Thursday, December 30, 2004

Di ujung Senja 2004




Sebentar lagi, tanggalan masehi 2004 akan habis, berganti 2005. Yang udah pasti, kita manusia bertambah umur. Makin dekat kubur. Heh :-P

Hummm, kalo inget ritual tahun-tahun baru yang lalu, jujur aku sendiri lebih seneng menghabiskan waktu di rumah (soalnya Jakarta udah pasti macet), selalu aku lewati dengan segala kemeriahannya. Masa-masa ‘tahun baruan’ dengan hura-hura bukan ga pernah aku jalani. Udah lagi! Jaman kuliah dahulu kala bareng temen-temen buka kamar di hotel berbintang. Malam tahun baru kita lewati dengan ngobrol, ketawa-ketawa, trus pas tengah malam keluar hotel tiup trompet, udah gitu begadang sampe pagi.
Atau tahun baruan dilewatkan dengan nginep sama temen se-gank (taelah……kuna banget yak istilahnyah!) di rumah salah satu temen kita. Trus masih dengan menu yang sama, ketawa-ketiwi dan begadang! Jarang dilewati dengan tafakur (sekali-kalinya pernah juga sih, jaman kuliah dulu lewatin malam tahun baru ikutan pesantren kilat, itu juga sekali-kalinya).
Trus juga keliling Jakarta, liat kemeriahan tahun baruan. Kayaknya bisa dipastikan seluruh penduduk Jakarta, larut dalam kegembiraan tradisi ini. Petasan dan kembang api dibakar, memerahkan langit Jakarta. Panggung-panggung keria-an didirikan hingga ke pelosok kota ini. Pokoknya tahun baru means perayaan besar.

Kayaknya ga adil ya kalo tahun ini perayaan besar seperti itu tetap juga dilangsungkan, sementara saudara-saudara kita di ujung Utara negeri ini sedang dirundung duka. Mereka bukan hanya butuh sumbangan kita…..trus….selesai. Bukan..…bukan itu aja. Betapa masih banyak mayat-mayat yang bergelimpangan di sana dan belum dikuburkan. Betapa banyak tubuh-tubuh telanjang yang membutuhkan pakaian untuk mengusir dingin. Betapa banyak perut-perut lapar yang harus diberikan makanan. Betapa banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan dekapan kita sebagai penghibur duka mereka.
Adakah terpikirkan oleh kita, arief kah kita dengan tetap menjalankan ritual itu?

Salut buat Unilever Indonesia yang membatalkan acara menyambut pergantian tahun di Kafe Taman Semanggi. Salut buat BSM yang juga membatalkan acara Milad-nya di penghujung tahun ini, dan mengirimkan seluruh kaos Milad ke Aceh. Salut buat semua yang masih peduli sama saudara-saudara kita di NAD sana.

Sebentar lagi tahun baru, kalau masih diberi umur panjang, InsyaAllah kita bertemu lagi tahun depan. Kantor libur, komputer mati, artinya beranda rumah cyber kami juga akan sepi. Untuk sejenak.
Tidak ada yang istimewa yang akan kami berdua lakukan, mungkin hanya merenung dan bersyukur, betapa begitu luas karunia Illahi pada kami berdua. Atau malahan hanya kita lewati begitu saja, tidur bouw! :-P
Apapun yang kami berdua pilih untuk malam tahun baru nanti, ketika kalender 2004 diturunkan, kami berharap agar kami selalu bisa bersyukur atas semua yang Dia berikan untuk kami, baik dalam lapang….maupun sempit kami.

Selamat Tahun Baru……selamat punya kalender baru & agenda baru….selamat berlibur….titip-titip beranda kami yaaaaa…….

"Wahai anak cucu Adam,
engkau hanyalah kumpulan dari hari-hari yang terhitung.
Bila berlalu satu hari berarti hilanglah sebagian darimu.
Jika hilang sebagian darimu maka bertambah dekatlah saat kematianmu.
Kalau engkau sudah mengetahui hal itu Maka segeralah berbuat!
(Beramal, bersiap dan berbekallah)."


