Friday, September 03, 2004

Tentang TakdiR




Kemarin sore aku dikirimin mas Indra imel tentang “jangan memilih dokter terkenal”. Agak tersindir dikit sih. Soalnya Dr. T.Jacoeb tempat aku berobat sekarang lumayan terkenal terutama buat pasangan yang punya masalah dengan fertilitas. Tapi aku memilih dia juga bukan karena aku dengar aja. Yang pasti udah banyak temen2ku dan Wida juga yang merasa cocok ditangani sama dia. Ga tau ya, aku koq kalo urusan dokter suka maen feeling, jadi kalo aku ngerasa yakin kalo ditangani dia, ya udah…ga bakal pindah dokter lagi, sugesti kali ya? Tapi kalo aku nih, dokter itu bukan jaminan untuk sembuhnya seseorang, izin Alloh (yg ini mah absolutely lah!), sama positive thinkingnya seseorang dalam melawan penyakitnya. Ah sudahlah!

Balik lagi ke soal imel, imel tersebut malahan jadi bahan diskusi kita hari itu,
Aku : “ Trus apa maksudnya nih mas tentang artikel yg dikirim.”
MI : “ Ga ada maksud apa2, cuman mo ngingetin aja yang.”
Aku : “ Jadi….salah keputusan buat berobat ke dokter Jacoeb? Sekarang gini deh mas, bukannya Alloh itu tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka tidak berusaha.” ujarku membela diri. “ Lagi pula aku milih ke dokter Jacoeb bukan karena dia terkenal, karena mba ephoy, mba Desi, Wida pun berobat kesana dan Alhamdulillah mereka berhasil, lagi pula aku memilih dia juga karena dia lbh teliti dalam memeriksa pasiennya, kasus per kasus, beda mas sama dokter yg di RSPI.”
MI : “ Sekarang gini deh, kalo yayang ngomong nasib, nasib berhubungan sama takdir khan? Inget ga cerita Sayyidina Umar bin Khatab ketika dia dan pasukannya akan memasuki suatu perkampungan yang penduduknya menderita penyakit yang mematikan, pasukanya khan memaksa melewati kampung tersebut, tapi Umar melarang, karena kuatir pasukannya tertular. Kata salah seorang pasukanya “Mengapa kita harus takut wahai Umar bukankah kalau kita belum ditakdirkan mati, kita tidak akan mati.”
Kata umar, “bukan begitu prajurit, kalo kita tidak melewati kampung itu artinya bukan kita tidak percaya takdir, namun merubah satu takdir dengan takdir yang lain.”

Sejenak aku tertegun mendengar uraian suamiku itu, ada makna tersirat di dalamnya.

MI : “ Sayang, bukan aku melarang berobat ke dokter yang terkenal, namun seyogyanya kita juga waspada, kita juga perlu tau alasan mengapa obat atau tindakan tertentu diberikan kepada kita. Bukan berarti kita sebagai pasien hanya menerima nasib dan menyerahkan semua pada dokter, kita berhak memilih dan berhak mendapatkan yang terbaik.Betul kalau kita harus tetap berusaha namun kita juga tetap tawakal sama Alloh, inget khan artinya tawakal, bukannya pasrah aja lho yang…….”

Kalo udah gini aku cuma bisa diam, sambil mikir, mencari makna dari apa yang sudah disampaikannya. Mungkin bener juga, takdir itu sudah ditentukan, tapi manusia masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk mengganti takdir yang satu dengan takdir yang lain. Mungkin lho……..jadi manusia ga selalu menghadapi kegagalan dengan “ah….udah takdir!!!” trus pasrah dan melegitimasi segala hal atas nama TAKDIR.

Robb Alam Semesta…..beri kami kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan dari Mu, dan jadikan kami hambaMu yang selalu dapat melihat hikmah dari segala cobaan yang Engkau berikan.

------------------------------------------------------------------------------

Buat semuanya....."Have a Nice Weekend Yaaaaaa"


No comments: