Monday, January 31, 2005

Tell Her/Him Now!



Kemarin Jumat aku nonton sama mantan pacar. Ceritanya pengen mengulang masa-masa pacaran (maksudnya awal-awal pernikahan, yeeeeee curiga aje). Bubar kerja, kita janjian ketemuan di kantor mas Indra (aku yang memilih menyusul dia ke kantor, soalnya lagi pengen nge-busway wae euy!!!), kelar sholat maghrib kita ke TIM, soalnya relatif dekat dan ada film bagus yang pingin aku sama mas Indra tonton.

Judul film-nya If Only, yang main, Jennifer Love Hewitt sama Paul Nicholls. Cerita yang ber-setting di negaranya Pangeran Williams, mengisahkan bagaimana seorang pria yang diberi kesempatan kedua untuk mengungkapkan betapa dia sebetulnya sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya (wuihhhhh, romantis banget yaaaaa, cocok dah buat nonton berdua sama yang disayang).

Jadi ceritanya, Samantha, seorang mahasiswi tingkat akhir sekolah musik yang memiliki seorang kekasih, Ian, yang ambisi mengejar karirnya. Cinta Samantha yang tulus pada sang kekasih seolah dikalahkan oleh cita-cita sang kekasih dalam mengerjar impian karirnya. Beberapa hal kecil sempat dilupakan sang kekasih, seperti menghadiri graduation partynya, her 1st concert, hingga kampung halaman kekasihnya di Ohio pun selalu tertukar dengan Indiana. Pokoknya Ian tuh memang tipikalnya lelaki kerja jaman sekarang yang di kepalanya hanya ada kerja…..kerja….dan kerja…..(hehehe, pengalaman pribadi). Hingga suatu ketika, kecelakaan yang merenggut nyawa Sam menyadarkan Ian betapa sebetulnya dia menyayangi Sam dan sangat kehilangan kekasihnya itu. Dia menyadari betapa Sam sangat dan dengan tulus mencintainya (sampai-sampai dia menuliskan lirik lagu tentang betapa dia mencintai Ian).

If only he’d told her what he really felt, If only he still have time to show how much he love her, If only he could re-live his last day with her and put things right…..if Only…..

Yang ada hanya penyesalan…..

Keesokan pagi setelah kematian kekasihnya itu, Ian dikejutkan oleh peristiwa dimana dia seperti diberikan kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya pada kekasihnya dan menghapus penyesalan yang dirasakannya. Ian mengalami De Javu. Ceritanya, dipagi itu, semua kejadian yang dialaminya kemarin berulang lagi, hanya dalam bentuk lain. Akhirnya Ian menyadari bahwa memang ia benar-benar diberi kesempatan untuk memperbaiki kejadian sebelum kematian kekasihnya itu, dan hal-hal yang romantis terjadi.

Ceritanya sih sederhana (sangat sederhana). Pesan yang ingin disampaikan film ini, If you love someone…..tell her/him that you love her/him, show how much you love her/him, coz we never know when our time will end………
Buat kami sendiri, film ini memberi kami inspirasi dikala waktu serasa tidak berpihak pada kami dan ego menguasai kami masing-masing, (mas Indra, dia langsung senyum-senyum sendiri “hehehe, ini film nyindir aku yaaaaa” gitu katanya). Aku juga mungkin begitu, terkadang aku mengabaikan mas Indra, ketika asyik dengan acara mengajar. Kadang, kita dan pasangan kita memang butuh waktu untuk hanya berdua, me-recharge cinta kita. Bukankah cinta itu harus tetap dipelihara?

Overall, film ini menarik buat ditonton (biarpun telat, soalnya orang lain mah udah pada nonton duluan kali ;p), menghibur banget, ada pesan yang bisa diambil (minimal membuat kita tersenyum dan saling melihat ke diri kami masing-masing) betapa sebetulnya ada orang yang selalu menunggu kita di rumah dengan sejuta (lebih mungkin yaaaa) cinta buat kita.


