Monday, December 13, 2004

Kenapa Sophie?




Ya…kenapa Sophie, kemarin liat advertorial spot-nya salah satu televisi swasta. Gileeeeeee mennnnn……mosok dia mo bikin “Exclusive menjelang hari bahagia Sophia Latjuba”. Engga sirik sih. Cantik….ya…memang dia cantik. Terkenal…udah pasti! apalagi dengan tingkah lakunya yang SENSASIONAL!!!
Cuma yang sekarang menari-nari dalam pikiran aku, kenapa hari-hari menjelang pernikahannya harus menjadi tayangan yang eksklusif, diliput sampai seminggu lamanya?

Terus terang aku mengagumi profesi wartawan, mereka selalu punya semangat berjuang dalam mendapatkan berita. Apapun akan diterjangnya demi mendapatkan berita. Ga peduli meskipun harus menyabung nyawa (cieeee, iya donk! Wartawan untuk di daerah konflik toh?!). Tapi koq masih ada yaaaa wartawan yang mencari berita demi hal-hal picisan kayak gini. Sorry yaaa kalo yang baca ada yang wartawan. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada profesi itu, apa masih cocok ya, acara macam meliput seseorang selebritis terkenal dijadikan siaran langsung ataupun berseri di media televisi?
Kenapa engga menayangkan acara-acara yang lebih bernilai mendidik? Apalagi pada jam yang lebih banyak anak-anak kita yang akan menonton televisi (sore toh?!).
Aku masih lebih salut pada televisi yang menayangkan acara dunia binatang, atau acara petualangan menyelusuri indahnya negeri kita ini.
Aku koq merindukan tayangan yang bisa menggugah nurani bangsa ini daripada sekedar menghibur, setelah itu selesai, tanpa kesan.
Bukankah masih banyak tokoh-tokoh besar lainnya yang bisa diangkat kisahnya?
Kenapa bukan orang-orang seperti Panglima Besar Sudirman, Hamka, YB Mangunwijaya, Ibu Sud, ataupun orang-orang besar lainnya dibidangnya, yang masih bisa diangkat kisah dan perjuangannya. Apa sih yang mo kita ajarkan dan tinggalkan kepada anak-anak kita kelak? Rindu euy, pada tayangan yang punya nilai lebih, daripada sekedar mengurusi kehidupan orang lain yang (menurut aku yaaaaa) ada ga sih nilai yang bisa kita jadikan panutan.

Kalo hanya mencari hiburan, kenapa ga nonton film aja sekalian yaaaa (atau sekalian nonton ‘Dora The Explorer deh, biar tambah pinter! Hehehe, ga nyambung khan?!).’

Atau sedemikian parahkah bangsa kita, sampai-sampai mengorbankan nurani demi materi?

***

Notes: ditulis ketika sedih melihat televisi Indonesia yang semakin ga keruan.


1 comment:

yaya said...

Bener mbak...kyknya gak penting banget deeeh. So what gitu lho kl dia mau nikah???bknnya ngiri...tp....helooooo....kyknya pamer banget..