Monday, January 31, 2005

Tell Her/Him Now!



Kemarin Jumat aku nonton sama mantan pacar. Ceritanya pengen mengulang masa-masa pacaran (maksudnya awal-awal pernikahan, yeeeeee curiga aje). Bubar kerja, kita janjian ketemuan di kantor mas Indra (aku yang memilih menyusul dia ke kantor, soalnya lagi pengen nge-busway wae euy!!!), kelar sholat maghrib kita ke TIM, soalnya relatif dekat dan ada film bagus yang pingin aku sama mas Indra tonton.

Judul film-nya If Only, yang main, Jennifer Love Hewitt sama Paul Nicholls. Cerita yang ber-setting di negaranya Pangeran Williams, mengisahkan bagaimana seorang pria yang diberi kesempatan kedua untuk mengungkapkan betapa dia sebetulnya sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya (wuihhhhh, romantis banget yaaaaa, cocok dah buat nonton berdua sama yang disayang).

Jadi ceritanya, Samantha, seorang mahasiswi tingkat akhir sekolah musik yang memiliki seorang kekasih, Ian, yang ambisi mengejar karirnya. Cinta Samantha yang tulus pada sang kekasih seolah dikalahkan oleh cita-cita sang kekasih dalam mengerjar impian karirnya. Beberapa hal kecil sempat dilupakan sang kekasih, seperti menghadiri graduation partynya, her 1st concert, hingga kampung halaman kekasihnya di Ohio pun selalu tertukar dengan Indiana. Pokoknya Ian tuh memang tipikalnya lelaki kerja jaman sekarang yang di kepalanya hanya ada kerja…..kerja….dan kerja…..(hehehe, pengalaman pribadi). Hingga suatu ketika, kecelakaan yang merenggut nyawa Sam menyadarkan Ian betapa sebetulnya dia menyayangi Sam dan sangat kehilangan kekasihnya itu. Dia menyadari betapa Sam sangat dan dengan tulus mencintainya (sampai-sampai dia menuliskan lirik lagu tentang betapa dia mencintai Ian).

If only he’d told her what he really felt, If only he still have time to show how much he love her, If only he could re-live his last day with her and put things right…..if Only…..

Yang ada hanya penyesalan…..

Keesokan pagi setelah kematian kekasihnya itu, Ian dikejutkan oleh peristiwa dimana dia seperti diberikan kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya pada kekasihnya dan menghapus penyesalan yang dirasakannya. Ian mengalami De Javu. Ceritanya, dipagi itu, semua kejadian yang dialaminya kemarin berulang lagi, hanya dalam bentuk lain. Akhirnya Ian menyadari bahwa memang ia benar-benar diberi kesempatan untuk memperbaiki kejadian sebelum kematian kekasihnya itu, dan hal-hal yang romantis terjadi.

Ceritanya sih sederhana (sangat sederhana). Pesan yang ingin disampaikan film ini, If you love someone…..tell her/him that you love her/him, show how much you love her/him, coz we never know when our time will end………
Buat kami sendiri, film ini memberi kami inspirasi dikala waktu serasa tidak berpihak pada kami dan ego menguasai kami masing-masing, (mas Indra, dia langsung senyum-senyum sendiri “hehehe, ini film nyindir aku yaaaaa” gitu katanya). Aku juga mungkin begitu, terkadang aku mengabaikan mas Indra, ketika asyik dengan acara mengajar. Kadang, kita dan pasangan kita memang butuh waktu untuk hanya berdua, me-recharge cinta kita. Bukankah cinta itu harus tetap dipelihara?

Overall, film ini menarik buat ditonton (biarpun telat, soalnya orang lain mah udah pada nonton duluan kali ;p), menghibur banget, ada pesan yang bisa diambil (minimal membuat kita tersenyum dan saling melihat ke diri kami masing-masing) betapa sebetulnya ada orang yang selalu menunggu kita di rumah dengan sejuta (lebih mungkin yaaaa) cinta buat kita.


Note: buat Uni….jangan nakal lagi yaaaaaa, bentar lagi khan Uda pulang ;p


2 comments:

yaya said...

Hiks...sedih ya mbak filmnya?nonton aaaah...tp karena yaya msh single,nonton sendiri aja kaliii...

t.w. said...

kapan yah pondok gede punya bioskop... bisa janjian tiap minggu tuh kita teh.. :D
teh..teh... nonton bride and the prejudice tuh...
film teteh buanget :p