Note: buat Uni….jangan nakal lagi yaaaaaa, bentar lagi khan Uda pulang ;p


Tuesday, January 25, 2005

My Distance Friend




Sebetulnya, dari sejak zaman dahulu kala, aku paling seneng make friends. Bila masuk komunitas mana saja, bisa dipastikan ada satu hingga dua orang yang bakal jadi temen abadi buat aku setelah pertemuan itu(entah mereka yang menganggap begitu, ato aku yang ngintilin mereka trus, hehehe, sorry ma prenz…abis kalian enak siy dijadiin temen crita).
Mungkin emang udah karunia kali ya (alhamdulillah)….adaaaaa aja yang bisa aku bikin jadi bahan omongan untuk breaking the ice.

Aku mo crita, aku punya teman jauuuuuuh di seberang sana. Namanya Patricia Roehm, dia seorang wanita usia lanjut (kayaknya sih seumur mamah aku), keturunan Yahudi, dan tinggal di Amerika sana.

Perkenalan aku dengan dia karena urusan pekerjaan, dia supplier di kantor aku. Dia yang sering menghubungi aku di kantor untuk urusan bayar membayar. Karena perbedaan waktu yang cukup banyak antara Indonesia dengan Amerika, dia sering menelpon aku di kantor, ketika waktu di tempatnya tinggal mendekati tengah malam (kebayang donk…ngantuk-ngantuk dia nelpon aku!).

“Tita, I cannot sleep, I wonder, when can I expect the payment from you” begitu selalu katanya di awal pembicaraan.
Hahaha, tentu saja ucapannya itu membuat aku iba padanya. Iyalah! Karena dia yang menjalani usahanya sendiri, jadi dia sendiri juga yang berpikir mengenai keuangan perusahaannya. Suka ngebayang gituh, kalo aku punya usaha sendiri, trus kesulitan keuangan karena tagihan macet, sedih yaaaaaa.
Dari perkataan yang mengibakan tersebut akhirnya mengalir cerita di antara kami berdua.
Ternyata dia adalah seorang ibu dari seorang anak, yang katanya, seumuran dengan aku. Anaknya bekerja sebagai tenaga medis di US Navy. Obrolan kami tidak melulu soal keluarganya (apalagi urusan kerjaan), terkadang menyerempet pada hal-hal di luar bidang kami. Contohnya ketika kerusuhan Mei 1998, Black September, banyak hal yang dilihatnya hanya dari satu sisi saja, misalnya dia men-cap orang Arab tuh teroris, trus ga gitu suka sama orang Arab dan Asia yang berimigrasi ke negeri Paman Sam, katanya merebut lahan orang Amerika sendiri.
Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, aku membela saudaraku terutama yang berada di belahan Asia Barat sana. Yang seru ketika Amerika melancarkan agresinya ke Irak, aku sempat berdebat dengan dia menyampaikan ketidak setujuanku padanya (sampai-sampai teman-teman seruangan jadi geleng-geleng kepala sendiri liat kelakuan aku bertelepon), beberapa pendapatku dibenarkannya (atau dia males kali yaaa, berdebat dengan aku, ga ngerti bahasa Inggris aku yang asal ngejeplak, hehehe).
Pula setelah Tsunami kemarin, dia langsung mencari aku. Katanya, dia takut, aku dan keluargaku menjadi korban, padahal mah….Jakarta khan jauh dari Aceh (ah…dasar Pat!)

Banyak hal-hal yang dialaminya dalam keluarga diceritakannya pula kepadaku, seperti ketidak setujuannya atas pernikahan anak semata wayangnya, atau ketika dia harus merawat mendiang ayahnya, yang menurut ceritanya lumpuh karena diabetes. Dia bilang padaku bahwa dia kesal, harus merawat sendiri ayahnya (soalnya kebiasaan orang Amerika menitipkan kaum lansia di panti jompo) . Yang membuatnya kesal, tingkah ayahnya yang kembali seperti kanak-kanak (maklum sudah uzur), sering merengek, ngompol, dan buang hajat seenaknya. Hehehe, lucunya pada saat itu aku malahan cerita tentang almarhumah embah yang usianya tidak jauh berbeda dengan ayahnya (ceritanya tukar pengalaman nih!). Aku bilang, aku belajar dari ayat Quran (dia tau dan sangat menghormati aku sebagai muslim) bahwa setiap manusia yang mencapai usia lanjut, maka mereka akan bersikap seperti kanak-kanak kembali (QS 36:68),

“so…don’t ever…ever…be sad Ma’am, you will understand that God is very nice to you, He give you chance for being a nice daughter for your father. He wants you to take care your father before he gone. I believe that your father will thankful to God and pray for your life. ” begitu kataku.

