Monday, March 07, 2005

Ketika Banjir Menyentuh Nurani




Banjir tuh emang nyebelin, aku memutuskan balik ke rumah mamah di jatiwarna, gara-gara kemaren Kamis (03-03-05), tempat mama di Duren Sawit banjir, dan airnya masuk ke kamar! Kejadiannya berlangsung tengah malam menjelang pagi (sekitar jam 01.00 dini hari gitu deh!). Kami berdua betul-betul ga nyangka kalo airnya masuk sampai ke kamar kami, soalnya paling banter air masuk sampai dapur aja. Duh…buku-buku dan peralatan ngajarku habis semua, kerendem banjir. Foto-foto pernikahan kami nyaris jadi korban, Alhamdulillah sempat diselamatkan berikut klise-nya.

Ehhhh, ternyata, kemarin minggu tuh sebagian saudara kita di Bekasi Selatan dapat rejeki banjir juga! Kemaren hampir semua berita di televisi memberitakan peristiwa ini (hehehe, kecuali spacetoon, soalnya masih siaran percobaan). Karena ada salah satu tanggul Sungai Cikeas yang Jebol, beberapa wilayah di Bekasi Selatan jadi terendam banjir. Ga tanggung-tanggung, banjirnya mencapai 2.5 M, Masya Allah!!! Beberapa wilayah yang sempat aku dengar terkena banjir adalah perumahan Kemang IFI, perumahan Pondok Gede Permai, Perumahan Villa Nusa Indah (entah yang seri berapa nih, pokoknya yang paling deket kali mungkin yaaaa), Perumahan Bumi Satria Kencana, Perumahan Villa Jatirasa (hah?!). Yang terakhir ini cukup membuat kita berdua terkejut dan ketar-ketir. Pasalnya, our future home terletak di depan lokasi perumahan tersebut. Kalo kami berdiri di belakang rumah kami, sejauh mata memandang akan tampak atap-atap dari perumahan Villa Jatirasa. Artinya, lokasi perumahan ini memang cukup rendah dibanding tempat kami tinggal kelak.
Minggu siang, Mas Indra sempat mendatangi lokasi rumah kita, trus disana dia dapat kabar bahwa perumahan yang lokasinya lebih rendah dari perumahan kita terendam banjir hingga 2.5-3M. Mas Indra bahkan sempat melihat dari belakang rumah kami, beberapa penduduk yang menyelamatkan diri ke atas atap rumah mereka. Lokasi perumahan kami akhirnya menjadi salah satu tempat evakuasi, terutama mobil-mobil milik penghuni perumahan tersebut. Denger-denger, beberapa perahu karet sempat di operasikan untuk mengevakuasi warga yang terkena banjir tersebut.

Duh….kalo liat seperti itu, kayaknya koq aku masih harus lebih bersyukur. Ya iyalah! Sementara aku hanya mengalami kebanjiran 3 cm aja udah panik, ketakutan kayak mo diserang Tsunami. Gimana mereka yang rumahnya terendam hingga 2.5-3M yaaaaa. Aku yang kebanjiran 3 cm aja ribut karena karpet di kamar jadi basah dan susah kering, trus jadi bikin bau kamar lagi, gimana yang banjirnya lebih besar ya….yang mungkin lumpur yang tebal akan menghiasi rumah mereka.
Duh….ampuni hambaMu yang tiada pernah bersyukur ini Ya Robb……..

2 comments:

abhirhay said...

saya selalu suka kesini... bukan cuma karena ada sipu bunda mentari ditatap ayah pelangi... bukan!... bukan cuma itu. aku suka mampir kesini karena di tiap ujung tulisan selalu ada telaga tempat mengaca. mengacai hari-hari yang tersibuki daki. yang membuat alpa bahwa untuk melesat ke angkasaNya, kaki harus kuat menjejak ke tanah. sementara, hidup terlalu sering terjalani dengan mengapung. tak memijak lesak, tak pula melesat pesat. salam

Anonymous said...

Dibalik Banjir ada hikmahnya, unsur kebersamaan, kekeluargaan, kepedulian dan senasib sepenanggungan jadi satu membuat kita betah di Villa Jati RaSa walaupun rawan "BANJIR"