Monday, February 14, 2005

Ketika akhirnya aku suka SINETRON

Uffff…It’s Monday (lho koq Uffff siy?!), masuk minggu-minggu bikin laporan seperti sekarang ini, Alhamdulillah ga terlalu bete seperti biasanya, mungkin efek liburan dua Rabu-Kamis kemarin kali ya….coz I really enjoy it!!! Relax banget euy!

Semalem aku nonton RAHASIA ILLAHI di salah satu televisi swasta. Biasanya acara tersebut mengambil waktu Senin malam, entah kenapa kemarin tuh jadi Minggu malam, trus episodenya ulangan, tapi ga pa-pa, soalnya yang duluan cuma nonton depannya doank ;p

RAHASIA ILLAHI tuh sinetron gitu lah! (I hate sinetron but not this!), yang mengangkat (katanya) kisah nyata tentang bagaimana Allah memberi contoh kepada yang masih hidup bahwa azab tuh bisa diturunkanNya ketika seseorang itu masih di dunia, ketika ruh telah tercerabut dari jasadnya. Tanpa mempersoalkan , ini kisah nyata or sungguhan, hanya berusaha memperoleh I’tibar dari tayangan tersebut. Episode semalam tentang seorang perempuan tua yang ditolak jasadnya oleh bumi (naudzubillahi min dzalik), saat penggali kubur selesai sejenak dari pekerjaan menggali kubur si perempuan itu, saat itu pula kubur menutup kembali seolah menolak kehadiran jasad si wanita dalam pelukannya. Di kisah semalam itu diceritakan si Ibu pernah melakukan dosa besar di masa hidupnya dan tiada pernah ada penyesalan terlintas di hatinya. Dikisahkan bahwa si Ibu telah menghilangkan nasab dari beberapa orang bayi pasien di tempatnya bekerja, si Ibu juga berlaku syirik, melakukan riba dan zina.

Dikisahkan juga akibat perbuatannya itu si Ibu selama 7 kali menunaikan ibadah haji, selama 7 kali itu pula dia tidak bisa melihat Baitullah (sekali lagi naudzubillahi Min Dzalik). Akhir cerita jasad si ibu tadi dibakar (nah…ini yang bingung, soalnya sosok yang membakar si Ibu tuh pake jubah hitam, kayak rahib-rahib jaman Robin Hood gitu, aku sendiri have no idea, malaikat kah? Iblis kah? atau orang yang menyamar?). Ga penting lah, yang penting pesan dari tayangan itu sendiri "Hai manusia...segeralah memohon ampunan dari Tuhanmu"

Hummmmm, syerem yaaaa, jadi berkaca sama diri, bagaimana bila saat itu tiba diri masih terbalut debu dosa, bagaimana bila saat itu tiba ampunan itu belum diberikanNya, bagaimana bila saat itu tiba sebelum kita menyadarinya……….tiba-tiba aku merasa dingin, ketakutan menyergapku. Apa aku sanggup menghadapi siksa kubur.
Perlahan aku geser dudukku mendekati mas Indra, takut……..


Yang…….pindah bobo’ deh!”sentuhan lembut mas Indra di bahu menyadarkan aku.
Aku menggeleng dan berujar, “ngeri ya mas……..aku koq tiba-tiba takut mati ya …………”tuturku polos.
Dia hanya tersenyum, hummmmm lelaki yang sudah menemani hidupku setahun belakangan ini menatap dalam-dalam dan berkata,
Makanya, rajin-rajin menghisab diri, jadi kita terus ingat untuk mempersiapkan diri menuju perjalanan akhir kita
Aku hanya mengangguk-angguk, setuju…..
Tau nggak, terkadang kita tidak menyadari, hanya karena lisan kita saja, kita bisa menjadi orang yang tekor dengan amalan kita. Kita merasa sudah beramal banyak dalam hidup kita, tapi kalo bergunjing saja masih menjadi hobi, boleh jadi kita akan menjadi manusia yang tekor di akhirat kelak”kata mas Indra sambil mengusap kepalaku. Katanya lagi, “dosa kecil yang sering kita tidak menyadarinya, makin lama malah bisa jadi dosa besar, iya ngga? Itu baru salah satu contoh, masih banyak khan kekhilafan yang mungkin saja kita lakukan, makanya hati-hatilah dalam bertutur dan bertindak, jangan membuat Allah murka.
Hehehe, iya ya mas.”aku nyengir, ingat sama kebiasaan burukku. Buatku sindirannya sebagai pengingat langkahku di hari-hari ke depan.

Malam pun kian larut, seiring dengan akhir tayangan acara tersebut di televisi, kami pun bersiap menuju peraduan.
Terima kasih Ya Allah, hari ini telah kau berikan kami pelajaran dan peringatan.

Ya Allah aku berlindung dari azab neraka dan azab qubur dan fitnah selama hidup dan mati dan fitnah dari dajjal

1 comment:

Anonymous said...

Halo Bu... Iya saya dulu di JIP masuk 94. Emangnya ibu jurusan apa? kalo angkatan 94 mah musti pernah ketemu.