Monday, December 06, 2004

PETiR




Ada yang suka nonton Penghuni Terakhir ga? Trus ada yang nonton penghuni terakhir ekstradisi tanggal 27 Nov yang lalu? Mungkin dikit ya, soalnya ada yang lebih menarik di channel TV lain, forrest gump!

Kita berdua sempet nonton episode ekstradisi PETIR tanggal 27 Nov, dan sedikit gregetan. Ada salah satu anggota PETIR (stands for PEnghuni TerakhIR) yang minggu sebelumnya jadi Boss pada saat ekstradisi tanggal 27 Nov harus duduk di kursi calon terekstradisi. Minggu sebelumnya si Bapak ini (kebetulan kita berdua ngejagoin dia, soalnya kayaknya orangnya bae banget, hehehe, keliatannya lho……) jadi penyelamat orang yang jadi Boss di ekstradisi tanggal 27 Nov. Engga tau mungkin ini yang namanya “roda ga selalu di atas” nasib si Bapak tergantung pada orang yang sudah diselamatkannya. Sebagai info juga, si Bapak ini, katanya sih, belum pernah duduk di kursi ekstradisi sebelumnya (soalnya aku jarang nonton juga, jadi rada-rada ga ngikutin) dan katanya juga, dia ini jagoannya ibu-ibu (karena bae itu kali ya? Kliatan koq dari tampangnya, sekali lagi keliatannya lho…..), trus juga selalu dapet dukungan yang banyak (tapi kita berdua ga pernah ikutan ngirim sms, sayang pulsa euy, hihihi).
Nah…ketika saat si Boss diberi kesempatan menyelamatkan seorang yang seharusnya terekstradisi, ga diduga, yang dipilih dia bukan si Bapak yang telah menyelamatkannya, dari kursi ekstradisi melainkan seorang yang berkepala plontos yang selama ini justru telah mengecewakannya. Alasannya Tuhan juga memberi kesempatan umatNya buat bertobat (hehehe, naïf amat yak). Dan si Bapak pun kedudukannya semakin terancam.

Udah gitu saat ekstradisi tiba, hal yang diluar dugaan terjadi lagi, aku pikir si Bapak yang akan diselamatkan, karena dia dianggap sebagai penasihat oleh anggota yang lain dan kayaknya dia penengah kalo di antara mereka terjadi konflik. Diluar dugaan si Pemegang Kunci (yang punya tugas mengekstradisi) justru mengekstradisi si Bapak yang baik itu dan menyelamatkan seorang yang berbadan tambun yang sebetulnya orang ini selalu pesimis untuk menjadi pemenang (beda sama si Bapak yang punya keyakinan dan selalu optimis) dan dia pun sudah pernah diekstradisi sebelumnya namun mendapat kesempatan masuk lagi menjadi anggota PETIR.

Jadi ngambil pelajaran ni dari setori para PETIR itu. PERTAMA, jangan pernah berharap kebaikan kita akan dibalas orang yang kita tolong, karena terkadang mereka malah lupa sama kita. Mencoba berlapang dada aja lah….Hey…God does not sleep, does He?!
Dan jangan terus berharap pertolongan kita itu akan dibalas dengan pertolongan juga, karena ujung-ujungnya (lebih) sering menyakitkan (walaupun kita harus selalu ber-khusnudzon). Ya kayak si Bapak itu deh…..hampir dari semua anggota PETIR sudah diselamatkannya, tapi, justru dia disaat-saat hampir mendekati saat kemenangannya, justru terdepak oleh teman-teman yang pernah menolongnya itu.
Yang KEDUA kalo kita sudah melihat keberhasilan di depan mata, bukan terus kita boleh tidak hati-hati, terkadang, karena kelalaian kita, kesempatan itu akan pergi (soalnya pembelaan diri si Bapak tidak se-gigih anggota calon terekstradisi lainnya, mungkin karena dia yakin akan menang, seperti tuturnya di satu tabloid wanita hari ini). So…sebelum tujuan tercapai, keep on fighting men, jgn lengah! Dan jangan terlalu yakin-lah kalo kemenangan sudah di depan mata, takutnya malahan kita jadi lupa dan ga awas ghitu.
KETIGA, jangan lupa bahwa Allah-lah yang punya keputusan terakhir (setelah kita berusaha donk!) dan Allah pula yang tau yang terbaik buat kita (hehehe, mungkin lebih baik si Bapak yang baik itu terekstradisi daripada ngumpul sama yang bukan muhrimnya, lho…karena kan ada si INDRI! Mungkin lho……….).
KEEMPAT, it’s just a game, jangan jadi serius ah! (hehehe)

Note: sebenernya…aku nulis ini karena kena imbasnya ibu-ibu yang ikutan suebel, gara-gara Pak Asep TEREKSTRADISI (hehehe). Btw, yang terekstradisi semalem sapa yak? Ga nonton euy, lebih menarik nonton PHILADELPHIA.


1 comment:

yaya said...

yang ter-ekstradisi semalam alex....horeeeeee :))