( Hasan al-Bashri )



Sekilas info :
Saat ini PMI pusat sedang membutuhkan banyak relawan yang akan dikirim ke
Aceh dan sekitarnya
Persyaratan:
1. Memiliki Kartu Identitas
2. Sehat fisik dan Mental
3. Mendapatkan ijin dari Orang tua/ Keluarga
Segera kirim bio data ke : sdmpusat@pmi.or.id


(pengen euy…….apadaya ga boleh sama suami :-P)


Wednesday, December 29, 2004

Kuburan Masal itu Bernama A C E H




Hari pertama masuk kantor, meja udah ‘full’ sama kerjaan yang aku tinggalin almost 1 minggu, Alhamdulillah karena perencanaan yang baik ga terlalu bikin aku jadi heboh (tapi tetep….status di YM ..”Baru masuk, jangan ganggu duluw!”).

Aceh, sebuah propinsi di Utara Indonesia sedang jadi berita. Hampir seluruh wilayahnya luluh lantak oleh gelombang Tsunami, tak terkecuali penghuninya. Karena cuti kemarin, aku jadi punya kesempatan ‘melototin’ si ‘kotak ajaib’ seharian (sampe mamah bilang, “ga capek Ta, liatin acara itu trus”) Breaking News di Metro TV tentang ‘Indonesia Menangis’. Masya Allah! Negeri yang begitu indah itu hancur! Rata dengan tanah, ribuan mayat bergelimpangan. Anak-anak kehilangan orang tua-nya, orang tua kehilangan anak-anaknya. Aceh lumpuh……
Mamah sih udah ga kuat liat tayangan keadaan bumi Serambi Mekah itu pasca gempa. Sedih……katanya.
Mas Indra sendiri kehilangan 8 orang teman-temannya yang tugas di Banda Aceh. Tapi Alhamdulillah, teman-temannya yang bertugas di Pulau Simeuleu, selamat semua. Mereka kontak ke Jakarta kemarin, mengabarkan kondisi mereka. Katanya mereka selamat setelah menyingkir ke perbukitan dan tinggal disebuah rumah disana. Alhamdulillah!

Aceh....terlalu lama mereka menderita. DOM, Darurat Militer, Darurat Sipil, penguasa yang dholim....entah dengan apalagi mereka akan dicoba. Sementara rakyatnya, saudara-saudara kita itu, betapa mereka berikan harta mereka untuk kemerdekaan bangsa ini, betapa mereka merelakan buminya dijarah saudaranya sendiri.
Waktunya kita membalas kasih sayang kita pada mereka!!!

Subhanallah…..rasa persaudaraan itu masih ada, aku dengar posko-posko didirikan, tadi pagi pun bantuan-bantuan sudah banyak yang disalurkan. Aku dengar berita dari pengurus PKS, Aceh butuh relawan hingga 10.000 orang, untuk evakuasi dan penanganan pasca gempa. Di Halim sendiri dari tadi pagi Hercules AURI sudah berangkat ke Aceh. Beberapa perusahaan penerbangan menyediakan flight gratis, untuk mengangkut bantuan ke sana. Hummmmm…….kalo ga bisa bantu banyak, dengan segala keterbatasan kita, kiranya kita bisa berdoa pada Yang Kuasa,

Robbana…….apapun yang telah terjadi di sana, janganlah Engkau musnahkan mereka.
Ampuni segala kesalahan kami, aku yakin kami semua punya andil yang membuatMu murka. Kami memang hambaMu yang telah mendholimi diri kami sendiri. Berbuat maksiat dan kerusakan di muka bumiMu ini. Tak adakah pintu ampunanMu untuk kami?

Robbana…….kami yakin…dibalik segala anugerah dan cobaan yang Engkau berikan, Engkau berikan hikmah, agar kami berpikir. Jangan Engkau tutupi hati kami Ya Allah……sehingga kami semakin jauh dari Mu. Jadikan kami hamba Mu yang selalu bersyukur dalam lapang dan sempit kami.
Ya Allah……saudara-saudara kami yang berada di Aceh sana sudah terlalu sering di dera coba, sayangi mereka, wahai Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Ampuni segala kesalahan mereka, terimalah mereka yang tewas disana sebagai syuhada. Beri mereka kesabaran dan keteguhan hati dalam menerima cobaan dari Mu. Gantilah mereka yang telah tiada dengan generasi yang lebih baik lagi dari kami semua.
Lunakkan hati-hati keras para ‘angkara’ agar ada rasa kasih dan sayang di antara kami.
Kami sadar, kami hanyalah setitik debu yang tiada berarti dihadapanMu. Sayangilah kami, janganlah Engkau tinggalkan kami. Beri kami petunjuk Mu….selalu…..
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa.


"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS 7:96)

Notes
sedikit info buat yang mo memberikan bantuan, bisa dititipkan pada:

Posko Bantuan Angkut Sosial
Mabes TNI Lanud Halim Perdanakusuma
021 - 8019035


InsyaAllah akan dibawa dengan Hercules milik TNI AU

Friday, December 24, 2004

Selamat Jalan Kawanku.........

Namanya Rizki Akbar Biran. Dia temanku ketika di SD dulu (udah lama ya Riz, waktu berlalu). Pagi ini aku tersentak akan berita kepergiannya di televisi. Helikopter Puma yang kendarainya menabrak pegunungan Dieng di Wonosobo.

Mungkin tak banyak kenangan tentang dia, karena dia pindah ke sekolahku (SD Angkasa I Halim) ketika dia kelas 5 (atau kelas 6 ya Riz?). Anaknya cenderung pendiam (terus akhirnya jadi rame karena sering digodain temen-temen) tapi sebetulnya dia periang. Wajahnya lugu dan setiap yang mengenalnya pasti akan punya kesan, RAMAH. Ya...dia memang ramah. Lumayan cerdas dan supel bergaul. Yang paling aku inget, kalo dia sholat di masjid deket rumah, pasti pake sarung. Lucu buat anak seumuran dia waktu itu. Langka.

Lepas SMP kami berpisah (kalo ga salah, dia trus sekolah di sebuah SMP dibilangan Cawang), tapi kabar tentang dia masih kudengar hingga kami semua lulus SMA, katanya dia diterima di AKABRI Udara, trus katanya juga dia jadi Penerbang. Duh Alhamdullillah! Semua temen-temenku sukses.

Sampai tadi pagi, kudengar kepergianmu diusiamu yang begitu muda. Selamat jalan ya Riz……Dengan cara apapun dan bagaimanapun, kita semua akan menuju tempat yang sama. Hanya menunggu waktu. Doa kami semua untukmu, semoga engkau di tempatkan di sisiNya, dan semoga yang Maha Rahman dan Rahim mengampuni semua dosa dan kesalahanmu.

Innalillahi Wa Innailaihi Roji’un, Selamat jalan Kawanku…Selamat Jalan…….

Kamilah yang menentukan kematian di antara kamu, dan tiadalah kami dihalangi (QS 56:60)

Thursday, December 16, 2004

B-4 Cuti (hanya ingin berbagi)




Hihihi…nyuri waktu nih……lagi pengen nulis, soalnya dalam 1 minggu ke depan aku bakalan cuti (hehehe, nyari salju, kidding deng!!!), lagi pengen istirahat ajah. Feel Fed Up ajah sama kerjaan.
Dan karena pengen pulang ke Jatiwarna, kangen sama tempat tidur jaman masih gadis dulu (deuuuu…kesannya koq tua pisan ya?!).

Dari kemaren udah nyicil kerjaan, soalnya rencana masuk tanggal 27 December gituh, dah deket sama tanggal laporan, jadi kudu prepare yang mateng, soalnya pas tanggal itu, selain diuber laporan akhir bulan sekalian juga diuber laporan akhir tahun plus audited pulak! Nah, yang ini yang bikin bete, soalnya kalo ga sama, bisa ga libur tenang tahun baru nanti (males banget khan ke kantor saat teman-teman lain enak berlibur).

