerjaannya di kantor (ini nih yang selalu aku pinta dalam doa dulu, seseorang yang selalu membuatku bersyukur atas AnugerahNya).

Duh rasanya legaaaaaaaaaa banget, kayak bisul yang pecah……..;)

---------------------------------------------------------------

Kegiatan ini yang bikin aku harus konsentrasi dan ga up-date blog aku. Buat Lin dan yang lain, thanks udah mampir ke blog aku.


Monday, September 06, 2004

Dasar Aparat !




Kemarin Sabtu malam, kira2 jam 9-an ada kejadian yang engga mengenakkan buat kita berdua. Malam itu sepulang kita dari resepsinya fifin di masjid Pondok Indah, rencananya kami mo langsung pulang, soalnya mo ngejar nonton finalnya Indonesian Idol (hehehe, kayaknya hampir semua orang malem itu pengen pulang cepet deh, trus nonton Result Show-nya Indonesia Idol). Kami belok ke arah Radio Dalam, soalnya mo sekalian jemput Papah & Nugie di rumah Wida, jadi critanya mo nonton bareng disana. Tiba2 waktu kita belok di lampu merah Pondok Indah, dari sebelah kiri ada motor nyalip mobil kita trus nyenggol ujung depan mobil kita sampe pengendaranya jatuh. Dia langsung ngetok jendela mas Indra sambil ngacungin helm-nya, trus nyuruh mas Indra turun. Dari gaya dan bajunya sama motor trail-nya aku bisa nebak dia dari kepolisian (PRC kali yaaa,abis pake celana cargo coklat). Trus langsung nyalahin mas Indra yang katanya belok dengan tiba2, ga pake ngasih sein.

+ “Bapak gimana sih?! Koq belok tiba2!” begitu bentak dia
- “Lho kami ga belok tiba2 koq, kamu sudah kasih lampu sein untuk belok” jawab mas Indra yakin kalo dia benar.
+ “Tapi Bapak engga masang lampu sein!” kata si aparat keukeuh.

Pada saat yang bersamaan kita keluar dari mobil, ada mobil kijang bak terbuka yang berhenti di depan mobil kita, ternyata Andi (tadinya kita kira DLLAJR, abis pake bak terbuka sih ;p). Kita berdua ga nyangka, karena mobil dia kayaknya keluar duluan dari tempat pesta.
Terusannya Andi ikut ngomong jadi saksi.

> “Benar Pak…saya liat sendiri Bapak ini sudah memasang lampu sein, jadi ga ada alas an buat Bapak menuduh Bapak ini belok dengan tiba2. Dia terdesak ke tengan karena banyak motor yang ngedesak mobilnya ke arah tengah, sama dengan mobil saya. Tapi Bapak ini sudah benar, dia sudah pasang lampu sein.” Ujar Andi membela kami. Trus aku masuk ke mobil sebentar nyalahin lampu sein, supaya dia tau kalo lampu sein kami ga mati.
< “Liat tuh Pak, nyala khan? Lagipula, bukankah aturannya kalo mo belok harus pasang sein, dan pengemudi dibelakangnya seharusnya memperhatikan itu” kataku ikutan membela diri.

Tapi dasar aparat dia tetep keukeuh mempertahankan argumennya. Engga ngerti karena akhirnya malah dia yang terdesak trus sadar kalo memang kami yang benar, ato juga karena tuduhan dia kalo lampu sein mati tidak terbukti, akhirnya dia meminta maaf dan mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan.
Aku ga habis pikir, kalo ga ada Andi, udah gitu mas Indra malahan menyuruh aku masuk mobil, karena takut aku kenapa2, tapi mana tega lah aku…..ngebiarin suamiku di ‘donder’ sama aparat kayak ghitu.

Akhirnya kami melanjutkan perjalanan, dasar si Andi (dari dulu dia memang paling seneng berdebat sama aparat), trus dia bales telpon aku setelah sebelumnya aku sms say thanks ke dia.

> “Udah lah Ta….emang udah tugas gue sebagai seorang aparat melindungi masyarakat” ujarnya kalem.
Kami berdua tertawa mendengar ucapannya, “Pede banget sih si Andi!”
Kata Andi…aparat emang gitu, dia ga pernah merasa salah walaupun mereka salah, udah banyak contoh, dan kata Papah di doktrin militer memang ada aparat ga pernah salah (hehehe, kayak jaman Ospek). Tapi mas Indra emang ga akan pernah takut, kalo dia merasa ga punya salah, cuman khan aku yang takut, ntar kalo suamiku diapa2in gimana. Mana imoet gitu lagi posturnya.

Itu cerita kita sama PRC.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nonton Indonesian Idol khan………walaupun baru terakhir2 aja ngikutin, sempet ikutan spaning juga waktu pengumuman pemenang. Tapi acara kemaren membuktikan kalo penonton Indonesia masih rasional, ga milih ‘tampilan’ aja, tapi kualitasnya juga.
Eh…lagunya yang ‘Karena Cinta’ bagus ya kata2nya.