Tau engga…….ucapanku itu jadi inspirasi banget buat dia, dan dia semangat dan ikhlas banget ngerawat ayahnya hingga akhir hayatnya (padahal sebelumnya dia mau mengajukan euthanasia buat ayahnya lho!).
Ketika ayahnya pergi, aku termasuk orang pertama yang dikabarinya.

Sejak awal kami berkenalan, setiap akhir tahun, selalu dikiriminya aku cokelat (cokelatnya enak-enak lho! Dan bentuknya pun lucu-lucu), berhubung aku ga begitu doyan, almarhumah embah yang sering kecipratan rejeki itu. Dan aku pun bercerita pada Pat, betapa embah senang sekali dengan hadiah cokelat darinya, walaupun makannya juga dalam jumlah yang sedikit.

Kamis lalu (20/01/2005) aku menerima paket dari Pat. Katanya “for your wedding, Tita!” Dohhhh…Oma yang ini payah deh, mosok wedding present dikasih setahun kemudian, cocoknya mah buat first anniversary atuh Oma……;p. Dia bilang juga kalau hadiah itu sebagai tanda terima kasihnya karena aku senang mendengarnya bercerita dan memberi inspirasi baginya. Alhamdulillah deh, bisa jadi teman yang baik. Dia beri aku vas bunga, mangkok dan candle holder yang kesemuanya terbuat dari keramik disepuh emas di bibir masing-masing barang tersebut (kiriman cokelat tetap ada donk!).
Yang bikin aku terharu, ada sebuah kotak di bungkus kertas merah jambu dan dibalut pita manis, di atasnya disematkan kartu dengan tulisan “For Tita’s grandma”. Kontan ada cairan hangat yang mengalir dari sudur mataku.

Tadi pagi dia menelpon aku, setelah say thanks for the present, aku bilang padanya,

“Thanks Pat for the present, too bad, my lovely grandma already gone, she passed away few days after we celebrate Eid and asking apologize to each other. She cannot enjoy your chocolate anymore, but I believe, if she were with me now, she will thankful for the present. ”
Dan kita berdua pun bertangisan……hiks!

Lucu ya, kami berdua belum pernah kenal wajah masing-masing, apalagi bertemu, tapi buat aku, dia seperti sahabat-sahabat yang ada di dekat aku. Banyak pengalaman hidupnya yang dia bagi dengan aku, tapi banyak hal pula yang mau didengarnya dari aku Lagipula, itukan esensi dari sebuah persahabatan, mendengar dan didengar.
Thanks Pat….for being my friend, you inspired me too…….


Thursday, January 20, 2005

QurBan


mbeeee......

Hari ini Umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha atau dikenal juga sebagai Idul Qurban, meskipun dibeberapa tempat masih diwarnai perbedaan, tapi ga papa, yang penting apa yang kita jalani bukan tanpa dasar (maksudnya pilihan kita berdasarkan ilmunya, gitu lho!).

Idul Adha means bakal banyak kambing atau sapi yang disembelih (hehehe, jujur, sampai hari ini, aku masih ga tega lihat penjagalan mereka!). Idul Adha means juga ada pembagian daging qurban kepada saudara-saudara yang kurang beruntung.
Kalau ingat latar belakang sejarahnya, ibadah qurban ini sebagai pengejawantahan cinta Ibrahim A.S, manusia mulia, Bapak bangsa Arab, kepada TuhanNya. Dia (Ibrahim) diperintahkan untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail A.S, anak yang sudah lama dinantinya, anak yang taat padanya, sebagai bukti, apakah kecintaannya pada Allah SWT akan terkalahkan oleh cintanya kepada sang buah hati.