Sedikit tip sebelum liburan panjang (ini yang aku pake waktu mo cuti nikah awal tahun lalu, dan Alhamdulillah No Complaint jheh!):

1. Cari orang or temen yang pas buat kita delegasiin kerjaan kita, titip-titip sama tetangga sebelah biar di follow up.
2. Siapin map or document keeper, kalo-kalo ada file-file or document yang ga perlu di follow up (tapi perlu di filing) sementara disimpan disitu, daripada ngerepotin tetangga sebelah.
3. Bikin listing kerjaan yang harus di follow up sama tetangga, dan jangan lupakan jasa tetangga, sepulangmu dari berlibur (bawain oleh-oleh keq!).
4. Spent your last day b-4 cuti buat kelarin smua kerjaan (jadi ga ada yang pending), kasian tetangga juga khan kalo dibebani kerjaan terlalu banyak.
5. Bikin peta dokumen di space work kita, mana tau ada orang yang butuh sama dokumen itu, ga perlu telpon kita khan….(bete donk, kalo kita lagi diluar kota trus ditelpon soal kerjaan)
6. Kirim imel baik ke semua pihak yang ada hubungan kerja dengan kita, tell them I’ll be on leave buddy!!!!! Hehehe, maksudnya……kabari siapa person in charge yang bisa mereka cari, while we’re out.
7. Sebelum pulang, periksa kunci laci, barang-barang yang ada di laci yang harus kita bawa pulang kalo kita cuti. Males khan…kalo diperjalanan tiba-tiba inget kayak buku tabungan ada di laci kantor. Trus kalo udah dalam perjalanan pulang, ga usah mikirin lagi kerjaan. Pikirin aja…..libur euyyyyyyyy, asekkkkkkk.

Okay sobat, itu aja yang bisa aku bagi, mungkin banyak yang punya kiat persiapan sebelum cuti, yang lebih oke dari aku, dan juga tips ini mungkin cuma berlaku buat profesi tertentu. Cuma, kalo buat aku, ya itu aja yang aku kerjain, dan karena ingin berbagi ajah ;)
Senin sampai Jumat, I’ll be on leave, doakan saya baik-baik saja. Smoga bisa berbagi crita di pekan depan.


Tuesday, December 14, 2004

Indonesian Muslim Blogger





Alhamdulillah sejak bergabung dengan blogfam Mei 2004 lalu, aku jadi nambah sodara. Cyber sodara, aku sebut.
Dari yang tadinya iseng, sekarang aku jadi hobby nge-blog. Kalo seminggu ga nyetor tulisan, kayaknya ada yang ilang (ga peduli tulisannya jelek ;p).

Awal pertama dikenalin sama dunia blog, atas jasa T.W. Yang ngedandanin blog ku juga dia.Trus kalo ada yang error, kayak kemaren sotbox aku tiba-tiba ngaco, ya dia juga yang pertama kali aku teriakin buat minta tolong.

Trus lama-lama temen-temenku mulai banyak, sampai kemarin waktu blogwalking di blog-nya salah satu sahabat, aku liat ada komunitas bloggernya muslim. Trus diajakin joint sama salah satu sahabat. Aku tertarik. Segala hal yang dapat memberiku ilmu selalu membuatku dahaga dan ingin menjadi bagiannya.

Tadi pagi aku submit untuk joint komunitas itu. Prosesnya ga lama, pagi tadi aku udah di sapa moderatornya, trus langsung didaftari. Mba Hanum namanya. Lewat YM, aku dibantunya untuk menambahkan banner Indonesian Muslim Blogger. Alhamdulillah, now I’m part of them. Smoga keberadaanku bersama IMB membawa manfaat buat kami smua.

Amien……


Monday, December 13, 2004

Kenapa Sophie?




Ya…kenapa Sophie, kemarin liat advertorial spot-nya salah satu televisi swasta. Gileeeeeee mennnnn……mosok dia mo bikin “Exclusive menjelang hari bahagia Sophia Latjuba”. Engga sirik sih. Cantik….ya…memang dia cantik. Terkenal…udah pasti! apalagi dengan tingkah lakunya yang SENSASIONAL!!!
Cuma yang sekarang menari-nari dalam pikiran aku, kenapa hari-hari menjelang pernikahannya harus menjadi tayangan yang eksklusif, diliput sampai seminggu lamanya?