Dan bila…aku berdiri…..
Tegak……sampai hari ini….
Bukan kar’na kuat & hebatku……

Semua….karena cinta…..
Semua…karena cinta
Tak mampu diri ku dapat berdiri Tegak….
T’rima Kasih Cinta……..

Boleh donk mempersembahkan lagu ini buat suami yang notabene orang yang aku sayang. Boleh donk berlagak bak orang yang lagi jatuh cinta sama suami (emang TW sama Lin aja yg boleh yg masih muda…;p). Hahaha…bener kata TW, ada kekuatan tersendiri ketika kita mengucapkan Terima Kasih, apalagi pada orang yang kita sayang (cieeeeeee so romans loe Ta!!!). Tapi tau ga siiiiiii, efek sesudahnya itu lho…..(yang ini buat konsumsi kami aja ya? Maap nih men temen).

Friday, September 03, 2004

Tentang TakdiR




Kemarin sore aku dikirimin mas Indra imel tentang “jangan memilih dokter terkenal”. Agak tersindir dikit sih. Soalnya Dr. T.Jacoeb tempat aku berobat sekarang lumayan terkenal terutama buat pasangan yang punya masalah dengan fertilitas. Tapi aku memilih dia juga bukan karena aku dengar aja. Yang pasti udah banyak temen2ku dan Wida juga yang merasa cocok ditangani sama dia. Ga tau ya, aku koq kalo urusan dokter suka maen feeling, jadi kalo aku ngerasa yakin kalo ditangani dia, ya udah…ga bakal pindah dokter lagi, sugesti kali ya? Tapi kalo aku nih, dokter itu bukan jaminan untuk sembuhnya seseorang, izin Alloh (yg ini mah absolutely lah!), sama positive thinkingnya seseorang dalam melawan penyakitnya. Ah sudahlah!

Balik lagi ke soal imel, imel tersebut malahan jadi bahan diskusi kita hari itu,
Aku : “ Trus apa maksudnya nih mas tentang artikel yg dikirim.”
MI : “ Ga ada maksud apa2, cuman mo ngingetin aja yang.”
Aku : “ Jadi….salah keputusan buat berobat ke dokter Jacoeb? Sekarang gini deh mas, bukannya Alloh itu tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka tidak berusaha.” ujarku membela diri. “ Lagi pula aku milih ke dokter Jacoeb bukan karena dia terkenal, karena mba ephoy, mba Desi, Wida pun berobat kesana dan Alhamdulillah mereka berhasil, lagi pula aku memilih dia juga karena dia lbh teliti dalam memeriksa pasiennya, kasus per kasus, beda mas sama dokter yg di RSPI.”
MI : “ Sekarang gini deh, kalo yayang ngomong nasib, nasib berhubungan sama takdir khan? Inget ga cerita Sayyidina Umar bin Khatab ketika dia dan pasukannya akan memasuki suatu perkampungan yang penduduknya menderita penyakit yang mematikan, pasukanya khan memaksa melewati kampung tersebut, tapi Umar melarang, karena kuatir pasukannya tertular. Kata salah seorang pasukanya “Mengapa kita harus takut wahai Umar bukankah kalau kita belum ditakdirkan mati, kita tidak akan mati.”
Kata umar, “bukan begitu prajurit, kalo kita tidak melewati kampung itu artinya bukan kita tidak percaya takdir, namun merubah satu takdir dengan takdir yang lain.”

Sejenak aku tertegun mendengar uraian suamiku itu, ada makna tersirat di dalamnya.

MI : “ Sayang, bukan aku melarang berobat ke dokter yang terkenal, namun seyogyanya kita juga waspada, kita juga perlu tau alasan mengapa obat atau tindakan tertentu diberikan kepada kita. Bukan berarti kita sebagai pasien hanya menerima nasib dan menyerahkan semua pada dokter, kita berhak memilih dan berhak mendapatkan yang terbaik.Betul kalau kita harus tetap berusaha namun kita juga tetap tawakal sama Alloh, inget khan artinya tawakal, bukannya pasrah aja lho yang…….”

Kalo udah gini aku cuma bisa diam, sambil mikir, mencari makna dari apa yang sudah disampaikannya. Mungkin bener juga, takdir itu sudah ditentukan, tapi manusia masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk mengganti takdir yang satu dengan takdir yang lain. Mungkin lho……..jadi manusia ga selalu menghadapi kegagalan dengan “ah….udah takdir!!!” trus pasrah dan melegitimasi segala hal atas nama TAKDIR.

Robb Alam Semesta…..beri kami kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan dari Mu, dan jadikan kami hambaMu yang selalu dapat melihat hikmah dari segala cobaan yang Engkau berikan.