Ibrahim memang manusia besar yang patut dijadikan tauladan bagi umat-umat yang hidup hingga akhir jaman. Bayangkan, anak yang lama dinanti diperintahkan untuk disembelih, oleh tangannya sendiri. Hummmm, mungkin karena aku pun bernasib sama dengan Ibrahim (maksudnya belum diamanati seorang anak, bentar lagi kali yaaaa, amien!), aku ga bakal sanggup melakukan itu (makanya aku juga ga mungkin jadi Nabi). Mungkin aku akan bernego dengan Tuhan (hehehe, mungkin engga ya……) mending aku aja yang disembelih (lho?!). Itu mungkin yang bisa menggambarkan betapa tipisnya imanku, jika dihadapkan pada kejadian seperti itu.

Dari perenungan ini, ada sesuatu yang bisa aku ambil hikmahnya. Betapa Allah itu Maha Rahman dan Rahim pada umatNya (terutama aku sebagai insan). Tidak akan diturunkannya cobaan yang melebihi kapasitas umatNya. Tapi terkadang manusia sering cengeng (termasuk aku tentunya!), baru diberi cobaan sedikit, eeeeeehhhhh, udah ngeluh, putus asa. Padahal cobaan yang diberikanNya itu agar Dia tahu, “seberapa besar sih cintamu pada Ku…wahai umatKu!!!”
“Apa kalian hanya mengingatKu disaat susah dan sempit mu? Lantas kalian lupa siapa sebetulnya kalian di bumi yang aku pinjamkan kepada kalian.”
MasyaAllah!!! Kalau Allah sampai mempertanyakan itu kepada kita, betapa tidak tahu dirinya kita manusia. Semua dalam hidup ini, hanya pinjaman dari Nya.
Sebetulnya Dia pun tidak akan merugi, bila diantara umatNya ada yang mengingkariNya, Allah itu Maha Kuasa, apapun bisa dilakukanNya.

Pernah seorang teman yang tidak se-iman mempertanyakan, mengapa kami, umat Muslim masih patuh, tidak memakan babi (yang dilarang olehNya), padahal sesuai perkembangan jaman, segala hal yang terkandung dalam babi dan ditakutkan membahayakan kesehatan manusia (iya khan? Jaman dahulu kita sering diceritakan, katanya babi mengandung cacing pita yang membahayakan kesehatan manusia), seiring dengan perkembangan jaman dapat dieliminir. Jadi tidak ada yang harus ditakuti lagi.
Aku bilang, “Segala sesuatu yang diperintahkan dan dilarangNya adalah agar Dia tahu, sampai sejauh mana umatNya tetap mentaatiNya. Kalau dari satu perintah saja sudah ditaati manusia, maka bukan tidak mungkin manusia yang mengimani keberadaanNya, akan mentaati perintah-perintahNya yang lain, yang justru akan membawa kita pada keselamatan di dunia dan hari setelah kematian kita. Kalau bukan karena mengimani keberadaanNya, belum tentu umat Islam mau mentaati perintahNya dari sejak manusia pertama diciptakan, hingga hari akhir kelak. Jadi ketaatan kami bukan sekedar kami takut tubuh kami dipenuhi cacing pita, naïf sekali!”
Kalau sudah begitu, temanku hanya terdiam. Dogmatis memang, tapi bukan berarti kita hanya menerima tanpa pernah terpikir, mengapa begini-mengapa begitu. Melalui penciptaanNya lah kita manusia harus terus berpikir dan menyadari keberadaan dan kebesaranNya.

Sama halnya dengan qurban. Ibadah ini adalah aplikasi dari keimanan kita pada Allah SWT, betapa Dia menguji apakah kita manusia masih dapat bersyukur dalam kesempitan dan tidak bakhil dengan segala yang dititipkanNya kepada kita.

Ya…..hidup ini hanya titipan, hanya pinjaman, kelak akan diminta pertanggungjawabannya.

Selamat Hari Raya Qurban yaaaaaa
Have a Nice Long Weekend, sobat!!!!

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena TuhanMu; dan berqurbanlah! (QS 108:1-2)


Monday, January 17, 2005

Mengajar Lagi




Huaaaaaa……SENIN :( means kerja…kerja….dan kerja. Rasanya libur 2 hari buat aku ga berasa gitu loh!!! (hehehe, ketularan).