Terus terang aku mengagumi profesi wartawan, mereka selalu punya semangat berjuang dalam mendapatkan berita. Apapun akan diterjangnya demi mendapatkan berita. Ga peduli meskipun harus menyabung nyawa (cieeee, iya donk! Wartawan untuk di daerah konflik toh?!). Tapi koq masih ada yaaaa wartawan yang mencari berita demi hal-hal picisan kayak gini. Sorry yaaa kalo yang baca ada yang wartawan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada profesi itu, apa masih cocok ya, acara macam meliput seseorang selebritis terkenal dijadikan siaran langsung ataupun berseri di media televisi?
Kenapa engga menayangkan acara-acara yang lebih bernilai mendidik? Apalagi pada jam yang lebih banyak anak-anak kita yang akan menonton televisi (sore toh?!).
Aku masih lebih salut pada televisi yang menayangkan acara dunia binatang, atau acara petualangan menyelusuri indahnya negeri kita ini.
Aku koq merindukan tayangan yang bisa menggugah nurani bangsa ini daripada sekedar menghibur, setelah itu selesai, tanpa kesan.
Bukankah masih banyak tokoh-tokoh besar lainnya yang bisa diangkat kisahnya?
Kenapa bukan orang-orang seperti Panglima Besar Sudirman, Hamka, YB Mangunwijaya, Ibu Sud, ataupun orang-orang besar lainnya dibidangnya, yang masih bisa diangkat kisah dan perjuangannya. Apa sih yang mo kita ajarkan dan tinggalkan kepada anak-anak kita kelak? Rindu euy, pada tayangan yang punya nilai lebih, daripada sekedar mengurusi kehidupan orang lain yang (menurut aku yaaaaa) ada ga sih nilai yang bisa kita jadikan panutan.

Kalo hanya mencari hiburan, kenapa ga nonton film aja sekalian yaaaa (atau sekalian nonton ‘Dora The Explorer deh, biar tambah pinter! Hehehe, ga nyambung khan?!).’

Atau sedemikian parahkah bangsa kita, sampai-sampai mengorbankan nurani demi materi?

***

Notes: ditulis ketika sedih melihat televisi Indonesia yang semakin ga keruan.


Friday, December 10, 2004

Life is Beautifull




Tadi pagi di metromini ketemu sama orang yang kemaren udah nyerobot bangku aku. Trus aku liatin dia, ga berkedip. Orang itu jadi salah tingkah dan ga berani berdiri dekat aku.

***

Ceritanya berawal dari kemarin pagi. Tumben……perasaan minggu ini jalanan harusnya masih sepi, soalnya anak-anak sekolahan khan lagi pekan ujian, ternyata kemarin itu jalanan Dursa padat banget. Hampir semua metromini yang lewat penuh. Berhubung jam di tangan sudah menunjukkan pukul 7 kurang, akhirnya kita berdua nekad naik metromini yang penuh itu. Berdiri. Mana perut lagi sakit lagi ;p.
Aku sengaja berdiri dekat anak SMP, karena aku piker lewat macet-macetnya proyeknya Pemda, pasti mereka turun.

Waktu anak SMP itu bersiap mo turun dan aku bersiap mo duduk. Ga diduga, dari depan dekat pintu, ada seorang lelaki, kurus, hitam, dan berumur sekitar 30an akhir sampai 40an awal, mendesak masuk dan langsung duduk di tempat yang aku mo duduk.
Aku cuma bisa bengong. Kesal. Mas Indra ngedumel “nyerobot aja sih, ga tau apa orang udah nunggu dari tadi buat duduk.” Anak SMA yang duduk disebelah lelaki itu ikut tersenyum kecut, memperhatikan kelakuan lelaki itu.
Aku memang ga mengumpat. Tapi sepanjang perjalanan mataku ga lepas dari dia. Lelaki itu jadi salting sendiri. Mungkin jauh di hati dia, merasa ga enak juga udah menyerobot bangku. Sampai akhirnya aku duduk juga disebelahnya, tapi tetep…masih kesal sama kelakuannya.

Di depan RS Mitra, lelaki itu turun, dari seragamnya, mungkin dia pegawai “domestic affairs” (bagian dalam-nya yang ngurusin bersih-bersih tuuuuu) rumah sakit tersebut. Tiba-tiba, rasa iba-ku datang, kenapa aku harus bersumpah serapah padanya? Hanya karena dia menyerobot, trus umpatan ‘sejuta topan badai’ haruskah ku tumpahkan padanya?
Perasaan itu yang berulang lagi tadi pagi, ketika dia kembali naik metromini yang sama. Engga ngerti apa memang karena metromininya penuh, atau karena ga disengaja, kali ini giliran aku yang duduk, dan dia terus berdiri sampai tujuannya. Ga ada satupun penumpang yang turun dan memberikan bangku padanya. Dia berdiri di dekatku, jadi aku bisa melihatnya dengan jelas.
Ya…..saat itu hanya rasa iba yang ada. Ingat kata-kata Pak Deddie, ketika aku mengadu padanya, waktu dulu ada orang yang berkata ketus pada ku.

“Ta…….ga perlu kamu sumpahi itu orang, mungkin HIDUP-nya lebih menderita dari kamu, mungkin kamu akan lebih ringan kalo kamu berkata Ya Allah, maafkan dia, dia ga pernah tau kalo perkataan/perbuatan dia menyakiti aku.”

Iya…ya, buat apa aku mengutuk dia, buat apa mataku yang tajam harus menghunjam perasaannya. Bukankah lebih indah jadi orang yang dirindukan orang lain, ketimbang jadi orang yang ditakuti orang lain. Lagipula……Allah sendiri Maha Pemaaf, mengapa aku tidak?

Hummmmmm…….
“Ya Allah, maafkan dia…..dia tidak tahu dan tidak akan pernah tahu bahwa perlakuannya kemarin menyakitkan aku.”


Wednesday, December 08, 2004

KeCopEtan




Tadi pagi sebelum jam 8 pagi, tumben-tumbenan mas Indra dah telpon aku di kantor. Biasanya baru jam 8 or jam 8 lewat di telpon aku, just to say “met kerja ya honey”.

+ “Assalamualaikum”salamnya disana.
- “Waalaikum Salam, lho….Abi koq dah nyampe kantor sih?”ujarku heran “ngga macet yang?” soalnya waktu baru menunjukkan pukul 07.40-an.
+ “Engga, Alhamdulillah jalanan lancar,” sejenak dia terdiam “Yang, hapeku kecopetan”ujarnya datar, aku menghela nafas sejenak.
+ ”Tadi bis yang aku tumpangi penuh banget, trus aku ngga sadar, ternyata resleting kantong tas depan udah kebuka.”samar-samar aku dengar pembelaannya, tapi pikiran aku ngga tertuju pada tuturnya.
Duh….lagian seneng banget sih mas pake backpack, tas model ghitu khan riskan ato karna inspired by ‘Dora The Explorer’ kali! ;p (bathinku dalam hati).
Jadi ingat kejadian hampir sebulan yang lalu, waktu itu mas Indra kecopetan dompetnya. Tidak banyak uang yang hilang, hanya akhirnya kita harus disibukkan dengan pengurusan surat-surat penting yang ikut raib bersamaan dengan hilangnya dompet itu.

Mau marah? Ya engga lah! (biarpun hape itu hadiah ulang tahunnya dari aku), aku cuma menghibur diri sambil introspeksi “kurang amal kali kita bi” kataku ketika itu sambil menghiburnya. Cuma koq kejadian seperti ini terjadi di saat kita sedang disibukkan sama urusan rumah (Alhamdulillah, kami sedang dalam proses membeli rumah). Mengurus surat-surat yang hilang itu otomatis memaksa kita untuk ijin dari kantor, padahal buat urusan rumah aja, kita sudah kebanyakan ijin. Belum lagi dana tambahan yang harus keluar diluar perencanaan kita, padahal kita berdua juga sedang butuh dana dalam urusan rumah ini (duh…ni copet koq ga pengertian banget si sama kita).
Udah gitu, nomor-nomor yang ada di hape yang penting buat kita dalam mengurus urusan rumah, ikut hilang bersama dengan hape dan kartunya (Alhamdulillah nomor mas Indra ga usah ganti, jadi smoga orang-orang yang punya urusan sama kita masih bisa menghubungi dia di lain waktu).

Ya udah lah….mo gimana lagi, emang belon rezeki kita mungkin, tapi aku percaya, nanti pasti bakal ada gantinya. Lagian hanya barang semata, dari pada bikin orang yang aku sayang tambah feelin’ guilty, mending aku bilang “ya udah, besok kita beli lagi aja yaaaaaa.”