------------------------------------------------------------------------------

Buat semuanya....."Have a Nice Weekend Yaaaaaa"


Wednesday, September 01, 2004

Cerita WeekEnd

Weekend kemaren kelar ngajar, aku sama mas Indra liat pameran rumah di JHCC, cerita nya kita mo cari rumah (cieeeeeeee). Trus sok nanya2 di beberapa stand yang akhirnya nyampe juga di stand pengembangnya Bukit Cimanggu Villa. Salesnya ramah banget dan cara penyampaiannya very persuasive! Dia juga kasih solusi soal pendanaan, trus dia anter kita berdua ke stand BNI, yang ngasih simulasi KPR. Dari yang semula iseng, kita jadi ikutan serius. Apalagi waktu simulasi kredit kita ternyata diterima! Lucunya kita berdua belum tau, kayak apa rumah yg udah kita pilih itu (gile yeeeeee). Itu yang bikin kita ketawa sampe kita pulang ke rumah. Eh bener lho…..salesnya rajin banget telponin kita lagi besoknya buat ngajakin ikutan tinjauan lokasi. Mungkin dia piker, kita berdua bener2 serius kali yaaaaa (amien lah…smoga duit buat Dp-nya segera ada ;p).

Pulang dari JHCC kita langsung ke rumah wida, acara bakar2an dipindah kesana dengan pertimbangan Gagah dan mamah yg lagi flu berat. Trus nonton Indonesia Idol. Gile…si Joy emang bagus banget suaranya, pun dengan cara dia mengaduk emosi penonton. Tapi Indonesian Idol di Indonesia khan ga realistis, mosok yang dinilai dari segi kepopuleran, bukan kualitas suara, terang aja yang paling keren lah yang bakal menang. Udah gitu most of yg ngirim sms, pasti ABG, soalnya orang dewasa (dan yang sudah berpikir dewasa), kayaknya bakal mikir2 deh ngeluarin duit buat sms. Huh! Mending pindahin channel trus nonton KH Agus Salim ajah deh(hihihi dasar ga nyambung!!!).

Ada cerita lucu, Minggu malem, waktu aku beres2 meja belajarnya mas Indra, aku nemu diarynya mas Indra jaman dia masih SMA kelas 3 (kira2 taun 1986-an lah), pada saat itu aku masih kelas 6 SD (hehehe bocah kecil!).
Mas Indra ngebolehin aku baca diary itu, berdua sama dia (berhubung tulisan dia hampir ga bisa dibaca, kayak sandi rumput, hehehe, jadi perlu ‘translator’). Gaya nulisnya ngingetin aku sama acara ‘Diary’-nya Putri Suhendro dan ‘Catatan Si Boy’-nya Mas Epri di Radio Prambors. Banyak aku nemuin kata2 ‘Mrs Nyo, Mr.Bo, Si Kuya, Loch, Nich, Ni yeee’. Isinya tentang sehari2 mas Indra di sekolah dan di rumah, jadi cerita tentang hari ini belajar apa di sekolah, ribut sama Pe’I, pun cerita tentang Mas Indra yang naksir cewe temen sekelasnya (cieeee ehem……). Ternyata setorinya banyak bo! (tapi koq ga jadi semua ya?!). Waktu lagi baca trus aku lirik dia, dia cuman senyum2 sendiri, nostalgia kali ya dia. Trus di diary itu dia juga cerita tentang almarhum papa Mufti dari sejak sakit sampai meninggalnya, trus gimana dia ikutan Sipenmaru, sementara pada hari yang sama papanya meninggal dunia. Juga gimana pinternya mama menyembunyikan perasaannya dan merahasiakan kepergian papa Mufti supaya mas Indra tetep bisa konsen ngikutin Sipenmaru. Dari diary itu aku jadi ngerti kenapa mas Indra keras banget sama prinsip yang dipegangnya. Keadaan yang memaksa di jadi begitu.


Hehehe….jadi inget diary aku yang aku tinggal di jatiwarna, kalo itu mah aku ngisi Cuma kalo aku pengen ngisi aja. Misalnya waktu tahun baru, waktu ulang tahun, waktu lulus sekolah, naksir cowo2 (hihihi…ganjen!), trus waktu kambingku tersayang meninggal. Iya sih, dari diary kita jadi bisa bercermin sama kehidupan kita di masa lalu untuk melangkah ke masa depan.

Tau ngga, karena itu diary ditulis mas Indra ‘day to day’ lumayan lama buat aku nyelesein bacaannya. Wong akhirnya hari Senin kita jadi bolos (hehehe jadi bukan karena lupa ‘mandi’ yaaaaaaaaaaaa). Tadinya ga mo masuk mo nerusin libur sekalian ‘program’ eh malahan kita jadi punya waktu buat ‘re-charge’ trus ngomongin tentang rencana kita ke depan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pssssssstttttt…..tadi orang BNI telp lagi, hihihi kalo beneran diproses gimana yaaaaaa (heuheuheu, mati loe Ta!!!).