Wednesday, June 15, 2005

Bahasa Cinta (saatnya mengajak si Uda kecil berkomunikasi)




Banyak ahli yang bilang jika pendidikan bagi seorang anak itu sebaiknya dimulai sejak si anak masih di dalam kandungan. Sounds impossible ya…soalnya khan, gimana janin mo denger, wong dia terhalang terbungkus amnion dan terletak dalam rahim yang kokoh, belum lagi kalo perut ibunya yang tebal (yang ini gara-gara kebanyakan lemak, hehehe, seperti aku *mode wink*). Tapi…itulah kebesaran Allah, even janin yang imoet dan tak berdaya itu, ternyata mereka diberi kemampuan untuk bisa mendengar suara yang jauh dari jangkauan mereka.

Seorang sahabat, ketika dia mengandung anaknya, seringkali kudengar dia berbicara pada bayi yang kala itu masih berada di dalam perutnya, katanya, “nak….nanti kalo lahir jangan nyusahin ibu sama bapak yaaaa”, waktu itu dia habis cerita kalo anaknya kelak diperkirakan akan dilahirkan lewat operasi caesar, yang pastinya membutuhkan dana yang ga sedikit, padahal waktu itu suami sobatku itu masih menganggur. Entah karena anak itu memang mendengar, atau doanya didengar Allah, akhirnya dia bisa melahirkan anaknya itu normal dan selamat. Subhanalloh ya!

Lain lagi cerita Gagah, anak adikku. Sejak masih di dalam kandungan dia sering ditinggal bapaknya tugas berjauhan dengan ibunya, jadi mau ga mau adikku harus mengatasi segala permasalahan sendiri, termasuk persoalan yang timbul selama masa kehamilannya. Ketika kehamilannya telah mencapai trimester kedua, bapak si Gagah, sering membisikkan pada anaknya yang masih didalam perut ibunya, ketika dia pamit hendak bertugas dengan kata-kata, “nak…..jangan nakal yaaaa, harus nurut sama ibu, jaga dan temani ibu selama bapak tugas yaaaaa.”
Percaya ga percaya, anak itu sepertinya sudah terbiasa untuk diajak berkompromi. Kalo mo ditinggal ibunya ke kantor, lazimnya anak-anak seumur dia, pasti ngamuk, ngambek, dan melarang ibunya pergi. Adik saya hanya sebentar memberinya pengertian, “ibu khan harus berangkat kerja, nyari uang buat Gagah sekolah, nanti sore kita main sampai puas yaaa, nanti ibu telpon Gagah dari kantor….” amazing, dia nurut!

Pasti pernah denger donk tentang faedah musik klasik dalam menstimulasi kecerdasan anak, beberapa orang sobat-sobatku di kantor pernah mencoba, ga ngerti gimana hasilnya, yang pasti ada beberapa anaknya sobat yang untuk me-nina-bobo-kannya cukup dengan memperdengarkan musik klasik, anak-anak mereka langsung tertidur dengan pulas. Artinya, mungkin karena mereka terbiasa mendengarkan musik tersebut sejak masih dalam perut ibunya (walaupun aku sendiri ga mempraktekannya, abis gimana ya…ga doyan musik klasik siyyyy, heuheuheu).

Hehehe, kalo kami sendiri, sekarang ini lagi seneng membangun komunikasi dengan si Uda kecil. Sesuatu yang kami sebut sebagai Bahasa Cinta, caranya……yang pasti saban Abi-nya berangkat kerja, dia pasti ngusap-ngusap perut buncit ini, sambil bilang, “Abi berangkat yaaaa, doain Abi biar dapet rizki yang halal dan banyak” gitu katanya sambil mengecup perut buncit ini. Kadang-kadang, anaknya membalas dengan kedutan halus, yang bikin aku kegelian sendiri.
Trus, sometimes di kantor, ketika aku sedang sibuk kerja, si Uda kecil ini lonjak-lonjak sendiri di dalam perut. Kalo udah gitu, aku suka jahil sendiri, aku balas gerakannya dengan gelitik halus tiga jari di bawah pusar, ehhhhh….dia ngebales lho!!!! Dengan kedutan yang ga hanya sekali, tapi bisa beberapa kali. Kata temen-temen yang sudah pernah hamil lebih dulu, bayiku ini sedang renang-renang, mencari posisi yang nyaman buat dirinya. Paling tidak, responnya tersebut menandakan bahwa si Uda kecil mau diajak berkomunikasi dengan kami orang tuanya.
Kalo udah gitu, aku langsung telpon Abinya, trus mike teleponnya aku dekatkan di perut buncitku, paling Abinya trus bilangin anaknya, “jangan lonjak-lonjak trus ya nak…kasihan Ummi-nya, ntar kebelet pipis trus” hahahaha, padahal kalo si Uda kecil ga gerak, aku paniknya setengah mati.
Stimulasi dengan sentuhan di perut ibu (kata buku) bisa menstimulasi kecerdasan bayi sejak dini (sekali lagi, kata buku lhoooo).
Trus dari sekarang nih (sejak si Uda kecil bergerak-gerak), setiap akan melakukan sesuatu, aku selalu mengajaknya lewat sapaan aku, sebab kata nini (adik kakek-bahasa Sunda), ini juga salah satu cara untuk mengajak si anak berkomunikasi sejak dini, jadi…bila hendak makan, sholat, tilawah, maupun hendak pergi kemana pun, aku selalu menyapanya dengan, “nak…kita makan dulu yuk…kamu makan yang banyak yaaaa” atau, “kita sholat dulu ya nak”, yah…mudah-mudahan aja, sejak dini sudah bisa aku kenalkan dengan Islam, sebagai agamanya kelak.

Ya buat kami berdua, sentuhan dan sapaan adalah Bahasa Cinta yang menjembatani komunikasi antara kami dengan si Uda kecil. Dengan menstimulasi anak kita sejak masih di dalam kandungan dengan sapa dan sentuhan, artinya kita telah membangun suatu komunikasi sejak dini dengan mereka dan membuat hubungan antara anak dengan orang tuanya semakin dekat dan hangat (cieeeeeeee, kompor kali!).

Hal lain kami belajar, ternyata membuat anak gemar membaca juga katanya…..bisa diajarkan sejak dini, biasanya ibu yang semasa hamilnya gemar membaca, InsyaAllah anak-anaknya kelak akan ikut gemar membaca (yang ini dah pernah dibuktikan oleh salah seorang sobat).
Jadi kalo ingin anaknya gemar membaca, better kita juga harus gemar membaca sejak dia masih dalam perut kita.

2 comments:

Anonymous said...

iya tita...jadi inget bukunya sih van de carr ya?your own prenatal classroom.

tapi sih intinya- kalo menurutku nih- ngasih dan nunjukkin kasih sayang pun sejak dalam konadungn. baik diajak ngomong, dielus..disun.. :D

duh seneng ya tita..

gimana geraknya dah makin heboh.. :)

-ari-

kuspoes said...

hoee he he he banyak gerak bisa sehat loh , yg lincah yah , ntar kalo dah gede oom ajak main bola deh insha Allah

:)

http://kusaeni.com