Monday, December 06, 2004

PETiR




Ada yang suka nonton Penghuni Terakhir ga? Trus ada yang nonton penghuni terakhir ekstradisi tanggal 27 Nov yang lalu? Mungkin dikit ya, soalnya ada yang lebih menarik di channel TV lain, forrest gump!

Kita berdua sempet nonton episode ekstradisi PETIR tanggal 27 Nov, dan sedikit gregetan. Ada salah satu anggota PETIR (stands for PEnghuni TerakhIR) yang minggu sebelumnya jadi Boss pada saat ekstradisi tanggal 27 Nov harus duduk di kursi calon terekstradisi. Minggu sebelumnya si Bapak ini (kebetulan kita berdua ngejagoin dia, soalnya kayaknya orangnya bae banget, hehehe, keliatannya lho……) jadi penyelamat orang yang jadi Boss di ekstradisi tanggal 27 Nov. Engga tau mungkin ini yang namanya “roda ga selalu di atas” nasib si Bapak tergantung pada orang yang sudah diselamatkannya. Sebagai info juga, si Bapak ini, katanya sih, belum pernah duduk di kursi ekstradisi sebelumnya (soalnya aku jarang nonton juga, jadi rada-rada ga ngikutin) dan katanya juga, dia ini jagoannya ibu-ibu (karena bae itu kali ya? Kliatan koq dari tampangnya, sekali lagi keliatannya lho…..), trus juga selalu dapet dukungan yang banyak (tapi kita berdua ga pernah ikutan ngirim sms, sayang pulsa euy, hihihi).
Nah…ketika saat si Boss diberi kesempatan menyelamatkan seorang yang seharusnya terekstradisi, ga diduga, yang dipilih dia bukan si Bapak yang telah menyelamatkannya, dari kursi ekstradisi melainkan seorang yang berkepala plontos yang selama ini justru telah mengecewakannya. Alasannya Tuhan juga memberi kesempatan umatNya buat bertobat (hehehe, naïf amat yak). Dan si Bapak pun kedudukannya semakin terancam.

Udah gitu saat ekstradisi tiba, hal yang diluar dugaan terjadi lagi, aku pikir si Bapak yang akan diselamatkan, karena dia dianggap sebagai penasihat oleh anggota yang lain dan kayaknya dia penengah kalo di antara mereka terjadi konflik. Diluar dugaan si Pemegang Kunci (yang punya tugas mengekstradisi) justru mengekstradisi si Bapak yang baik itu dan menyelamatkan seorang yang berbadan tambun yang sebetulnya orang ini selalu pesimis untuk menjadi pemenang (beda sama si Bapak yang punya keyakinan dan selalu optimis) dan dia pun sudah pernah diekstradisi sebelumnya namun mendapat kesempatan masuk lagi menjadi anggota PETIR.

Jadi ngambil pelajaran ni dari setori para PETIR itu. PERTAMA, jangan pernah berharap kebaikan kita akan dibalas orang yang kita tolong, karena terkadang mereka malah lupa sama kita. Mencoba berlapang dada aja lah….Hey…God does not sleep, does He?!
Dan jangan terus berharap pertolongan kita itu akan dibalas dengan pertolongan juga, karena ujung-ujungnya (lebih) sering menyakitkan (walaupun kita harus selalu ber-khusnudzon). Ya kayak si Bapak itu deh…..hampir dari semua anggota PETIR sudah diselamatkannya, tapi, justru dia disaat-saat hampir mendekati saat kemenangannya, justru terdepak oleh teman-teman yang pernah menolongnya itu.
Yang KEDUA kalo kita sudah melihat keberhasilan di depan mata, bukan terus kita boleh tidak hati-hati, terkadang, karena kelalaian kita, kesempatan itu akan pergi (soalnya pembelaan diri si Bapak tidak se-gigih anggota calon terekstradisi lainnya, mungkin karena dia yakin akan menang, seperti tuturnya di satu tabloid wanita hari ini). So…sebelum tujuan tercapai, keep on fighting men, jgn lengah! Dan jangan terlalu yakin-lah kalo kemenangan sudah di depan mata, takutnya malahan kita jadi lupa dan ga awas ghitu.
KETIGA, jangan lupa bahwa Allah-lah yang punya keputusan terakhir (setelah kita berusaha donk!) dan Allah pula yang tau yang terbaik buat kita (hehehe, mungkin lebih baik si Bapak yang baik itu terekstradisi daripada ngumpul sama yang bukan muhrimnya, lho…karena kan ada si INDRI! Mungkin lho……….).
KEEMPAT, it’s just a game, jangan jadi serius ah! (hehehe)

Note: sebenernya…aku nulis ini karena kena imbasnya ibu-ibu yang ikutan suebel, gara-gara Pak Asep TEREKSTRADISI (hehehe). Btw, yang terekstradisi semalem sapa yak? Ga nonton euy, lebih menarik nonton PHILADELPHIA.


Friday, December 03, 2004

It's Sports Day (Have a Nice Weekend Yaaaaaa)




Di Jumat pagi ini, hampir semua penghuni kantor sibuk. Pasalnya hari ini adalah kali pertama pencanangan hari olah raga di lingkungan kantor tempatku bekerja. Beberapa teman yang jadi koordinator olahraga tertentu masih keliatan hilir mudik nyari pengikut.
Hehehe, biasa……di kantor ini emang kalo ada hal-hal yang baru suka heboh, tapi biasanya cuma buat beberapa kali aja. Tapi buat yang ini mudah-mudahan sih ga untuk sementara aja.
Bagus sih idenya (ngadain hari olah raga), sekalian bikin rekreasi buat karyawan (yang gratis tentunya! jadi kantor ga usah keluar dana besar) sambil menyehatkan karyawan (cieeeeee).

Beberapa hal menarik aku tangkap dari sobat-sobatku di kantor seputar persiapan menghadapi hari olah raga ini, misalnya Pak Salim, temen seruangan yang jadi koordinator Sepak Bola. Dari kemaren, si Bapak yang udah terbukti sukses menggelar acara jalan-jalan sambil tanding bola sama perkumpulan tarkam ini, sibuk mendaftar para peminat olah raga ini. Trus beliau nge-lobby boss buat dapet tambahan dana buat beli kaos dan sepatu. Ga heran sejak kemarin sampe hari ini dia sibuk mengukur sepatu calon pemain. Tau ga, kayaknya peminat untuk olah raga ini lumayan mbludak, soalnya dapet kaos plus sepatu bola greti!

Trus Mas Asep (masih temen seruangan juga), dia koordinator Tenis Meja. Meski ga seheboh Sepak Bola, dia tetep masih dapet anggota yang lumayan banyak. Terutama karyawan dari bagian teknik.

Ada lagi Mba Sylvie yang sibuk dengan promo Senam Aerobiknya. Buat olah raga jenis ini, peminat terbesar adalah kaum ibu.
Khusus buat gank ibu hamil (Encim dan Anie) katanya mereka ikutan bridge (ga ngerti sapa koordinatornya, jangan-jangan emang cuma mereka berdua aja lagi anggotanya ;p).

Trus aku sendiri ikut apa? Ssssstttt, berhubung olah raga yang disebutin di atas kurang menarik buat aku dan kebenerannya juga males buat jogging sore-sore gini, akhirnya mending aku ikutan tepak-tepok bulunya angsa di hangar or di runway alias maen badminton……hehehehe………berhubung belum ada lapangan bulutangkisnya, jadi masih numpang sama pesawat. Dengan fasilitas yang sesederhana mungkin (wong ga pake Net jheh!).
Lagian yang penting khan ikutan berolah raganya, terserah mo serius or engga. Biar ghitu tetep aja aku bawa CARBONEX-nya mas Indra (biar dibilang pro niiii), plus bawa raket 30rb-an yang aku beli di SOGO JONGKOK (lumayan, bakal modal nyari sparing partner).

Udah yaaaa, bentar lagi (jam 16.00 waktu halim) acara sports day-nya dimulai, dan kita karyawan smua, kudu ngumpul di lapangan. Smoga crita-ku bisa buat ide weekend sobat smua besok (olah raga deh…biar sehat).

So, aku mengucapkan have a nice weekend buat smuaaaaa sahabat mentari……..