O, iya, kemaren Sabtu adalah kali pertama aku ngajar di sebuah Perguruan Tinggi, yang selama ini jadi salah satu target untuk tempat ngumpulin jam terbang. Kenapa, karena institusinya yang lebih besar, lebih settle, lebih oke, dari my previous post (tapi bukan berarti aku meremehkan kampus yang selama ini telah menempa aku menjadi seorang dosen lho…), artinya tantangannya pun lebih besar lagi.
Padahal awalnya aku sudah bertekad mo rehat sejenak dari dunia ajar-mengajar (aku sendiri sudah resign dari posisi Kajur di kampus yang lama), soalnya mo mulai usaha lagi “mengejar mentari” (bikin dede’ bouw! ;p). Mungkin sudah jalannya, mantan Sekjur aku yang sekarang menggantikan posisi aku menjadi seorang Kajur, Senin yang lalu malahan menawarkan aku untuk mengajar di tempatnya mengajar. Sebuah kampus di bilangan By-Pass Jaktim (mungkin pada tau yaa….yang sering dijadikan syuting sinetron ;D).

Yang membuat aku brake my decision buat mengajar lagi (yang pasti sudah seizin Mas Indra donk!) karena:
1.Hanya mengajar dalam 5 kali pertemuan saja (karena ini kelas eksekutif, jadi pertemuannya dimampatkan menjadi 5 kali saja)

2.Mata Kuliahnya Akuntansi Pemerintahan. Akhirnya…..back to origin euy……selama ini walaupun aku lulusan akuntansi, tapi mata kuliah yang aku ajar kebanyakan mata kuliah jurusa manajemen dan ekonomi umum. Jadi….sedikit menantang gitu loh! ;D

3.Kampusnya deket, udah gitu dapet waktu sore pula, jadi pagi masih sempat istirahat sampai siang, pulangnya langsung pulang dan…..ISTIRAHAT lagheeeee. ;D

4.Ehem…..ini yang penting engga penting…honornya lumayan lah…….pokoknya bisa beli toilet duduk buat our new home at Jati Asih (heuheuheu)

Nah….trusnya nih……dapet kepercayaan seperti itu bukan trus aku tinggal santai, datang, mengajar. Engga lagi! Masalahnya, survey membuktikan, mata kuliah ini termasuk mata kuliah yang…..“kalo boleh, ga usah ngambil aja deh!” (soalnya aku pun hingga hari ini bingung, apa ya tujuan diajarkannya mata kuliah ini, karena antara teori dengan praktek, jauh panggang dengan api!). Tau kenapa? Karena sulit (bahkan tidak mungkin) dilakukan konsolidasi antara Laporan Keuangan Pusat dan Daerah. Makanya mantan ketua BPK, Sugandhi, pernah mempertanyakan "berapa siy besarnya kekayaan Indonesia". Sulit diukur khan..., hehehe, ini mah hanya intermezzo.
Yang aku kontak pertama, tentunya temen-temen yang masih fresh dengan mata kuliah ini, supaya ngerti, gimana siy perkembangan ilmu tersebut sampai dengan hari ini. Akhirnya dapat lah aku buku acuan mengajar. Buku yang digunakan hampir semua perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Tapi, buku ini tidak menarik untuk dibaca, mungkin karena cara penulisannya ya…dari segi kelengkapan, buku ini paling representatif dan diwajibkan untuk dijadikan referensi.
Tapi…ya…itu, karena aku mau mahasiswa aku dapat menerima dan mengerti (walaupun hanya sedikit) apa yang aku sampaikan dalam waktu yang sangat singkat (gileeee, biasanya, aku mengajar untuk 12-14 kali pertemuan), akhirnya aku putuskan menggunakan buku karangan Revrisond Baswir, ekonom dari UGM. Bukunya ringan, dan InsyaAllah mudah untuk dimengerti oleh para mahasiswaku.

Akhirnya, Sabtu kemarin adalah hari pertama aku mengajar. Di awal mengajar (seperti biasa) aku buat beberapa aturan main, yang buat sama-sama enak lah, jadi aku InsyaAllah engga dianggap horror sama mahasiswa aku. Alhamdulillah lancar (hanya ada satu pertanyaan mahasiswa aku yang sempat bikin aku black-out di depan kelas). Mudah-mudahan mahasiwa aku kelak tidak terkena sindroma akuntansi pemerintahan phobia.

