Tuesday, October 19, 2004

Ketika Abi Meneteskan Air MatA.....




Masih pada puasa??? Alhamdulillah kalo pada masih, aku doain smoga sehat dan puasanya tetep lancar sampe akhir Ramadhon nanti.
Pengen crita tentang suami aku, tadi pagi ba’da Shubuh, aku ngeliat di sudut matanya ada cairan bening mengalir, trus waktu aku tanya, mendadak dia jadi sesenggukan ghitu, aku engga pernah liat mas Indra nangis dari sejak kami menikah, pun ketika hari pernikahan kami. Apa pasal? Dia bilang, “Aku teringat bapak dan ibu tua yang ada di acara tivi Minggu kemaren yang”, aku jadi tersenyum kecut mendengar penjelasan dia.

Tau engga kami nonton acara apa Minggu kemarin? Kira-kira menjelang maghrib (ato abis Maghrib ya?!) di SCTV ada acara reality show judulnya TOLOOONG. Format acaranya menampilkan si pembawa acara (host) minta tolong pada orang di pinggir jalan, trus kalo orang itu mau menolong, si penolong itu (yang kebanyakan kaum dhuafa) akan diberi imbalan uang (tanpa diberi tau sebelumnya, jadi kira-kira mengukur keikhlasan yang memberi bantuan).

Contohnya waktu sang host pura-pura jadi mahasiswa yang belum dikirimi uang dari ortunya di daerah. Dia minta tolong sama tukang cukur di pinggir jalan untuk mencukur rambutnya, dengan alasan dia mau ketemu dosennya dan dosennya tersebut engga suka liat mahasiswa yang rambutnya gondrong (baca: engga rapi). Tapi dengan jujur si host acara tersebut di awal sudah bilang, kalo dia engga punya uang, “belum dikirimi ortu” katanya. Beberapa tukang cukur menolak, alasannya “engga mau dihutangi!”, ada satu orang tukang cukur yang dengan ikhlas akhirnya mau menyukur rambut sang host.
Kata bapak tua itu waktu ditanya alasannya mau menolong “Lho…dalam hidup ini khan kita harus tolong-menolong”….duh…betapa naïf-nya dia, sementara banyak orang menolong (mungkin termasuk saya) dengan pamrih. Sedang si bapak tua itu, yang saat itu pun dia sedang sepi langganan, dengan ikhlas mau menolong seorang mahasiswa yang lagi cekak (inget nugie ;p). Karena keihklasannya itu sang host memberi dia sejumlah uang (entah 100 ribu atau lebih, lupa ;p).

Cerita bergulir terus sampai ketika sang host meminta pertolongan pada pasangan pemulung (atau gelandangan) tua. Dia meminta sedikit air dari sang Ibu, katanya untuk berbuka. Tau engga, ini yang membuat mas Indra terharu sampai cairan bening di sudut matanya menetes (sementara buat aku mah, sedikit trenyuh…tapi ya ga sampe air mata netes gituh), si Ibu tidak hanya memberi air (dalam botol Aqua bekas) tapi juga dia beri si host (yang menyamar jadi orang yang sedang berpuasa) sedikit penganan. Padahal tau engga, kayaknya buat mereka makan aja rasanya sulit. Dulunya mereka tinggal di bantaran sungai, tapi karena pinggir sungai itu longsor, dan menghanyutkan rumah mereka, mereka sekarang tinggal di pinggir jalan (entah di daerah mana itu), dalam sebuah tenda (soalnya engga bisa dibilang rumah) yang hanya beratapkan terpal dan berdinding kain bekas spanduk. Tau engga apa alasan mereka menolong, mereka bilang, mereka pernah pada posisi seperti si host yang menyamar, saat mereka butuh makan, tapi engga ada yang bisa dimakan, sementara uang pun mereka engga punya. Yak ampun rasa EMPATI seperti itu koq bisa dipunyai oleh orang yang sepatutnya mereka harus lebih dikasihani!

Aku jadi merasa tersindir, selama ini kalo ada orang minta tolong rasanya aku masih mikir 2-3 kali untuk langsung menolong, belum lagi pikiran “yeeeee, gw aje masih banyak utang….loe mo ngutang sama gw lagi!” atau “lagh…wong gw aja butuh duit, loe lagi mo minjem sama gw!”
Astaghfirullah! Biarpun engga aku ucap langsung ke orang yang berkepentingan (baca: nge-bathin aja), rasanya koq aku masih bakhil ya?! kalo ada yang datang pada aku minta pertolongan, dan aku ga mo nolong mereka karena aku emang lagi ga bisa nolong.
Trus kalo aku berhitung..dan hitung…dan hitung…dan hitung…MasyaAllah!!! Aku koq kotor banget siiii, penuh dengan debu. Smoga Ramadhon ini Allah mengijinkan aku agar masih bisa membersihkan debu itu (walaupun hanya setitik). “Karena noda datang tiap hari dan tidak cukup satu-dua ibadah buat membersihkannya” (itu juga kalo diterima!).
Hummmm…tiba-tiba aku merinding, inget diri sendiri.
Kalo mas Indra ga inget acara itu lagi trus jadi terharu, kali aku ga merenung kayak gini ya.

Thanx Abi …..buat pelajarannya di Shubuh ini. I love U!!!


1 comment:

Hani said...

saya juga nonton tuh bunda acara tolooong yang ada pasangan lansia yang tinggal emperan yang kasih minum ama makan untuk reporter tolooong yg minta makan dan minum untuk buka. subhanallah...saya terharu luar biasa. acara reality show seperti itu mestinya diperbanyak ya bunda, bagus untuk membangkitkan kesadaran setiap orang :)