Yah…smoga lancar terus deh hingga akhir pertemuan nanti, paling tidak goal aku mengajar yang “ikut mencerdaskan kehidupan bangsa” (cieeeeeeeeeeee) bisa tercapai, walaupun hanya sedikit. Btw, emang para mahasiswaku merasa ikut tercerdaskan?!(sambil garuk-garuk kepala).

Notes :
1.buat TW, met ngajar ya dik……..smoga tujuanmu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa juga tercapai (woiiiiii…yang diajar bimbingan akademik daku tuuuu…titip ya dik dan jangan digalak-in, hehehe)

2.thanx buat Milda….for giving me this chance (kalo ada lagi masih mau koq….tapi yang 5 kali pertemuan aja yaaaaa)


Quote for today
Tanamkan dalam setiap detik satu pujian, setiap menit satu gagasan, dan setiap jam satu pekerjaan
(Aidh al-Qarni ; As’ad al-Maráh fi al-‘Alam/Menjadi Wanita Paling Bahagia)


Wednesday, January 12, 2005

Gitu Lho!!!




Entah siapa yang mempopulerkan ungkapan ini, tapi belakangan ini, seringkali aku dengar disekitarku mengucap ungkapan ini.

“Enak gitu lho!” atau “….gitu lho!” anything lah…trus ditegaskan dengan “Gitu Lho!!!”
Kebanyakan yang menggunakan ungkapan ini adalah wanita-wanita usia 20-30an. Namun demikian banyak juga anak-anak usia belasan yang mulai ikut-ikutan menggunakan ungkapan ini, pun kanak-kanak yang masih di bangku sekolah dasar.
Sah-sah aja sih……sama sahnya ketika Jaja Miharja mempopulerkan Ni yeeeeee pada sekitar tahun 80-an silam. Atau ketika Eko Patrio juga mempopulerkan ungkapan Kasihan deh Lo!

Apa sih yang membuat ungkapan-ungkapan tersebut menjadi ungkapan nasional? Yang pasti, kata-kata tersebut diucapkan oleh orang-orang yang dikenal masyarakat luas (artis toh?!), trusssss yang aku perhatiin lagi, ungkapan tersebut diucapkan sambil ngeledek lawan bicara. Benar tidaknya hipotesis ini, biar yang lain saja yang membuktikan. Cuma yang fenomenal itu (menurut aku yaaaa), hampir seluruh masyarakat Indonesia ikut-ukutan melafalkan ucapan tersebut. Terserah! Sebetulnya aku juga ga gitu peduli, GITU LHO!!!

***

Sobat…..ada tawaran menarik. FAHIMA atau Forum Silaturahmi Muslimah, akan mengadakan Workshop Membuat Web Sederhana berbasis HTML. Mengapa workshop ini menjadi menarik dan sayang untuk dilewatkan, karena yang kita butuhkan hanya, Komputer yang memiliki O/S windows, Program Front Page, dan Yahoo Messenger, jadi bisa kita ikuti tanpa harus mengorbankan kegiatan kita yang lain. Pengajarnya, (kalo engga salah) saudara-saudara kita yang ada di negerinya OSHIN sana. Untuk informasi komplitnya…silahkan klik ke www.fahima.org workshopnya sendiri akan dimulai tanggal 17 Januari 2005, dan pendaftaran sudah dimulai dari sekarang. So…c’mon, klik www.fahima.org
PS : Ladies only yaaaaaaa (gitu pesannya)



Friday, January 07, 2005

Mermaid


mermaid found in Philippines

Sore tadi aku dapet imel dari temennya Mas Indra, Mba Lia. Mosok dia kirim imel, katanya ditemukan mermaid (putri duyung) di Philipina.

Bener ngga ya? Tapi kalo ngebandingin antara cerita jaman masa kecil dulu dengan apa yang ada di gambar koq jauh yaaaaaa. Waktu kecil dulu, gambaran seorang (atau seekor ya?) putri duyung itu cantik dan lucu. Lho ini koq menyeramkan yaaaa.
Lagh ini mah gambar persilangan antara manusia dengan ikan bandeng (huahahahahahaha). Ini teknik foto atau beneran yaaaa.

Met liburan sobat smua……smoga liburannya berkesan…….

Buat Yaya……thx yaaa udah sering-sering mampir, kapan-kapan bikinin aku puisi yaaaaa (hehehe).


Wednesday, January 05, 2005

Tutup Buku means Mabok ;p




Nasib jadi seorang accountant, kalo udah akhir bulan, apalagi tutup buku seperti sekarang gini, udah dipastikan…..SIBUK BERATTTTT.
Lembur udah bisa dipastikan hampir tiap malam, selama seminggu (tergantung load kerjaannya sih). Aku biasanya udah nyicil dari akhir tahun, jadi awal tahun tinggal bikin adjustment aja. Yang bikin mabok, adalah saat-saat seperti ini, laporan akhir yang aku dan teman-teman buat harus free from misstatement and error, soalnya yang nuntut itu bukan hanya manajemen, tapi juga auditor dan share holder. Pfiuffff…..apalagi tahun 2004 kemaren banyak banget pesawat yang dijual, trus bayarnya offset sama utang, bete!!! Memaksa aku buat stay lebih malam di kantor.

Perasaan dulu tidak pernah terpikir buat jadi seorang tukang catat duit orang (iya khan…yang dicatat seorang akuntan bukan duité dewe toh?!). Dulu cita-cita pengen jadi engineer…electro engineer, soalnya terinspirasi papah yang selalu berkutat dengan instrument radar, minimal bermanfaat bakal ngereparasi tipi sama radio di rumah. Nasib, ga keterima UMPTN trus malahan mengarahkan aku untuk menimba ilmu di fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Itu juga ga sengaja, soalnya pengen masuk fakultas teknik, tapi ga boleh sama mamah, kata mamah, “jangan….ntar kalo kuliah di elektro trus brenti di tengah jalan, mo jadi tukang solder? Kalo di ekonomi khan misal ga kelar masih bisa kerja kantoran.” Dasar aja aku anak penurut, ya udah trima usul mamah masuk jurusan akuntansi. Trus juga dikasih contoh Bi Nining, adiknya mamah yang juga jadi akuntan di sebuah bank asing, duitnya banyak, heu-euh aja aku trus nurut. Jadilah kuliah di jurusan akuntansi.

Trus dengan berjalannya waktu, jadi ngerti kalo seorang akuntan tuh ga hanya kerja dibelakang meja aja. Dengan menjadi seorang auditor, bisa keliling Indonesia, trus kerjanya ga melulu di belakang meja.
Hehehe, 3 bulan nyoba jadi auditor malahan mabok, abis pulangnya selalu di atas jam 10 malam. Teler donk! Jadi mikir, gimana kalo berkeluarga yaaaaaaaa.
Akhirnya masuk perusahaan, tempat aku kerja sekarang. Emang sih, kerjanya ga seberat auditor. Masih sempat pulang jam 5 teng-GO. Hanya di periode laporan aja pulang telatnya, itu juga tergantung, kalo load kerjaan aku bulan itu banyak, kayak ada penjualan pesawat atau terjadi sesuatu pada persediaan spare parts yang mengharuskan diadakan stock take. Selebihnya mah santai.

Tapi, ini kali adalah kali pertama aku lembur setelah nikah. Duhhhh, koq capek banget ya…dan merasa bersalah gitu sama mas Indra (walaupun dia pulang telat juga, diuber kerjaan dari BI).
Jadi dosen? Enak siy…….hanya kali ini lagi bosen, soalnya waktu liburan di akhir minggu jadi kesita sama urusan ngajar.
Mungkin lebih enak kerja dari rumah ya, kayak jadi penulis, kontributor, designer, konsultan, pokoknya segala kerjaan yang bisa dikerjain dari rumah. Pokoknya hanya bermodal komputer, modem, sama keahlian kita deh……..
Atau…enakan di rumah ajah, saban bulan trima duit yang banyak…bisa senang-senang, ga mikirin yang bikin kepala jadi meledak…..mengkhayal ajah! Bersyukur aja lah…..

Udah ah…pengen pulang cepet…kayaknya bentar lagi ini kepala mo meledak!!! Terusin besok lagi aja deh :)